Lily harus bekerja menggantikan sang ibu menjadi pelayan yang bertugas merawat tanaman di kediaman orang kaya dan terpandang yaitu keluarga Thomson. Keluarga Thomson memiliki perusahaan besar dan sudah memiliki anak perusahaan di berbagai kota bahkan di luar negri.
Lily mengira awalnya dia akan bekerja dengan lancar di kediaman Thomson untuk mengakhiri kontrak sang ibu yang tersisa 1 tahun lagi. Namun siapa sangka, takdir membuatnya menjadi rumit saat Lily bertemu dengan putra kedua keluarga Thomson yang bernama Ethan. Keduanya terlibat takdir yang rumit. Ethan yang sudah memiliki tunangan merasa sesuatu yang berbeda pada Lily. Pria dingin itu mencoba mengelak dan mulai menyadarkan dirinya untuk kembali ke jalur yang seharusnya. Namun lagi-lagi sesuatu dalam dirinya menolak dan membuat dirinya menjadi egois.
Lalu bagaimana Lily menghadapi takdir yang rumit tersebut? Apakah dia bisa bertahan selama 1 tahun di kediaman Thomson?
Ikuti kisah mereka..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana Maria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cemburu
Caleb membawa Lily menuju Tuan dan Nyonya Thomson untuk mengucapkan selamat pada mereka. Lily menyadari kemana langkah Caleb membawanya dan seketika gadis itu berhenti melangkah dengan gugup,
"Ada apa?" tanya Caleb lembut.
Lily mencoba untuk tenang dan menggeleng pelan pada Caleb,
"Ti.. tidak aku.. aku hanya-" ucap Lily terputus saat tiba-tiba Clara menatap kearah Caleb dan memanggilnya.
"Caleb!" sahutnya memanggil.
Caleb pun tersenyum pada Clara dan menyentuh tangan Lily,
"Ayo kita kesana. Aku hanya akan mengucapkan selamat dan permintaan maaf dari kedua orang tuaku karena tidak bisa hadir malam ini" ujarnya menenangkan.
Lily pun menunduk dan melangkah dengan gugup menuju Clara dan Zack,
"Paman, Bibi, selamat atas ulang tahun pernikahan kalian. Maaf, ibu dan ayahku berhalangan hadir karena tiba-tiba ada urusan yang mendesak" ucap Caleb.
Clara dan Zack pun tersenyum,
"Aku tau, ibumu sudah menghubungiku kemarin dan mengatakan bahwa dia tidak bisa hadir. Tapi, aku senang kau mau menyempatkan diri untuk hadir kemari" ucap Clara.
Tatapan Clara pun mengarah pada Lily yang hanya menunduk di belakang Caleb. Wanita paruh baya itu awalnya terlihat heran melihat Lily yang hadir bersama Caleb. Ia berpikir mungkin Lily memiliki hubungan yang khusus dengan pria itu, mereka bahkan terlihat akrab.
"Apakah dia kekasihmu?" tanya Clara tiba-tiba yang berpura-pura tidak mengenal Lily.
Lily terlihat terkejut mendengar pertanyaan Clara dan menggeleng dengan pipi yang bersemu merah. Caleb juga terlihat sama gugupnya dan menggeleng,
"Bukan Bibi, dia.. dia temanku. Kami pernah bersekolah di sekolah yang sama" jawab Caleb yang membuat Clara tersenyum penuh arti.
"Ah, begitu" balas wanita paruh baya itu.
Lalu tiba-tiba Evelyn dan Ethan pun melangkah menghampiri mereka. Clara tersenyum pada putra dan calon menantunya itu,
"Kalian sudah tiba" ucapnya senang.
Evelyn tersenyum dan memeluk Clara serta Zack untuk mengucapkan selamat,
"Bibi, Paman, selamat atas ulang tahun pernikahan kalian" ucapnya.
"Terimakasih Evelyn" balas Zack.
Ethan terlihat menatap kearah Caleb dan Lily dengan tatapan yang sulit diartikan. Evelyn pun tersenyum penuh arti pada Lily yang terlihat gugup,
"Oh iya, Ethan, Evelyn, perkenalkan dia Caleb, dia adalah putra dari pemilik perusahaan Bezz Group" ucap Zack memperkenalkan.
