NovelToon NovelToon
Debaran Hati

Debaran Hati

Status: tamat
Genre:Berondong / CEO / Selingkuh / Cinta Terlarang / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Pelakor / Tamat
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Serena Muna

Mengisahkan mengenai Debby Arina Suteja yang jatuh cinta pada pria yang sudah beristri, Hendro Ryu Handoyo karena Hendro tak pernah jujur pada Debby mengenai statusnya yang sudah punya istri dan anak. Debby terpukul sekali dengan kenyataan bahwa Hendro sudah menikah dan saat itulah ia bertemu dengan Agus Setiaji seorang brondong tampan yang menawan hati. Kepada siapakah hati Debby akan berlabuh?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serena Muna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Akhir Kisah

Mentari pagi menyinari dengan cerah, seolah ikut merayakan hari bahagia ini. Hari ini adalah hari pernikahan Agus dan Debby. Suasana di ballroom hotel mewah sudah dihias cantik, didominasi warna putih dan emas yang elegan. Aroma bunga sedap malam semerbak memenuhi ruangan, menambah khidmat suasana.

Debby duduk di meja akad, mengenakan kebaya putih rancangan desainer ternama, wajahnya dirias natural namun memancarkan aura kecantikan yang menawan. Jantungnya berdebar kencang, perasaan haru dan bahagia bercampur aduk. Ia menatap Agus yang duduk di depannya, mengenakan beskap putih lengkap dengan blangkon. Agus tampak gagah, sesekali melirik Debby dengan senyum menenangkan.

Di barisan depan, orang tua Debby, Lukman dan Rena, serta orang tua Agus, Subakri dan Maira, duduk berdampingan. Wajah mereka menyiratkan kebahagiaan dan kelegaan. Semua drama dan kekhawatiran di masa lalu seolah lenyap, tergantikan oleh restu tulus yang kini tercurah.

Acara ijab kabul dimulai. Penghulu membacakan kalimat-kalimat suci dengan khidmat. Debby merasakan napasnya tertahan, menunggu momen sakral ini. Agus menjabat tangan penghulu, suaranya mantap dan jelas.

"Saya terima nikah dan kawinnya Debby Arina Suteja binti Lukman dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."

Seketika, gemuruh kata "Sah!" menggema dari para saksi dan hadirin yang hadir. Debby merasakan air mata hangat membasahi pelupisnya. Ini adalah momen yang ia impikan. Setelah berbagai cobaan dan penantian panjang, ia kini resmi menjadi istri Agus.

Agus menoleh ke arah Debby, matanya berkaca-kaca melihat wanita yang kini menjadi istrinya. Ia tersenyum tulus, mengulurkan tangan. Debby menyambut tangan Agus, lalu mencium punggung tangan suaminya dengan penuh rasa hormat dan cinta. Agus kemudian mengecup kening Debby dengan lembut, sebuah janji untuk menjaga dan mencintai.

Seluruh hadirin bertepuk tangan, ikut merasakan kebahagiaan pasangan baru ini. Suasana haru dan penuh syukur meliputi ruangan. Tidak ada gangguan, tidak ada insiden yang tak diinginkan. Semua berjalan dengan lancar dan penuh berkah.

Setelah akad nikah, acara dilanjutkan dengan resepsi sederhana namun elegan. Debby dan Agus berdiri di pelaminan, menyambut ucapan selamat dari para tamu. Senyum tak pernah lepas dari wajah mereka. Mereka berdua adalah bukti nyata bahwa cinta sejati mampu melewati segala rintangan, perbedaan usia, dan bahkan teror dari masa lalu.

Debby merasa seperti dalam mimpi. Ia sudah menjadi istri Agus. Impiannya untuk menikah lagi, dan membangun keluarga yang bahagia, kini terwujud. Ia menatap Agus, pria yang tulus mencintainya dan menerima dirinya apa adanya. Sebuah awal baru telah terukir, sebuah babak baru dalam hidup mereka dimulai, dengan janji cinta yang akan mereka jaga selamanya.

