NovelToon NovelToon
AKU PENGANTIN PENGGANTIMU

AKU PENGANTIN PENGGANTIMU

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti
Popularitas:16.3k
Nilai: 5
Nama Author: Reny Rizky Aryati, SE.

Lucinda de Vries mengira acara wisudanya akan menjadi hari kebahagiaannya sebagai sarjana kedokteran akan tetapi semua berakhir bencana karena dia harus menggantikan kakak kandungnya sendiri yang melarikan diri dari acara pernikahannya.
Dan Lucinda harus mau menggantikan posisi kakak perempuannya itu sebagai pengantin pengganti.

Bagaimana kelanjutan pernikahan Lucinda de Vries nantinya, bahagiakah dia ataukah dia harus menderita ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 26 LORONG RAHASIA

Lucinda menatap dingin ke arah kartu kecil pemberian suster perawat Sarah.

Wajahnya membeku dan diterimanya kartu kecil beralamatkan Bank yang biasa dituju oleh panembahan Sugeng, untuk mencairkan uang.

"Ternyata efek obat penghilang ingatan mulai bekerja baik bahkan aku bisa mengendalikan Sarah, dupa itu juga mulai memberikan reaksi pada suster sehingga dia serta merta menyerahkan sebuah informasi berharga padaku..."

Lucinda menatap beku ke arah kartu kecil beralamatkan Bank.

"Terimakasih, aku akan menyimpan kartu ini, kuharap berguna buatku..."

Lucinda berkata sembari memasukkan kartu kecil itu ke dalam saku celana panjangnya.

"Oh, ya, apa kau akan pergi, tapi kenapa lewat sini ?"

Lucinda berpura-pura lagi pada suster perawat Sarah dengan menanyakan arah jalan dia akan pergi.

"Bukannya pintu keluar-masuk ada disana, Sarah ?"

"Saya mau lewat pintu rahasia yang biasa kami lewati jika datang ke kamar ini, nyonya."

Jawab Sarah sembari mendorong kereta ke arah dinding di depannya.

"Pintu rahasia ?"

Lucinda bertanya seraya memutar badannya ke arah pintu kamar ini.

"Ya, benar, tapi setiap orang kepercayaan panembahan Sugeng akan diijinkan lewat pintu rahasia yang ada dibalik dinding ini, nyonya..."

Suster perawat Sarah mengeluarkan sebuah kartu khusus kemudian dia arahkan kepada permukaan dinding kamar.

Langsung terdengar bunyi "BIP" dari arah kartu tersebut.

Secara otomatis, dinding permukaan mulai bergeser pelan dan terbuka lah ruangan rahasia yang selama ini diincar oleh Lucinda de Vries.

Lucinda menatap dingin ke arah dinding ruangan kamar yang bergeser itu lalu dia bertanya.

"Rupanya ada ruangan rahasia dibalik permukaan dinding ini, bagaimana caranya agar aku bisa membukanya juga ?"

"Gampang, akan saya berikan caranya untuk membuka jalan rahasia itu supaya nyonya muda bisa masuk sewaktu-waktu."

"Oh, baiklah, aku akan memperhatikannya. Tolong beritahu padaku bagaimana caranya agar aku bisa masuk kesana sewaktu-waktu !"

"Ambillah kartu rahasia ini !"

"Lalu bagaimana denganmu ?"

"Saya punya cadangannya, biar saya meminta pada Makuta kartu lainnya."

"Tapi dia pasti akan menanyakannya, alasanmu meminta kartu lagi pada Makuta, bagaimana jika dia tidak memberikannya kepadamu ?"

"Saya tinggal bilang padanya bahwa kartu saya rusak terkena siraman air panas sehingga saya membuangnya..."

"Oh, begitu, ya, baiklah, aku akan ambil kartu ini, terimakasih."

"Sama-sama, nyonya..."

Suster perawat Sarah mendorong kereta masuk ke ruangan rahasia yang ada di hadapannya dengan cepat.

Tampak Lucinda memperhatikan Sarah masuk ke ruangan tersebut.

Lucinda yang penasaran mencoba mencari tahu dengan melangkah maju ke depan, untuk menengok isi ruangan rahasia itu.