Evelyn tersenyum dan mengulurkan tangannya pada Caleb,
"Evelyn" ucap Evelyn memperkenalkan diri.
"Caleb" jawab pria itu.
Tangan Caleb pun beralih pada Ethan untuk memperkenalkan diri. Ethan menatap pria itu dingin untuk beberapa saat dan membalas uluran tangannya dengan malas,
"Caleb" ujar Caleb memperkenalkan diri dengan ramah.
"Ethan" balas Ethan dengan dingin.
Tatapan Evelyn pun mengarah pada Lily yang hanya menunduk,
"Dan, siapa gadis ini?" tanya Evelyn penuh arti.
Caleb menatap Lily yang terlihat tidak nyaman dan tersenyum,
"Namanya Lily, dia.. temanku" balas Caleb.
Rahang Ethan seketika mengeras mendengar ucapan Caleb. Pria itu terlihat menatap Lily dengan tatapan memuja yang bisa di baca oleh Ethan. Pria itu mengepalkan tangannya dan mencoba untuk menahan rasa marahnya.
"Oh teman ya" balas Evelyn dengan senyuman penuh artinya.
Caleb mengusap lehernya dengan gugup,
"Kami teman sekolah dulu" ucap Caleb lagi menjelaskan.
Evelyn hanya tersenyum mendengar penjelasan Caleb. Caleb pun terlihat tersipu dan melihat wajah Lily yang terlihat tidak nyaman. Ia pun berdehem pelan dan kembali menatap kearah Zack dan Clara,
"Kalau begitu, kami permisi dulu. Sekali lagi selamat atas ulang tahun pernikahan kalian, Paman dan Bibi" ujar Caleb.
Setelah itu Caleb pun membawa Lily menjauh dari keluarga Thomson itu,
"Ternyata Lily dekat dengan Caleb. Kurasa, mereka sangat cocok bukan?" ucap Clara pada Evelyn.
Evelyn pun mengangguk,
"Benar, setidaknya dia mendapatkan pria yang mapan. Itu sungguh keberuntungan untuknya" balas Evelyn.
Tanpa kedua wanita itu sadari, Ethan terlihat semakin marah mendengar ucapan mereka. Pria itu melonggarkan dasinya dan berdehem pelan,
"Aku ingin mengambil minum" ucapnya.
Clara pun mengangguk,
"Kembalilah segera, acaranya akan di mulai sebentar lagi" ucapnya.
Ethan pun melangkah pergi menuju sisi meja dan mengambil segelas wine. Ia pun meneguk nya dengan cepat sambil melonggarkan dasinya. Sialan, ia benar-benar sangat marah dan merasa kepalanya akan meledak. Tatapan pria itu kembali mengarah kearah Lily dan Caleb yang berjalan ke sisi lain tempat pesta.
Pria itu menyipitkan matanya dengan tajam kearah Lily. Caleb terlihat mengambilkan air untuk gadis itu dan memberikannya. Pesta pun di mulai, pembawa acara terlihat mulai membuka acara dan memberikan sambutan. Ethan kembali meneguk wine nya dan melihat Caleb yang begitu perhatian pada Lily. Ethan menyeringai sinis sambil mencengkram gelasnya,
"Bajingan" desisnya.
Evelyn terlihat menghampiri Ethan yang tengah meneguk wine nya,
"Sayang, apa yang kau lakukan disini? Ayo, acara sudah di mulai" ujar Evelyn yang langsung menggandeng tangan Ethan.
Clara dan Zack tengah mengucapkan rasa terimakasih kepada para tamu undangan yang hadir. Acara tiup lilin dan potong kue pun di mulai. Pasangan suami istri yang harmonis itu terlihat bahagia dan penuh suka cita.
Setelah itu acara kembali di lanjutkan dengan pesta dansa. Clara dan Zack berdansa di tengah lantai dansa dengan sangat romantis. Para tamu pun mulai ikut berdansa mengikuti alunan musik yang indah dan romantis. Lily di tempatnya terlihat sudah sangat tidak nyaman, mungkin ia harus segera kembali pulang, pikirnya.
Caleb berdehem pelan dan menatap kearah Lily dengan tatapan lembutnya,
"Lily" panggilnya.
Caleb pun memberanikan diri mengulurkan tangannya pada gadis itu,
"Maukah kau berdansa denganku?" ajaknya.
