"Sudah ku katakan namaku Sarah bukan sarang! " seru Sarah pada polisi yang membawanya itu.
Meski belum fasih bahasa korea, tapi dia mengucapkan dengan jelas apa yang dia katakan.
Dia masih saja harus menjelaskan pembetulan ejaan namanya pada mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shikacikiri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
04..........Thriller?
Bos Nam menyuruhnya bicara.
"Katakan padanya, bagaimana dengan sambutan kami, apa mereka puas? " ucap Bos Nam.
Sarah mengulang dengan bahasa Inggris. Seseorang dari mereka menatap, tersenyum kemudian menjawab.
"Cukup, baik" jawab Sarah, tapi tak mengatakan semua yang diucapkan mereka.
Bos Nam sadar, karena apa yang mereka katakan tidak sependek yang Sarah ucapkan.
"Bicara yang betul! " Bos Nam melotot.
Sarah memalingkan wajahnya, dia merengut.
"Mereka bilang aku terlalu manis untuk jadi penerjemah" ucap Sarah merasa tak sudi mereka puji.
Bos Nam tertawa terbahak-bahak.
"Katakan pada mereka bahwa mereka bisa memakai mu jika mereka ingin" ucapnya terus menghisap rokoknya.
"Kau pikir aku gila mau mengatakan hal brengsek seperti itu! " Sarah mengumpat dengan seluruh tenaganya.
Pria yang tadi memperhatikan nya tertawa terbahak-bahak.
"Mereka ini sangat lucu, apa benar mereka ini tukang jagal organ? " ucapnya dalam bahasa Inggris.
"Apa katanya? " tanya Bos Nam.
"Kalian bodoh, kalian pikir mereka tidak bawa penerjemah sampai menyuruh ku jadi penerjemah? " Sarah benar-benar marah.
Situasi bodoh ini kemudian jadi tegang karena saat Bos Nam akan memukul Sarah, pihak asing itu menahan.
"Berikan dia padaku, aku akan jadi pelanggan mu" ucap mereka, ingin membawa Sarah sebagai syarat.
"Tidak mau, tidaakkkkkk......! "
Suara Sarah memekik lengking di aula kosong itu.
Tak lama kemudian, suara sirine polisi terdengar, tembakan demi tembakan terdengar dari luar.
Sarah menggunakan kesempatan untuk. kabur, tapi tangan pria asing itu terus menggenggamnya.
"Lepaskan aku! " Sarah terus meronta.
Pria itu tak bergeming, dia malah menarik Sarah ke belakang gedung dan membawanya.
"Ikut dengan ku, aku bisa membawa mu pulang!" ucapnya.
Sarah terheran, sejenak dia ikut menurut padanya, hingga mereka hampir mencapai helikopter yang sepertinya memang disediakan untuk pria itu kabur.
Tapi, lamunannya buyar saat dia berpikir tentang kedua putrinya. Sarah mengambil kayu yang ada di dekatnya saat lewat dan memukul tangan pria itu. Nasib baik, kayu itu ada pakunya, tangan pria itu langsung terlepas karena terluka.
"Kenapa?" tanyanya heran.
"Aku tidak mau, aku tidak akan pergi kemanapun" jawab Sarah.
Sarah mantap dengan pilihannya. Entah kenapa tapi pria itu seolah tau bahwa Sarah datang kesana tanpa tujuan dan ingin membantunya. Tapi entah kenapa juga, Sarah seolah tak mau pergi, dan merasa di Korea dia akan baik baik saja.
Polisi mulai mengejar, pria itu tak punya waktu lagi. Dia meninggalkan Sarah yang terdiam dan akhirnya diselamatkan polisi.
"Kamu ga apa-apa? " tanya polisi.
'Ah sialan, jika polisi menangkap, berarti aku pulang' sesal hati Sarah.
Sarah dan wanita-wanita lainnya naik truk, mereka dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan dan akan dipulangkan.
Namun, seorang polisi menunjuk ke arah Sarah yang menundukkan kepalanya di lutut.
"Hei, mereka memanggil mu" ucap wanita di sebelahnya.
Sarah mendongak, dia menatap Yoo Jae Suk yang tersenyum ke arahnya.
Sarah bangun dan menghampiri.
"Kenapa? " tanya Sarah lesu.
"Atasan ku ingin bertemu" ucap Jae Suk.
Sarah dibawa ke kantornya.
"Hallo, saya Kim Young Jae, kepala Polisi kota Jeju" ucap kepala Polisi dengan menjulurkan tangannya meminta jabat tangan Sarah.
Sarah menyambut dengan kedua tangannya.
"Sarah Amalia" jawabnya.
"Ahhh, Sarang" ucap Kim Young Jae.
"Tidak.... Sarah, S.. A... R... A... H" dia mengejanya dalam bahasa Inggris.
"Sarah! " di menekankan.
"Tapi Sarang juga bagus kan? " ucap Young Jae.