****

Dendam Fathia seolah tak ada habisnya. Bahkan setelah segala kekacauan yang ia ciptakan dan pengusirannya dari lingkungan kontrakan Naura, ia masih saja terus menjadi bayang-bayang. Setiap kali Naura mencoba bangkit, Fathia akan datang menghancurkan harapan itu. Namun, kali ini, Fathia harus berurusan dengan pihak yang lebih serius.

Tanpa diduga, sebuah mobil polisi tiba-tiba berhenti di depan rumah Fathia. Dua petugas polisi turun dan langsung menghampirinya. Fathia, yang sedang bersantai, menatap mereka dengan bingung.

"Saudari Fathia, Anda kami tangkap atas laporan tindakan kekerasan dan perusakan," ujar salah seorang polisi dengan nada tegas.

Mata Fathia membelalak kaget. "Apa?! Perusakan apa? Saya tidak melakukan apa-apa!" teriaknya, wajahnya langsung pucat.

"Kami memiliki bukti kuat, Nona. Anda dilaporkan atas tindakan pembakaran dan perusakan properti, serta teror," tambah polisi lainnya sambil membacakan surat perintah penangkapan.

Fathia mulai histeris. "Tidak! Ini fitnah! Saya tidak bersalah! Kalian tidak bisa melakukan ini!" Ia mencoba melawan dan meronta saat petugas berusaha membawanya ke mobil polisi. Namun, usahanya sia-sia. Dengan paksa, Fathia dibawa masuk ke dalam mobil polisi, teriakan dan rontaannya terus terdengar, memenuhi udara.

"Ini pasti ulah Naura! Dia ingin menjebakku!" teriak Fathia dari dalam mobil, sebelum pintu ditutup dan mobil itu melaju pergi.

****

Sementara Fathia berurusan dengan polisi, sebuah kejutan lain datang menghampiri Naura. Hendro, mantan suaminya, tiba-tiba muncul di hadapan Naura dan keluarganya yang masih menata hidup mereka setelah kebakaran. Wajah Hendro terlihat tenang, berbeda jauh dari Hendro yang dulu dipenuhi obsesi dan kegilaan.

Naura terkejut melihat Hendro. Ia masih menyimpan trauma dan luka dari perlakuan Hendro di masa lalu. Subeni dan Haryati juga menatap Hendro dengan waspada.

"Naura... aku datang untuk menemuimu," ujar Hendro pelan, matanya menatap Naura dengan penuh penyesalan.

Naura menjaga jarak. "Ada apa?" tanyanya dingin.

"Aku tahu, aku sudah melakukan banyak kesalahan padamu di masa lalu," Hendro memulai, suaranya bergetar. "Aku minta maaf atas semua penderitaan yang sudah kuakibatkan. Aku minta maaf atas semua teror, semua obsesi gila yang dulu membuatku buta."

Naura menatap Hendro, mencari ketulusan di matanya. Ia melihat penyesalan yang mendalam.

"Aku juga yang melaporkan Fathia ke polisi atas semua perbuatannya padamu, Naura," Hendro melanjutkan. "Aku ingin dia bertanggung jawab atas semua kejahatan yang dia lakukan pada keluargamu."

Mendengar itu, Naura semakin terkejut. Hendro yang dulu mengabaikannya, kini justru membantunya.

"Aku sudah banyak berubah, Naura. Aku sudah menjalani perawatan dan menyadari semua kesalahanku," ucap Hendro, menatap Naura dengan tatapan tulus. "Aku tahu ini mungkin sulit bagimu untuk percaya, tapi aku ingin meminta satu kesempatan lagi."

Hendro menarik napas dalam-dalam, mengumpulkan keberanian. "Naura, maukah kamu... maukah kamu kembali padaku? Maukah kamu rujuk kembali? Aku ingin memperbaiki semuanya. Aku ingin menjadi suami dan ayah yang baik untukmu dan Marcella."

