Adrian adalah pemuda biasa yang berasal dari kampung. berkat kehebatan dan kejeniusannya, dia berhasil bangkit dan menjadi pemuda yang paling di takuti di dunia bawah tanah Eropa. bahkan negara-negara di benua Eropa maupun di luar Eropa, sangat menghargai Adrian berkat kejeniusan dan latar belakangnya sebagai raja bawah tanah Eropa.
Namun Adrian meninggalkan semua status dan gelarnya yang telah dibangunnya itu demi baktinya kepada bibinya. Namun, sebuah hal buruk terjadi pada kekasih dan keluarganya. dengan terpaksa, dia menggunakan kekuatan dan pengaruhnya lagi demi melindungi kekasih dan keluarga tercintanya.
Untuk kisah lengkapnya, silahkan lanjutkan membacanya di karya baru saya ini...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elang Malam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30 : Lato-Lato
“tapi CEO, Zhou Haito meminta ada sendiri yang menyambutnya di luar kantor!”, ucap sekretaris dengan ragu-ragu sambil menundukkan kepala.
“apa…!”, Mendengar Zhou Haito yang memintanya langsung untuk menyambut kedatangannya, membuat Amanda tidak dapat untuk tidak terkejut. Tanpa sadar, dia langsung mematung dengan sesaat, dia berasa mendengar petir di siang bolong.
Sedangkan di sisi lainnya, di luar perusahaan melati. Wajah Herman mulai terlihat murung dan kesal, menyadari Amanda yang belum juga datang menyambut kedatangannya itu.
“kenapa CEO kalian itu belum juga datang untuk menyambut kami?”, teriak Herman kepada sekuriti dengan nada bicara keras dan mendominasi.
Sekuriti tidak mempunyai keberanian menjawab, soalnya dia juga tidak tahu alasan CEO dia yang belum juga datang. Dia hanya dapat menundukkan kepala saja.
Herman yang emosinya sudah memuncak, dia langsung mendorong sekuriti itu ke samping dengan keras, “minggir kamu, jika CEO kalian tidak mau menyambut kedatangan kami, biar kami sendiri yang menemui dia di dalam!”, ucapnya yang langsung memaksa masuk ke dalam perusahaan Melati.
Tanpa basa-basi lagi, sekelompok orang-orang itu langsung menerobos masuk ke dalam perusahaan Melati, mencari ruangan CEO, tempat Amanda berada saat ini.
Sekuriti tidak dapat berbuat apa-apa, lantaran dia hanyalah berdua 2 saja dengan temannya, dan tidak sanggup menghentikan orang-orang itu, yang lebih dari puluhan orang.
Begitu Zhou Haito tiba di depan pintu ruangan CEO, dia membuka pintu tersebut, dan langsung mendapati Amanda dan sekretarisnya sedang berdiri membahas sesuatu.
Sedangkan dengan Amanda yang mendapati keberadaan Zhou Haito yang tiba-tiba di ruangannya, dia tidak dapat menahan diri untuk tidak terkejut.
"Tuan Zhou Haito!. Saya dengar dari sekretaris saya, bahwa tuan Zhou ingin bertemu dengan saya, kalau begitu, silahkan duduk dulu!”, sapa Amanda dengan sopan. Padahal di hatinya sangat berkecamuk melihat Zhou Haito yang datang dengan membawa beberapa orang preman.
Zhou Hito menatap wajah cantik Amanda dengan pandangan yang penuh dengan keserakahan, “Amanda, seharusnya kamu memberi penjelasan kepada saya?”, ucapnya dengan sarkas.
“Penjelasan!. Penjelasan apa?”, Amanda tidak dapat menahan diri untuk tidak bertanya, maksud dari pertanyaan Zhou Haito itu dengan kening mengkerut.
Mendengar Amanda yang bertanya balik, membuat Zhou Haito menatap Amanda dengan senyum tipis di wajah, “Amanda, kamu itu berpura-pura bodoh atau beneran bodoh?. Saya tahu, kalau kamu memelihara seorang pemuda bernama Adrian di rumah kamu!”, ucapnya dengan nada sinis.
“Apa kamu tahu, dia telah memukuli putra saya. Bahkan dia juga memukuli Zaky, tuan muda dari keluarga Lukman hingga lumpuh!”, ucap Zhou Haito lagi dengan nada keras sambil berteriak dengan marah.
“Apa…..!”
Kali ini Amanda sangat terkejut, mendengar apa yang telah diucapkan oleh Zhou Haito. Dia tidak dapat membayangkan bahwa Adrian lah yang telah memukul putra Zhou Haito dan melumpuhkan kedua tangan dan kaki tuan muda Lukman. Namun, ketika dia teringat saat Adrian berlatih beladiri beberapa hari lalu, dia pun dengan enggan mempercayai bahwa Adrian lah pelakunya.
