Di kota kecil Eldridge, kabut tidak pernah hanya kabut. la menyimpan rahasia, bisikan, dan bayangan yang menolak mati.
Lisa Hartman, gadis muda dengan kemampuan aneh untuk memanggil dan mengendalikan bayangan, berusaha menjalani hidup normal bersama dua sahabat masa kecilnya-Ethan, pustakawan obsesif misteri, dan Sara, sahabat realistis yang selalu ingin mereka tetap waras.
Namun ketika sebuah simbol asing muncul di tangan Lisa dan bayangan mulai berbicara padanya, mereka bertiga terseret ke dalam jalinan rahasia tua Eldridge: legenda Penjaga Tabir, orang-orang yang menjadi pintu antara dunia nyata dan dunia di balik kabut
Setiap langkah membawa mereka lebih dalam pada misteri yang membingungkan, kesalahpahaman yang menimbulkan perpecahan, dan ancaman makhluk yang hanya hidup dalam bayangan. Dan ketika semua tanda mengarah pada Lisa, satu pertanyaan pun tak terhindarkan
Apakah ia pintu menuju kegelapan atau kunci untuk menutupnya selamanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GLADIOL MARIS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BERKENALAN
Halo, teman-teman…
Perkenalkan, aku Gladiol Maris—bukan bunga biasa, tapi mungkin lebih mirip bisikan di antara kabut Eldridge yang selalu ingin diajak berdialog.
Nah, ini bukan bab berikutnya dalam alur cerita. Ini adalah bab menyamakan visual —sebuah jeda kecil yang sengaja kubuat agar kita bisa berjalan seirama dalam membayangkan dunia ini.
Biasanya, penulis Langsung menyodorkan deskripsi visual di awal: rambut siapa lurus, matanya tajam seperti apa, jaketnya berwarna apa, dan sebagainya. Tapi aku punya cara sedikit berbeda. Aku ingin mengajak kalian membayangkan dulu —dengan bebas, liar, dan penuh rasa—seperti melukis di udara kosong. Bayangkan wajah Sara, postur Ethan, atau sorot mata Lisa sebelum aku tunjukkan versiku.
Kenapa? Karena aku percaya, imajinasi kalian jauh lebih kaya, lebih hidup, dan kadang bahkan lebih indah daripada yang bisa kutuliskan. Dan justru di situlah keajaibannya: ketika bayangan kalian bertemu dengan bayanganku, mungkin lahir sesuatu yang tak terduga—lebih utuh, lebih nyata, lebih hidup.
Jadi nanti, yuk kita diskusikan!
Siapa tahu imajinasi kalian justru lebih pas daripada milikku. Atau malah sebaliknya—kita bisa saling melengkapi. Siapa tahu dari percakapan kecil ini, karakter-karakter itu jadi semakin bernyawa… dan suatu hari, mereka benar-benar berjalan keluar dari halaman ini.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Mari kita mulai dari Lisa Hartman:
Weh… kenapa jadi serem, ya? 😅
Ini sebenarnya visualisasi Lisa di titik paling kacau dalam hidupnya—saat segala sesuatu mulai naik ke permukaan, saat bayangan tak lagi diam di dinding, dan saat takdir mulai mengetuk pintu tanpa permisi. Ia lelah. Kurang tidur. Pikirannya dipenuhi bisikan dari dunia yang bahkan tak seharusnya ia kenal. Bahkan nyisir rambut? Boro-boro sempat. Yang ada di kepalanya bukan sisir, tapi pertanyaan: "Aku siapa sebenarnya?"
Jadi, inilah bayanganku tentang Lisa di masa itu: rambut acak-acakan, mata sayu, tapi masih ada nyala samar di balik tatapannya—nyala yang menolak padam meski dunia berusaha memadamkannya.
Tapi… mungkin aku perlu juga menggambarkan Lisa di masa sebelum semuanya runtuh. Di saat mereka masih tertawa di bawah kabut Eldridge, main petak umpet di antara rak perpustakaan, atau duduk berdua di tepi jalan sambil makan roti hangat dari toko langganan. Saat ia masih bisa bermimpi tanpa takut mimpi itu jadi kenyataan.
Atau—kalian punya versi sendiri?
Bayangan kalian tentang Lisa mungkin justru lebih hidup, lebih lembut, atau bahkan lebih kuat dari yang bisa kubayangkan. Kalau iya, komen, yuk! Aku benar-benar ingin tahu. Siapa tahu dari imajinasi kalian, aku bisa menemukan sisi Lisa yang selama ini terlewat…
Karena pada akhirnya, Lisa bukan cuma milikku—ia juga milik kalian yang membacanya, merasakannya, dan membawanya hidup dalam pikiran masing-masing. 💭✨
...****************...