"Boleh aku melihat isi ruangan itu ?"

"Silahkan masuk, nyonya !"

"Terimakasih..."

Lucinda melangkah masuk ke dalam ruangan rahasia di depannya.

Alangkah terkejutnya Lucinda ketika dia melihat isi di dalam ruangan rahasia itu, tampak ruangan berupa lorong panjang yang sangat sepi tapi diterangi oleh sejumlah lampu menyala terus.

Lucinda sangat takjub akan keistimewaan ruangan rahasia itu bahkan dia mulai ingin tahu.

"Saya harus pergi sekarang karena ada tugas lainnya yang semestinya saya kerjakan lagi jika nyonya ingin ikut saya, silahkan. Sebab saya harus segera mengunci ruangan rahasia ini lagi..."

Lucinda mengangguk setuju kemudian dia berjalan ke arah samping suster perawat Sarah.

Sekali gerakan tangan, suster perawat menekan tombol pengatur pintu. Dan kembali dinding mulai bergeser kembali lalu tertutup rapat.

Lucinda terkejut kaget, ternyata ada tombol lainnya di balik dinding rahasia ini.

"Mari kita pergi, nyonya !"

Ajak suster perawat Sarah berjalan melewati sepanjang lorong rahasia ini dengan mendorong kereta.

Lucinda mengangguk kembali lalu mengikuti langkah kaki suster perawat Sarah menuju lorong rahasia yang diterangi oleh lampu temaram sepanjang jalan panjang ini.

TAP... TAP... TAP...

Gema suara dari langkah kaki keduanya terdengar sepanjang lorong sunyi ini, sedangkan suara kereta yang didorong oleh suster perawat terdengar juga.

Lucinda terus mengamati dengan seksama jalan lorong sunyi disekitarnya.

Tak ada tanda-tanda kehidupan lainnya di tempat ini, hanya ada lorong sunyi panjang nan terang.

Suster perawat Suster terus mendorong kereta mengikuti jalan lorong sunyi ini.

Lucinda menatap lurus ke arah depan sana dengan tatapan serius sembari tetap waspada.

KLETEK... KLETEK... KLETEK...

Roda kereta terus berputar mengikuti jalan lorong yang sunyi.

Sekitar lima belas menit, mereka tiba di ujung lorong, terdapat pintu lainnya yang menghubungkan ke jalan keluar dari lorong rahasia.

Dan sekali lagi, suster perawat menekan tombol pengatur di dinding ruangan itu.

Rupanya ada lagi pintu rahasia yang terhubung sebagai pintu keluar-masuk di lorong ini.

Bentuk pintu didepan mereka mirip sekali dengan pintu Lift, dan pintu tersebut mulai bergeser terbuka.

"Kita keluar dari sini, nyonya..."

Ajak suster perawat Sarah pada Lucinda, dengan segera mereka berjalan keluar dari lorong panjang ini.

"Tap... !"

Satu langkah kaki Lucinda telah menapaki jalan diluar ruangan, dia keluar dari lorong panjang ke ruangan koridor di dekat dinding kamar Kevin.

Segera Lucinda memalingkan muka ke sekitarnya, dengan seksama dia memperhatikan situasi di luar sini.

"Tahu-tahu sudah ada diluar kamar, kukira akan ada kejutan lainnya tadi..."

Lucinda berkata lalu tertawa pelan seakan-akan dia tertipu dengan rasa ingin tahunya.

"Jalan biasa, tidak ada apa-apa di sana, hanya lorong penghubung ke luar kamar, anggap saja jalan alternatif lainnya."

"Oh, ya, aku mengerti sekarang..."

Lucinda tersenyum seraya menoleh kembali kepada suster perawat Sarah.

"Baiklah, aku akan kembali ke kamar Kevin dan sekarang kamu melanjutkan tugas lainnya, suster."

"Ya, nyonya muda. Saya harus kembali bekerja jika menunda waktu bisa-bisa saya dimarahi oleh yang lainnya."

"Ya, silahkan, aku juga mau beristirahat sekarang, terimakasih, suster..."