Lily terlihat cukup terkejut dan gugup. Ia pun menggeleng pelan,
"Aku tidak bisa berdansa, kau sudah tau hal itu Caleb" ucapnya pelan.
Caleb tersenyum lembut pada gadis itu,
"Tidak apa, kali ini aku juga akan menuntun mu" ucap pria itu.
"Saat di kelulusan sekolah waktu itu, kau juga melakukannya dengan baik. Walaupun kau sempat beberapa kali menginjak kakiku" lanjutnya sambil terkekeh.
Lily terlihat malu dan memukul pelan bahu Caleb ketika mengingat kembali hal memalukan saat itu,
"Jangan ungkit lagi hal itu!" protes Lily.
Caleb pun tertawa pelan dan menyentuh tangan Lily,
"Kalau begitu, berdansa lah denganku lagi kali ini. Aku akan menuntun mu dengan lebih baik" ucapnya lembut.
Lily pun terlihat berpikir dan perlahan menerima uluran tangan Caleb. Pria itu tersenyum dan mulai menuntun Lily menuju lantai dansa. Musik mengalun dengan indah dan romantis. Caleb menaruh tangannya di pinggang Lily dan menuntun gadis itu untuk bergerak. Ia membawa tangan Lily menuju bahunya,
"Taruh tanganmu disini" bisik pria itu lembut.
Lily terlihat gugup dan menunduk dengan pipi yang bersemu merah. Dada nya berdebar saat Caleb memeluk pinggangnya dan mempersempit jarak diantara mereka. Caleb pun menuntun Lily untuk bergerak mengikuti musik yang mengalun dengan romantis.
Caleb menatap Lily yang tengah menunduk. Pria itu tersenyum dan merasa hatinya begitu hangat saat ini. Gadis pujaan nya begitu cantik dan Caleb merasa sangat nyaman memeluknya. Ia tidak ingin Lily lepas dari pelukannya. Ia sangat mencintai Lily, sama seperti dulu. Perasaannya pada gadis itu tidak pernah berubah sedikitpun. Ia selalu menunggu Lily, dan.. kali ini, ia tidak ingin melepaskannya lagi. Ia akan bersabar menunggu Lily untuk membuka hati untuknya.
Disisi lain, Ethan yang tengah berdansa bersama Evelyn terlihat tidak bisa lagi menahan amarahnya. Wajah pria itu memerah karena menahan amarah yang ingin meledak. Ia tidak rela jika Lily nya di sentuh oleh pria lain. Dan lagi, Lily terlihat tidak risih bersama pria itu. Berbeda saat dirinya bersama dengan Ethan. Lily selalu memasang wajah ketakutan dan tidak nyaman, hal itu membuat Ethan merasa sangat marah.
"Sayang, ada apa?" tanya Evelyn yang menyadarkan Ethan dari lamunannya.
Ethan mencoba menenangkan dirinya dan menggeleng,
"Tidak apa" jawabnya singkat.
Evelyn tersenyum dan mengalungkan tangannya di leher Ethan,
"Kau tau, aku mendengar orang-orang yang membicarakan kita disini. Mereka bilang, kau dan aku terlihat sangat serasi. Bahkan ada yang mengatakan bahwa kita adalah pasangan yang akan membawa keberuntungan. Pasangan yang akan selalu di kelilingi dengan kebahagiaan" ucap Evelyn lembut.
Ethan terdiam beberapa saat dan tersenyum tipis,
"Aku harap begitu" balasnya pelan.
Evelyn pun tersenyum dan menyandarkan kepalanya di dada Ethan. Wanita itu menyentuh dada Ethan dan menutup matanya,
"Aku mencintaimu, Ethan" ucap wanita itu sambil memeluk Ethan.
Ethan kembali diam dan mengarahkan pandangannya pada Lily yang berada tidak jauh dari posisinya,
"Aku juga" bisik pria itu pelan dengan tatapan yang mengarah pada Lily.
Bersambung..
Hai, rencananya author mau double up hari ini, semoga bisa ya 😁 maklum, author tuh kalo nulis dadakan, jadi ceritanya tuh harus dipikirin pas lagi nulis, makannya cuma bisa satu bab aja. Tapi semoga hari ini bisa disusul bab selanjutnya ya ☺️ Jangan lupa bantu like, komen², vote dan gift nya untuk mendukung cerita ini 🙏
