Kania Si Gadis Lugu

Arkan berjalan menyusuri lorong kelas 11 Bumi 1, ia memilih untuk membuang sampah di utara dan ia baru selesai membuang sampah kelasnya, namun tiba-tiba Rubby menyadari langkah Arkan yang mulai mendekat ke kelasnya dan Rubby yang sebenarnya baik-baik saja tiba-tiba keluar dari kelasnya sudah berjalan seperti orang sakit, dan saat Arkan tepat berjalan didepan kelas 11 Bumi 1, Rubby langsung menjatuhkan tubuhnya secara sengaja dan Arkan spontan menahan tubuh Rubby agar ia tidak jatuh ke lantai teras kelas 11 Bumi 1.

"Astaga kamu kenapa si Rubby?"ucap Arkan.

Jesi dan Sisi yang tidak diberi tahu rencana Rubby pun langsung berlarian ke depan kelas untuk melihat apa yang terjadi dengan Rubby.

"Oh my God, kenapa kamu pingsan begini Rubby, ayo bawa ke UKS Arkan,"ucap Jesi mulai panik, terlihat dari raut wajahnya.

"Iya,"ucap Arkan datar.

"Arkan thanks ya udah mau ngangkat Rubby, maaf jadi ngerepotin,"ucap Sisi.

"Iya, untung aja Rubby gak jatuh di atas tempat sampah yang aku bawa, ahk tapi gara-gara Rubby pasti aku telat masuk kelas pak Dalio, ada-ada aja si teman kalian ini, habis anter Rubby ke UKS, aku langsung ya, karena aku jam pak Dalio dan ini lagi buang sampah,malah jadi begini,"ucap Arkan kelas.

"Iya oke, sudah pelan-pelan nidurin Rubby ke ranjangnya, "ucap Jesi.

"Iya Jes,"ucap Arkan.

Sementara itu Kania mulai gelisah karena Arkan tak kunjung datang, namun pak Dalio terlebih dulu masuk.

"Selamat pagi anak-anak kita akan melanjutkan materi yang kemarin ya,"ucap pak Dalio.

Pak Dalio mulai menulis soal dan cara pengerjaan.

Berikut yang ditulis pak Dalio.

Soal nomor tiga dibiarkan kosong dan ia berharap muridnya ada yang berani menjawab kedepan.

"Silahkan siapa yang bisa mengerjakan nomor tiga langsung ke depan,"ucap pak Dalio.

Kania berusaha memahami soalnya dengan baik dan mulai menghitung walaupun ia benar-benar mencemaskan Arkan yang belum kembali dari tadi.

"Saya pak,Kania mau coba mengerjakan didepan pak,"ucap Kania setelah selesai menghitung.

"Silahkan Kania,"ucap pak Dalio.

Kania maju dengan penuh percaya diri, karena ia yakin bahwa usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil.

Kania meraih spidol kelasnya dan mulai menegrjakan dengan tenang dan seksama.

"Terima kasih bapak, ini jawaban yang bisa Kania berikan atas soal nomor tiga yang belum bapak jelaskan tadi," ucap Kania.

"Baik, sama-sama Kania, jawabannya benar, Kania dapat tambahan nilai,"ucap pak Dalio.

Setelah selesai mengerjakan soal nomor tugas Kania langsung kembali ke tempat duduknya walaupun pikiran masih sangat kacau karena Arkan tak kunjung kembali.

...****************...

Sesampainya Arkan di UKS, dokter Susan langsung menangani Rubby, dan disitu juga Rubby ketahuan bahkan ia hanya berbohong.

"Maaf, tapi Rubby sehat-sehat saja, Rubby buka mata mu, sudah cukup mami mengerjai Arkan,"ucap dokter Susan.

"Ma..a..f dok..ter,"ucap Rubby terbata-bata karena takut di marah.

"Rubby bercandanya ga lucu,"ucap Jesi yang kesal dengan ulah Rubby.

"Kamu kenapa si?kamu aneh tahu!"ucap Sisi.

"Rubby ini keterlaluan, ya udah lah dari pada aku berkata-kata kasar lebih baik aku kembali ke kelas ku, lain kali kalau mau ngerjain aku logikanya di pakai ya, jangan cari perhatian sama aku, jujur aku gak suka kamu begini ke aku Rubby, aku risih,"ucap Arkan, dengan raut wajahnya yang mulai kesal dengan tindakan Rubby.

Rubby termenung dan menyesali perbuatannya.

...****************...

Rubby Bentala Arumi Bakti, ya itu nama ku, nama yang cukup indah bukan? Namun tak cukup indah di mata Arkan karena Arkan lebih memilih Kania dari pada aku.

Aku kesal dengan Kania, apa yang membuat Arkan lebih memilih Kania?

Aku heran, bahkan aku tidak terima.