Melihat Amanda yang sedikit linglung, Zhou Haito mengulurkan satu tangan ke arah daku Amanda. Dia mencoba menekan Amanda dengan menggunakan sentuhan fisik. akan tetapi, reaksi Amanda jauh lebih cepat dari apa yang dipikirkan Zhou Haito, Amanda kemudian menepis tangan Zhou Haito tersebut, sebelum sampai menyentuh dagunya.
Dalam pikiran awal Zhou Haito, dia dapat menaklukkan Amanda dengan cara yang mudah. Akan tetapi, reaksi Amanda yang cepat dan tiba-tiba, membuat dia menarik tangannya kembali dengan ekspresi wajah yang mulai terlihat marah.
Sedetik kemudian Zhou Haito mengulurkan tangannya lagi, dia mengulurkan tangannya langsung ke arah pinggang Amanda dan menariknya ke hadapannya dengan keras. Kali ini Zhou Haito melakukannya dengan kasar dan penuh nafsu.
Zhou Haito kemudian tersenyum tipis ke arah Amanda, “Amanda, jika kamu ingin masalah ini cepat selesai, kamu temani saya malam ini, maka masalah Adrian yang melakukan pemukulan itu, saya anggap selesai dan tidak pernah terjadi!”, ucapnya sambil menatap buah dada Amanda yang menyembur keluar.
“Pang…!”
“Sialan, dasar pria tua berotak mesum!”, teriak Amanda yang langsung menampar wajah Zhou Haito dengan sangat keras. Setelah itu, Amanda melayangkan tendangan ke arah selangkangan Zhou Haito dengan cukup keras.
“Argh….!”, Zhou Haito pun langsung melolong keras, akibat tendangan Amanda yang tepat mengenai bola lato-latonya.
Meskipun Amanda berasal dari keluarga kaya, orang tuanya sedari kecil, telah membekali Amanda dengan teknik dasar beladiri untuk berjaga-jaga. Walaupun tendangan Amanda tersebut tidak terlalu keras, itu tetap saja membuah Zhou Haito ambruk dan berguling-guling di lantai sambil memegangi kedua bola lato-latonya dari balik celana.
Kali ini kondisi Zhou Haito sudah seperti seekor ayam yang baru saja di sembelih, dia melolong kesakitan sambil terus berguling kian kemari.
“Tahan dia!”, Herman yang berada di samping sangat terkejut, dia langsung memberikan perintah kepada anak buah Johan yang dibawanya itu untuk menangkap Amanda.
Bahkan tanpa perintah Herman sekalipun, sekitar 15 orang anak buah Johan itu akan tetap menangkap Amanda. Sebelumnya mereka telah diperintahkan oleh johan, penguasa bawah tanah kota Guangzhou untuk membantu Zhou Haito, bukan Herman.
Ke 15 orang berpakaian preman itu mengelilingi Amanda dengan seketika, dua orang dari mereka langsung menahan kedua tangan Amanda dan mendorongnya ke ke dinding.
“Apa yang kalian lakukan, lepaskan saya!”, teriak Amanda sambil meronta, mencoba melepaskan diri.
Akan tetapi teriakan dan usaha Amanda tersebut, hanyalah sia-sia belaka. Bentuk dan buatan kedap suara ruang CEO tersebut sangat bagus. Jadi, suara sebesar apapun tidak akan sampai terdengar keluar, ataupun suara dari luar tidak akan terdengar sekecil apapun sampai ke dalam itu.
“Lepaskan saya!. Zhou Haito, tahukah kamu apa yang telah kamu lakukan, ini adalah perusahaan melati!”, teriak Amanda yang terus saja meronta mencoba membebaskan diri dari orang-orang, anak buah Johan yang menahannya itu.
Kali ini Amanda benar-benar dipermalukan oleh orang-orang itu. Seorang wanita lemah yang dikelilingi oleh sekitar 15 preman, bahkan kedua tangannya ditarik ke samping, kemudian disandarkan pula ke dinding. Seolah-olah Amanda adalah penjahat besar saja.
“Zhou Haito, apakah kamu baik-baik saja?”, tanya Herman mencoba menghampiri Zhou Haito yang masih meringkuk di lantai.
Zhou Haito masih saja meletakkan kedua tangannya pada bola lato-latonya, takut salah satu dari lato-lato itu pecah. Jika salah satu dari lato-latonya itu pecah, sudah dipastikan kejantanannya tidak akan berfungsi lagi dengan semestinya.