Naura tercengang. Rujuk? Sebuah tawaran yang tak pernah ia duga. Marcella, dalam pelukan Subeni, tampak bingung melihat Hendro. Suasana mendadak hening, hanya ada suara angin dan detak jantung Naura yang berdegup kencang. Ini adalah pilihan yang sangat besar bagi hidupnya.

****

Fathia mengamuk sejadi-jadinya saat dimasukkan ke dalam sel tahanan. Dinding besi dingin dan suasana pengap membuatnya gusar dan frustrasi. Ini adalah pengalaman pertamanya mendekam di balik jeruji besi, menanti masa sidang praperadilan atas laporan Hendro. Ia menjerit, mengumpat, dan memaki siapa pun yang berani mendekat. Rasa malu, marah, dan keputusasaan bercampur aduk, membakar jiwanya.

"Kalian tidak bisa melakukan ini padaku! Aku tidak bersalah! Ini semua salah Naura!" teriak Fathia berulang kali, suaranya serak. Ia memukul-mukul pintu sel, namun tak ada yang memedulikannya.

Berjam-jam lamanya ia terkurung dalam kegelapan dan kesendirian, pikirannya semakin kacau. Bayangan Naura yang selalu ia siksa, kini seolah mengejeknya dari balik tembok. Fathia merasa terpojok, tak ada jalan keluar. Ia tidak sanggup membayangkan hidupnya akan berakhir di penjara.

Dalam kegelapan malam itu, Fathia mengambil keputusan nekat. Ia menggunakan selendang yang ia kenakan. Ia menggantungkan dirinya, mengakhiri semua penderitaan dan dendam yang selama ini menghantuinya.

Keesokan paginya, suasana di kantor polisi mendadak heboh. Berita tentang Fathia yang mengakhiri hidupnya menyebar cepat. Semua orang yang mendengar kabar itu terkejut, tak menyangka Fathia akan senekat itu.

Kusri dan Neni, orang tua Fathia, langsung lemas tak berdaya saat diberitahu. Neni menjerit histeris, lalu pingsan di tempat. Kusri, meskipun selama ini tampak dingin, juga shock berat. Anak semata wayang mereka, yang selalu mereka banggakan, pergi dengan cara tragis di balik jeruji besi. Tangisan dan ratapan pilu memenuhi ruang tunggu kantor polisi.

****

Di sisi lain, jauh dari hiruk pikuk duka, Agus dan Debby sedang menikmati bulan madu mereka di Bali. Keduanya menginap di sebuah resor mewah dengan pemandangan langsung ke lautan biru. Debby merasa ini adalah mimpi. Semua teror Hendro, perseteruan keluarga, dan masalah lainnya seolah menguap begitu saja, digantikan oleh kebahagiaan yang meluap-luap.

Malam itu, di kamar hotel mereka, suasana terasa romantis. Cahaya remang-remang dari lampu samping tempat tidur menciptakan nuansa hangat. Agus mendekati Debby yang duduk di tepi ranjang.

"Kamu cantik sekali, Sayang," bisik Agus, suaranya lembut. Ia meraih tangan Debby, mengusapnya perlahan.

Debby membalas tatapan Agus, jantungnya berdebar kencang. Ia melihat ketampanan suaminya, mata Agus yang memancarkan cinta dan gairah. Malam itu, Agus memangkas semua jarak yang mungkin pernah Debby rasakan karena perbedaan usia mereka. Ia membuatnya merasa dicintai sepenuhnya, diinginkan.

Agus mendekatkan wajahnya, mencium lembut bibir Debby. Sentuhan itu mengalirkan kehangatan ke seluruh tubuh Debby. Debby memejamkan mata, membalas ciuman suaminya dengan penuh cinta. Malam itu, mereka memulai babak baru dalam hidup mereka, merayakan cinta yang telah melewati banyak cobaan, dengan janji kebahagiaan yang tak terbatas. Semua kenangan pahit seolah terhapus, tergantikan oleh indahnya kebersamaan mereka sebagai suami istri.

1
kalea rizuky
klo ortu agus gk bs nrima ywda
kalea rizuky
lanjut
Serena Muna: terima kasih kakak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!