"Apaan sih! " keluh Sarah dengan bergumam dalam bahasanya.
"Hahaha, kau mengumpat dalam bahasa mu? " tanya Young Jae.
"Tidak Pak, dia hanya kesal anda memaksanya memakai nama Sarang" ucap Jae Suk.
Sarah melirik.
"Kami ingin ucapkan terimakasih atas apa yang sudah kamu lakukan, petunjuk itu sangat berguna" ucap Young Jae.
"Ahhh, sama sama. Saya juga ucapkan terimakasih karena sudah datang cepat" ucap Sarah.
"Kami akan memberikan hadiah kepulangan gratis untuk mu" ucap Young Jae.
Sarah mengerutkan dahinya.
"Aku diberi hadiah pulang gratis?" tanya Sarah heran.
"Ya, betul" Young Jae menjawab dengan percaya diri.
"Berarti mereka, bayar? " Sarah menunjuk ke arah luar.
Young Jae menatap Jae Suk.
"Tidak bukan begitu" ucap Jae Suk.
"Bukan begitu apanya, aku tidak mau begitu" ucap Sarah menolak.
"Mereka harus melalui proses pengecekan dulu, kami juga harus memeriksa apa mereka datang dengan legal atau ilegal, kami juga bisa dapatkan hasil yaitu sindikat broker yang menjanjikan pekerjaan pada mereka" jelas Jae Suk.
'tidak, aku tidak bisa pulang dengan cara begini' ucap hati Sarah.
Sarah mengingat wajah pria yang mau membawanya.
"Aku tahu orang yang menjadi pembeli organ tubuh manusia itu, aku akan bantu kalian menemukan mereka, berikan imbalan kepulangan mereka secara gratis dan satu syarat dariku, aku juga bisa menunjukkan kepada kalian broker mana saja yang banyak menyesatkan" ucap Sarah.
Negosiasi yang dirasanya menguntungkan pihak polisi. Meski mereka belum dengar syarat yang Sarah minta.
"Silahkan keluar dulu, kami harus bicara" ucap Young Jae.
Sarah pergi dengan sukarela dan menunggu di kursi luar. Beberapa petugas menatapnya aneh. Sarah tak memperdulikan mereka. Tapi cukup teralihkan oleh pemandangan di balik kaca yang menghadap ke arah kafe di dekat kantor polisi.
"Pria itu! " gumam Sarah.
Dia melihat pria yang hendak menyalurkan hasratnya kepadanya itu.
"Sarah! " seru Jae Suk membuatnya terkejut.
Sarah berbalik lagi untuk memastikan dia tak salah lihat, tapi pria itu sudah tak ada di sana.
Dia jadi terpikirkan.
"Baiklah, kami janji akan memulangkan mereka dengan gratis, tapi syarat lainnya, apa itu? Jangan sampai harganya lebih tinggi dari penangkapan mereka" ucap Young Jae.
"Tidak ada yang lebih berharga dari pujian masyarakat pada polisi yang bisa membongkar human trafficking, kecemasan masyarakat hilang berkat kalian, apalagi yang lebih berharga dari itu" ucap Sarah sambil memeluk jaket yang Jae Suk berikan.
Young Jae mengakui kepandaian Sarah dalam bicara, akhirnya mereka melakukan perjanjian bertiga.
Sarah tersenyum, tapi kemudian terdiam memikirkan pria tadi.
Bayangan dan sentuhannya, membuatnya gemetar lagi.
Jae Suk melihatnya, dia menawarkan Sarah untuk makan bersamanya di restoran dekat kantor polisi.
"Aku traktir makan ayam goreng" ucap Jae Suk.
"Setuju! " ucap Sarah sembari ikut Jae Suk dengan memegangi ujung jaket Jae Suk.
Jae Suk tersenyum melihat tingkah Sarah, seperti anak kecil yang takut ditinggalkan.
Mata Sarah waspada, dia melihat sekitar dengan cemas.
"Ada apa? " tanya Jae Suk jadi penasaran.
"Tidak, apa efek paska trauma itu benar-benar ada? " tanya Sarah.
Jae Suk menatapnya sejenak, mengingat bagaimana Sarah seperti orang lumpuh di dalam kamar sempit yang bau.
"Ada, apa yang kamu alami? " tanya Jae Suk.
"Aku melihat bayangan pria yang tadi hampir menyentuh ku" ucap Sarah sambil menunduk malu.
"Dimana? " tanya Jae Suk sambil celingak celinguk.
"Di sana! " tunjuk Sarah yang ternyata kafe itu sedang tutup sejak pagi.
Jae Suk menatap Sarah setelah melihat Kafe.
"Ya, itu maksud ku menanyakan apa efek paska trauma itu ada atau tidak" ucap Sarah, lagi dengan menunduk malu.
"Kita makan dulu, mungkin ini karena kamu lapar juga" ajak Jae Suk yang juga lapar.
...****************...