Berikutnya sang lanang satu-satunya Ethan March:
---
Ethan — Si Kutu Buku yang Bikin Penasaran Sampai Susah Tidur
Menurutku, Ethan itu tipe pria yang bikin jantung berdEbar tanpa perlu bicara banyak. Dia kutu buku, iya—tapi bukan tipe kutu buku yang kikuk dan canggung. Justru ada aura tenang yang memikat di balik kacamatanya yang selalu sedikit miring, rambut hitamnya yang selalu berantakan karena terlalu sering menggaruk kepala saat berpikir, dan cara bicaranya yang pelan tapi selalu penuh maksud.
Tapi yang paling bikin aku—dan mungkin kalian juga—gatal ingin tahu…
Dia menyimpan banyak sekali misteri. Bukan cuma rahasia kecil kayak “nggak suka brokoli” atau “pernah kabur dari sekolah waktu SD”. Tidak. Rahasianya jauh lebih dalam. Sejak kecil, dia sudah menampung hal-hal yang bahkan tak berani diucapkan keras-keras. Dan aku yakin, setiap laci di otaknya itu dikunci rapat dengan mantra yang cuma dia pahami.
Aku gak sabar buat membuka satu per satu.
Tapi… aku juga penasaran:
Ketika kalian akhirnya tahu semua itu—apa yang kalian rasakan?
Apa kalian akan kesal karena dia diam-diam menyembunyikan kebenaran?
Senang karena akhirnya ada yang mengerti dunia ini lebih dari siapa pun?
Atau… justru sedih, karena ternyata semua pengetahuan itu datang dengan harga yang terlalu mahal?
Gimana menurut kalian?
Dan—ada yang membayangkannya beda dari versiku? Aku penasaran banget!
...****************...
Ke yang paling bawel Sara Ellington:
---
Sara — Si Cerewet yang Hatinya Lebih Lembut dari Kapas
Kalau Sara… duh, dia beneran kayak sahabatku yang super bawel, selalu protes duluan sebelum tahu apa-apa, tapi justru yang paling panik kalau ada yang sakit atau sedih. Dia tipe orang yang bilang “Aku nggak ikut lagi, deh!” pas marah… tapi lima menit kemudian udah ngintip dari balik pintu, bawa cokelat panas dan selimut.
Dia juga—jangan bilang-bilang—cengeng. Bukan cengeng biasa, tapi cengeng yang disembunyikan di balik omelan dan candaan receh. Kadang dia nangis diam-diam, lalu pura-pura batuk biar nggak ketahuan.
Tapi… ada sesuatu tentang Sara yang masih menggantung.
Ada luka lama. Ada kenangan yang belum diceritakan. Ada bagian dari dirinya yang bahkan dia sendiri belum siap hadapi.
Aku harap kalian mau bersabar dengannya—dan denganku—saat perlahan-lahan kita buka lapisan itu.
Karena aku yakin, di balik mulutnya yang tajam, ada hati yang rela hancur demi melindungi orang yang dicintainya.
Dan siapa tahu? Mungkin kalian punya bayangan sendiri tentang Sara…
Lebih lucu? Lebih galak? Atau justru lebih rapuh dari yang kubayangkan?
Aku tunggu versi kalian!
...****************...
Berikutnya adalah guru sejarah kita Bu Redfield:
---
Bu Redfield — Guru Sejarah yang Dulu Kukira Membosankan… Ternyata Jauh Lebih Menyeramkan (dan Menarik!)
Dulu waktu sekolah, aku selalu menganggap Bu Redfield sebagai guru sejarah paling membosankan sedunia. Suaranya datar, bajunya selalu lusuh, dan ceritanya kayak rekaman kaset rusak yang diputar berulang.
Tapi sekarang…
Aku mulai bertanya-tanya: apa dia benar-benar manusia biasa?
Atau justru… penyihir tua yang menyamar jadi guru?
Di kepalaku, gambarnya cuma dua—karena usianya yang sudah 70–80-an, aku gak bisa bayangin dia kayak nenek-nenek di drama Korea. Tidak. Versiku lebih… Eldridge banget.
Pilihan pertama: dia sangat gendut, pendek, suaranya serak kayak habis merokok seumur hidup, dan selalu mengunyah permen karet hitam yang baunya kayak tanah kuburan.
Pilihan kedua: dia terlalu kurus—tulangnya nyaris tembus kain gaun hitamnya—rambutnya jabrik putih kayak sarang laba-laba, matanya tajam menembus jiwa, dan setiap langkahnya bikin lantai berderit seperti menangis.
Mana yang lebih dekat dengan bayangan kalian?
Atau… kalian punya versi ketiga yang jauh lebih gila?
Aku benar-benar ingin tahu! Karena siapa tahu, dari imajinasi kalian, aku bisa menemukan sisi Redfield yang bahkan belum muncul di ceritaku…
...****************...
Masih banyak ilustrasi yang mau kuberikan, simbol, peta eldridge, cermin bayangan, jurnal perpustakaan, rumah redfield , tuan cormac dan kamus mantra kuno. Tapi untuk sekarang segini dulu.
Aku tunggu jawaban kalian ya.... nilai seberapa mencapai ilustrasi yang kupunya dengan imajinasi hebat kalian.... Bubway ,👋