Amelia ,seorang janda yang diceraikan dan diusir oleh suaminya tanpa di beri uang sepeserpun kecuali hanya baju yang menempel di badan ,saat di usir dari rumah keadaan hujan ,sehingga anaknya yang masih berusia 3 tahun demam tinggi ,Reva merasa bingung karena dia tidak punya saudara atau teman yang bisa diminta tolong karena dia sebatang kara dikota itu ,hingga datang seorang pria yang bernama Devan Dirgantara datang akan memberikan pengobatan untuk anaknya ,dan kebetulan dia dari apotik membawa parasetamol ,dan obat itu akan di berikan pada Reva ,dengan syarat ,dia harus mau menikah dengannya hari itu juga ,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anjay22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KETERKEJUTAN VIONA
Ke esokan harinya Amelia berangkat dengan diantar Devan ,Ia berangkat agak pagi kantor masih sepi. Hanya suara mesin fotokopi dan derit kursi yang sesekali terdengar. Amelia datang lebih awal ingin menyelesaikan laporan yang tertunda selama cutinya. Ia mengenakan blazer tinggi, rambut diikat rapi, wajahnya fokus. Tapi ia lupa satu hal kecil yang ternyata berakibat besar ,yaitu bekas kismis di lehernya belum tertutup sempurna oleh kerah blazernya.
Saat ia berjalan melewati pantry, Viona rekan kerja yang selama ini selalu iri pada posisi Amelia ,tiba-tiba muncul dari balik pintu, matanya menyipit tajam.
“Wah… jadi ITU alasan kamu cuti tiga hari?” katanya, suaranya menusuk seperti pisau tumpul.
Amelia berhenti, bingung. “Apa maksudmu?”
Viona melangkah maju, senyumnya penuh racun. “Jangan pura-pura polos, Amelia. Semua orang lihat kamu jalan kayak kaki lemes, leher penuh bekas kismis … BOOKINGAN om-om kaya, ya?”
Amelia mengerutkan dahi. “Apaan sih kamu ngomong?”
“Jangan bohong! Itu bekas kismis, kan? Nggak mungkin suamimu ,kalau kamu emang punya ? om - om itu begitu kuat dan sebegitu kasar sampe lehermu kayak peta jalan tol!” Viona tertawa sinis, lalu berbisik keras, “Atau jangan-jangan ? kamu emang jadi simpanan? Dibayar berapa, sih, per minggu? Cukup buat bayar kosan sama susu anakmu ?”
Darah Amelia langsung mendidih. Tangannya gemetar, tapi ia menahan diri. Ia tahu Viona selalu iri sejak Amelia masuk ke perusahaan dan ia dipercaya pimpin proyek merger, sejak ia sering diajak rapat langsung dengan CEO, sejak ia tetap tenang meski beban kerja menggunung.
“Kamu nggak tahu apa-apa,” jawab Amelia dingin.
“Ah, sok suci! Kamu itu janda Gatal ! Kamu pikir kami nggak liat? Kamu cuti tiga hari, baliknya jalan kayak robot rusak, leher penuh jejak… pasti om-om tua yang bayar mahal biar kamu mau Melayani dia seminggu penuh!” Viona tertawa, lalu menoleh ke arah rekan-rekan yang mulai berkumpul. “Coba liat! Dia malah nggak nafsu kerja, sibuk jadi MAIANAN orang kaya!”
"Tutup mulut kotormu itu ! kalau kamu nggak tahu apa -apa jangan asal ngomong !" hardik Amelia dengan suara meninggi ,dia tidak terima dengan kata kata yang keluar dari mulut viona ,karena apa yang dikatakan viona sangat keterlaluan .
"Kenapa ? Apa kamu malu ?" tanya viona dengan senyuman sinis dan penuh penghinaan .
"Pantesan kamu dengan mudahnya masuk keperusahaan ini ,dan kamu begitu cepat dan mudahnya ,kamu naik pangkat ,kamu hanya lulusan SMA ,kalau kamu tidak ada orang dalam tidak mungkin ,dan ternyata Om - om simpanan kamu itu ."
"Diam kamu ! kamu jangan asal bicara ! Memang aku hanya lulusan SMA ,tapi aku saat ini juga lagi lanjut kuliah ,jadi apa masalah kamu ?"
"Cuih ..kuliah universitas terbuka saja bangga ! Paling juga yang membiayai kuliah ku itu juga om - om simpenan kamu ?" viona meludah disampingnya dan ia menatap sinis penuh hinaan pada Amelia ,Amelia menarik nafasnya salam dalam ,dia berusaha menjaga kesabarannya ,dan dia tidak mau terjadi keributan di tempat itu .
Amelia menatap sekeliling. Beberapa rekan menunduk. Ada yang geleng-geleng. Tapi tak ada yang membela.
Hatinya perih,bukan karena tuduhan itu, tapi karena mereka percaya begitu mudah.
Tapi sebelum ia sempat berkata apa-apa, suara tenang terdengar dari ujung koridor.