Lucinda pamit kembali ke kamar Kevin, dia melangkah menuju kamar di samping dinding rahasia yang tadi dilewatinya bersama suster perawat Sarah.

Terlihat suster perawat Sarah masih memandangi kepergian Lucinda yang kembali ke kamarnya.

"Semoga saja anda tidak dibuat tak sadarkan diri seperti raden Kevin, nyonya muda..."

Gumam suster perawat saat dia memperhatikan Lucinda dari kejauhan lalu dua pergi meninggalkan area kamar Kevin, sembari mendorong kereta.

...***...

Malam harinya...

Lucinda mulai beristirahat seusai membersihkan dirinya.

Tampak dia mulai bersiap-siap berbaring di atas kasur kecilnya, ditariknya selimut naik ke arah tubuhnya.

Lucinda menyandarkan kepalanya ke atas bantalan empuk dan nyaman sembari berbaring santai.

"Waktunya tidur malam, semoga ada perkembangan lainnya pada kondisi Kevin nanti..."

Lucinda menengok ke arah tempat pembaringan Kevin dari arah kasur kecilnya, memastikan kembali situasi aman disana.

"Selamat malam, raden... Kuharap kita segera bertemu... !"

Ucap Lucinda sembari tersenyum manis ke arah Kevin berbaring lalu dia kembali merebahkan tubuhnya dan bersiap-siap tidur nyenyak.

Senyum Lucinda terlihat manis saat dia memejamkan kedua matanya, wajahnya sangat tenang serta menyejukkan.

Lucinda merapatkan selimut tebal yang menutupi sebagian tubuhnya saat dia berbaring tidur, di dalam hatinya dia berharap banyak akan kesembuhan Kevin.

Mulai terdengar suara dengkuran halus dari arah kasur kecil, tempat Lucinda terbaring disana, sedangkan dari arah area Kevin berbaring terlihat sunyi.

Namun, ada sesuatu yang lain dari biasanya terlihat dari Kevin, suatu keajaiban terjadi pada Kevin, tampak gerakan halus dari arah jari-jemari tangan Kevin Jansen, ada reaksi pelan seperti menandakan kehidupan baru akan segera dimulai.

1
Zeed
kayak triller gak sih
Zeed
misteri secret nih
Zeed
waduh konspirasi nih di kerajaan klinting kuning
Zeed
kakak rasa candu pa gimana nih kau chatarina 🤭
Zeed
dia dokter ya
Zeed
jadi bingung nih sama sikap lucinda kayak gak biasanya agak berubah nih
Zeed
lebih keji nih ibu tiri
Zeed
wah... wah... wah... bener ada ya ibu tiri kayak nenek sihir itu
Zeed
semangat thor 💪
Zeed
🤭🤭🤭🤭🤭🤭
Zeed
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Ghaltara
seram...
Reny Rizky Aryati, SE.: thriller...
total 1 replies
horse win
misteri nih semakin seru saja thor 💪
Reny Rizky Aryati, SE.: 👍👍👍🎂👍👍👍
total 2 replies
horse win
wah wah wah pecundang datang nih
Reny Rizky Aryati, SE.: 👍👍👍👍👍
total 2 replies
horse win
rupanya wasiat kakek ya, napa gak judulnya wasiat maut kakek saja tor 👍
Reny Rizky Aryati, SE.: 👍👍👍👍👍👍
total 2 replies
horse win
sulit dibayangkan nih nikah ma pria sekaratul maut 😄
Reny Rizky Aryati, SE.: 🎂🎂🎂🎂🎂🎂
total 2 replies
horse win
versi beda nih ma novel yang satunya ya thor, tapi mirip temanya pengantin pengganti
Reny Rizky Aryati, SE.: 👍👍👍👍👍👍👍
total 2 replies
horse win
lanjut...
Reny Rizky Aryati, SE.: 👍👍👍👍👍
total 2 replies
horse win
baru nih thor
Reny Rizky Aryati, SE.: dont worry, i am here 🎂
total 2 replies
Soraya
lanjut
Reny Rizky Aryati, SE.: 👍👍👍👍👍👍
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!