Menceritakan kisah seorang anak laki-laki yang menjadi korban kekejaman dunia beladiri yang kejam. Desa kecil miliknya di serang oleh sekelompok orang dari sekte aliran sesat dan membuatnya kehilangan segalanya.
Di saat dia mencoba menyelamatkan dirinya, dia bertemu dengan seorang kultivator misterius dan menjadi murid kultivator tersebut.
Dari sinilah semuanya berubah, dan dia bersumpah akan menjadi orang yang kuat dan menapaki jalan kultivasi yang terjal dan penuh bahaya untuk membalaskan dendam kedua orangtuanya.
Ikuti terus kisah selengkapnya di PENDEKAR KEGELAPAN!
Tingkatan kultivasi :
Foundation Dao 1-7 Tahapan bintang
Elemental Dao 1-7 Tahapan bintang
Celestial Dao 1-7 Tahapan bintang
Purification Dao 1-7 Tahapan bintang
Venerable Dao 1-7 Tahapan bintang
Ancestor Dao 1-7 tahapan bintang
Sovereign Dao 1-7 tahapan bintang
Eternal Dao Awal - Menengah - Akhir
Origin Dao Awal - menengah - akhir
Heavenly Dao
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANTE-KUN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 30
Sore itu, di sebuah desa kecil yang sunyi di kaki Gunung Tae, seorang pria berpakaian hitam berjalan perlahan memasuki gerbang desa.
Sosok itu adalah Mang Acheng yang sedang berada di tengah-tengah perjalanan menuju kota Shanxi.
Tanpa banyak bicara, dia menyewa satu kamar penginapan sederhana yang berada di sisi barat desa. Kamar itu kecil, hanya diterangi cahaya lentera yang redup dan aroma kayu tua yang menyelimuti udara. Tapi baginya, tempat ini cukup untuk satu hal: Meningkatkan kekuatannya.
Begitu pintu kamar tertutup, Acheng segera duduk bersila di atas kasur jerami. Matanya menyipit tajam. Bendera Kekacauan Jiwa perlahan melayang keluar dari cincin penyimpanan dan menyebarkan aura gelap yang sangat pekat.
Lima jiwa dari kultivator Dao Purification Bintang 1… Ditambah Pil Esensi Naga, pil kelas lima yang langka dan penuh energi murni akan menjadi bahan bakar untuk membuatnya menerobos ke ranah Dao Ancestor Bintang 3.
Acheng menatap pil itu sejenak, lalu tanpa ragu menelannya dalam satu gerakan cepat.
Krek!
Suara retakan energi terdengar dari dalam tubuhnya saat energi dari pil menyebar liar, menghantam meridian dan dantiannya dengan kekuatan brutal.
Lalu... dia mengaktifkan teknik Iblis Melahap Jiwa!
Seketika, sebuah lingkaran sihir berwarna merah muncul di atas kepalanya, jiwa-jiwa dalam Bendera Kekacauan Jiwa tersedot ke dalam lingkaran sihir itu dan mengeluarkan teriakan yang mengerikan, terhisap masuk ke dalam tubuh Acheng satu demi satu. Tubuhnya bergetar hebat, otot-ototnya menggeliat seolah menolak transformasi yang tidak wajar ini.
"Aaaarrgghhh!!!"
Suara raungan rendah keluar dari tenggorokannya. Matanya mengeluarkan cahaya merah darah, urat-urat hitam menyebar dari bawah kulitnya. Energi Dao-nya melonjak liar, seperti badai yang tak terkendali.
Di dalam dantian miliknya bintang ketiga mulai terbentuk.
Namun bersamaan dengan itu… kegilaan pun muncul.
Pikirannya menjadi kabur. Gambaran jiwa-jiwa yang ia telan muncul seolah hidup di kepalanya, menyiksanya, berbisik, tertawa, merayu agar dia melahap lebih banyak lagi. Dia seperti seekor binatang buas haus darah yang tak tahu batas.
"Hahaha... Aku ingin lebih... Lebih banyak lagi!" Pikirnya dalam hati. Efek samping dari teknik Iblis Melahap Jiwa sudah benar-benar menguasai jiwanya.
Tubuhnya terguncang. Dinding kamar mulai bergetar oleh aura mengerikan yang merembes keluar. Udara di dalam kamar menjadi pekat dan dingin. Lentera padam dan dunia sekitarnya seperti tenggelam dalam kegelapan.
Namun...
WUUUNGGG!
Tiba-tiba saja, dari dalam cincin penyimpanan miliknya, seberkas cahaya biru muda yang sangat lembut dan murni terpancar kuat. Cahaya itu berdenyut, lalu membungkus seluruh tubuh Acheng dalam pelukan cahaya lembut yang menenangkan.
"Mutiara Roh Langit…" gumamnya pelan.
Artefak pemberian Matriark Lung Xueyin tiba-tiba beresonansi di tengah kegilaan yang mendera.
Mutiara itu bergetar seakan memiliki kesadaran sendiri, mengalirkan energi lembut namun sangat kuat ke dalam Dao jiwa Acheng.
Kegelapan dalam pikirannya mulai mereda.
Bisikan gila mulai memudar.
Tatapan merah dalam matanya perlahan kembali menjadi tajam dan dingin seperti semula.
Tubuhnya masih gemetar, keringat dingin membanjiri punggung dan wajahnya, namun kesadarannya kini telah pulih sepenuhnya.
Sunyi.
Acheng terdiam untuk waktu yang lama. Lalu dia membuka matanya perlahan. Tiga bintang berputar stabil dalam dantiannya. Ia tahu bahwa ia kini telah sukses mencapai Dao Ancestor Bintang 3.
Namun yang terpenting, ia tidak kehilangan dirinya sendiri.
Tangannya meraih mutiara yang kini mengambang di hadapannya. Cahaya biru muda itu masih lembut berpendar, seolah sedang menatapnya… seperti kasih seorang ibu yang menjaga anaknya dari dalam kegelapan.
Untuk pertama kalinya sejak lama… Acheng bergumam lirih, tulus, dan pelan.
“Lung Xueyin… Kau benar-benar menyelamatkanku...”
Acheng mengepalkan tangannya perlahan.
“Aku berutang satu nyawa padamu.”
Di matanya, terlihat binar yang tak pernah muncul sejak ia menapaki jalan pembalasan dendam yaitu seberkas rasa hangat, dan... ketulusan.
JANDA LEMAH lagi,klo JANDA tingkat kultivasi nya sangat tinggi melebihi tingkatan dunia ini mungkin masih bisa di terima.