“Kalau ada yang mau ngomong soal MAIANAN ! mungkin kamu lupa, Viona, siapa yang MEMAINKAN laporan keuangan klien bulan lalu?”
Semua menoleh.
Devan berdiri di sana,jas rapi, wajah datar, mata tajam seperti elang. Ia berjalan pelan, tapi setiap langkahnya membuat udara di ruangan itu membeku.
Viona pucat. “B-Bos … saya cuma …”
“Kamu cuma iri,” potong Devan, suaranya rendah tapi menggema. “Iri karena Amelia lebih kompeten. Iri karena dia dihargai bukan karena SENYUM MANIS , tapi karena kerja keras.”
Ia berhenti tepat di depan Viona, lalu menatapnya tanpa kedip. “Dan soal leher istriku,itu bukan urusanmu. Tapi kalau kamu penasaran ? itu bukan bekas om-om . Itu bekas suaminya yang sah. Yang namanya Devan Dirgantara CEO perusahaan ini. Suami sah Amelia sejak Beberapa bulan yang lalu.”
Ruangan hening total.
Viona terpaku, mulutnya terbuka, wajahnya memerah lalu pucat bergantian.
“K-Kamu … menikah sama dia?!” serunya, suaranya nyaris pecah.
Amelia menarik napas, lalu berdiri tegak di samping Devan. “Ya. Dan aku nggak pernah sembunyikan itu. Aku cuma nggak mau prestasiku dianggap hasil jalan-jalan sama bos. Tapi sekarang ,aku bangga mengatakan aku istri Devan. Dan dia suamiku,bukan simpanan, bukan mainan, bukan BOOKINGAN .”
Devan menoleh ke Amelia, matanya melembut. Lalu ia kembali menatap Viona. “Mulai hari ini, kamu dipindah ke cabang Surabaya. Proyek merger ini nggak butuh orang yang lebih sibuk ngomongin hidup orang lain daripada kerja.”
Viona tergagap. “Tapi, saya ...”
“Kalau kamu protes, kamu di-PHK. Dengan catatan tidak profesional dan menyebarkan fitnah ” Devan menatap tajam. “Pilih.”
Viona menunduk, air matanya menggenang. Tapi tak ada yang bersimpati. Bahkan rekan-rekannya mundur selangkah.
Devan lalu menggenggam tangan Amelia, suaranya berubah,lembut, hangat, penuh perlindungan. “Ayo, sayang. Meja kerjamu nggak akan lari. Tapi aku nggak mau kamu disakiti lagi.”
Amelia mengangguk, lalu menatap Viona sekali lagi ,bukan dengan dendam, tapi dengan kasihan. “Aku nggak pernah mau jadi musuhmu, Viona. Tapi jangan pernah remehkan perempuan yang bekerja keras buat keluarganya.”
Mereka berjalan pergi, meninggalkan ruangan yang sunyi seperti kuburan.
Di ruang kerja pribadinya, Devan menutup pintu, lalu memeluk Amelia erat.
“Maaf aku nggak datang lebih cepat,” bisiknya.
Amelia menggeleng, lalu menyembunyikan wajahnya di dadanya. “Aku yang salah. Aku lupa nutup leher.”
“Bukan salah kamu,” jawab Devan tegas. “Cinta nggak perlu disembunyikan. Dan bekas ciumanku di lehermu itu ,bukti bahwa kamu dicintai. Bukan dihina.”
Amelia menatapnya, lalu tersenyum kecil. “Tapi sekarang semua orang tahu.”
“Bagus,” kata Devan. “Biarkan mereka tahu Amelia itu istriku. Dan aku nggak akan biarkan siapa pun merendahkanmu lagi.”
Ia mengecup lembut bekas kismis di leher Amelia,seolah menyegel kembali cintanya, menghapus rasa malu, menggantinya dengan kebanggaan.
“Mulai besok,” lanjut Devan, “kamu nggak perlu sembunyi lagi. Kalau aku antar, aku antar. Kalau aku peluk di kantor, aku peluk. Karena kamu bukan cuma karyawan terbaikku tapi kamu istri terbaikku.”
Air mata Amelia jatuh bukan karena sedih, tapi karena lega. Karena akhirnya, ia tak perlu berpura-pura lagi.
Di luar, Viona berkemas dengan tangan gemetar. Dan di seluruh kantor, desas-desus berubah:
Dari # Amelia jadi simpanan bos # Berubah menjadi # Amelia istri bos ,dan itu memang pantas #
Karena cinta sejati tak pernah mempermalukan.
Ia hanya menuntut keberanian untuk berdiri tegak
meski leher penuh bekas,
meski lidah orang tajam,
meski dunia mencoba merendahkan.
Dan di balik setiap luka yang terlihat,
ada suami yang siap menjadi perisai.
sudah bucin
nunggu Devan junior...
lanjut thor ceritanya
di tunggu updatenya
malam pertama nya
apakah Devan akan ketagihan dan bucin akut... hanya author yg tau...