Sepuluh tahun lalu, Sekar kenanga atmaja dan Alex Mahendra prakasa terlibat dalam sebuah perjodohan dingin tanpa cinta. Di usianya yang masih belia, Sekar hanya memusatkan pikirannya pada impian yang ingi diraihnya. Dengan segala cara dia ingin membatalkan perjodohan itu. Namun sebuah tradisi dalam keluarganya sulit sekali untuk dilanggar. Pendapatnya sama sekali tidak di dengar oleh keluarganya. Sampai pada hari pertunangannya dengan Alex tiba. Sekar dengan berani menolak putra dari keluarga Prakasa tersebut. Gadis 18 tahun itu pergi meninggalkan acara dan Alex dengan luka samar, karena ditolak dengan kasar di hadapan banyak orang.
Kini takdir kembali mempertemukan mereka dalam ikatan bisnis. Sekar yang kini menjadi model terkenal dan di kenal dengan nama 'Skye' akan menjadi wajah utama untuk ATEEA group. Sebuah perusahaan fashion ternama yang ternyata dipimpin oleh Alex Mahendra prakasa, sang mantan calon suaminya.
Akankah bisnis ini batal seperti perjodohan mereka? simak disini ..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 #MENCIPTAKAN IBLIS DARI KEWAJIBAN
Studio ATEEA, Setelah Pemotretan
Setelah sesi pemotretan yang intim dan tegang dengan Alex, Sekar kembali ke ruang gantinya. Perasaannya adalah campuran antara kemenangan dan kelelahan emosional. Ia berhasil memancing reaksi Alex. Ia melihat gairah dan kerinduan di mata pria itu, meskipun Alex berusaha menyamarkannya. Kepatuhan dinginnya telah efektif, dan sekarang saatnya melangkah lebih jauh.
Sekar melihat Mila yang sedang sibuk menyusun perlengkapan rias.
"Mila," panggil Sekar pelan.
Mila menoleh, matanya masih terbelalak karena menyaksikan chemistry antara Sekar dan Alex di set tadi. "Astaga, Nona Skye! Itu tadi... luar biasa. Kalian berdua benar-benar seperti pasangan sungguhan."
"Itu hanya akting. Dan itulah yang membuat Tuan Alex kesal," balas Sekar datar, sambil menghapus make-up di wajahnya. "Sekarang, aku butuh bantuanmu."
"Apa pun, Nona!"
Sekar menatap Mila, matanya penuh perhitungan. "Tuan Alex akan menghadiri acara Gala amal besok malam. Kau ingat wanita cantik yang bersamanya di kantor kemarin?"
"Yang bersama Nyonya Adriana? Miranda?" Mila balik bertanya
"Ya. Mereka akan datang bersama. Aku ingin kau mencari tahu semua detail tentang acara itu. Siapa yang datang, di mana tempatnya, dan yang terpenting gaun apa yang akan dipakai Miranda."
Mila mengerutkan kening. "Untuk apa, Nona? Bukankah Nona akan mematuhi klausul non-dating?"
"Tentu saja aku patuh. Aku tidak akan ke sana. Aku tidak akan berkencan. Tetapi aku tidak dilarang untuk melakukan riset sosial, kan?" Sekar tersenyum tipis. "Gunakan Dandi. Kau tahu dia tidak akan bisa menolakmu. Minta dia memberitahumu semua tentang Miranda dan acara Gala itu."
Mila tampak ragu, tetapi demi Sekar, ia mengangguk. "Baik, Nona. Aku akan mulai bekerja. Semoga Dandi tidak curiga."
Sekar tahu, meskipun Dandi setia pada Alex, Mila memiliki kontrol emosional yang jauh lebih besar atas Dandi. Dalam perang ini, setiap informasi adalah emas, dan jaringan Mila-Dandi adalah mata-mata yang sempurna.
✨✨
Malam berikutnya, Alex Mahendra tiba di Gala amal yang diselenggarakan oleh yayasan Ibu Miranda. Ia mengenakan setelan tuksedo custom-made yang membuatnya tampak sempurna. Di sampingnya, Miranda terlihat anggun dan bersinar dalam balutan gaun emerald yang mewah. Gaun yang Alex pilihkan.
Mereka disambut dengan sorakan dan jepretan kamera. Alex harus memasang senyum profesionalnya yang paling menawan, berpose di karpet merah, dan menjadi host yang ramah bagi para tamu penting.
"Kau terlihat sangat menawan, Alex. Aku senang kau memilihkan gaun ini. Semua orang memuji warna emerald ini," bisik Miranda, melingkarkan lengannya di lengan Alex.
"Senang mendengarnya," jawab Alex singkat, tetapi pikirannya terasa jauh.
Selama jamuan makan malam dan sesi lelang, Alex menjadi subjek banyak perhatian. Para tamu, termasuk rekan bisnis dan teman ibunya, bergantian memberi selamat kepada Alex dan Miranda, secara implisit mengakui mereka sebagai pasangan.
"Kau dan Miranda terlihat sangat serasi. Kuharap bisa segera mendengar kabar baik dari kalian," ujar salah satu kolega Alex.
Alex hanya tersenyum kaku. Ia menyadari betapa mudahnya bagi Miranda untuk memasukkannya ke dalam peran calon tunangan. Ia berada di sini untuk stabilitas, tetapi peran ini terasa menyesakkan.
Saat Alex mengobrol tentang merger baru dengan seorang investor, ia melihat layar besar di aula utama menampilkan sebuah iklan sebuah brand yang disponsori ATEEA. Iklan itu menampilkan Sekar.
Sekar terlihat dingin, kuat, dan luar biasa. Alex mencoba mengalihkan pandangannya, tetapi ia tidak bisa. Ia mengingat sentuhan Sekar saat pemotretan, aroma tubuhnya, dan senyum palsu yang ia berikan setelah sesi intim itu berakhir.
Dia ada di mana-mana. Dia mengikatku dengan klausul itu, lalu dia menghantuiku bahkan saat aku bersama wanita lain. Miranda adalah kestabilan, tetapi Sekar adalah gairah yang kuhindari dan yang kucari. Alex berbicara di dalam hati.
Alex merasa cemburu yang sama yang ia rasakan saat melihat postingan Rino, kini berlipat ganda karena ia merasa tidak autentik di samping Miranda.
Saat acara Gala sedang berlangsung, Miranda tiba-tiba mengeluh.
"Ya ampun, Alex. Aku harus ke toilet sebentar. Gaun ini terlalu panjang dan sempit," bisik Miranda, wajahnya tampak kesal.
Saat Miranda pergi, Alex menyendiri sebentar. Ponselnya berdering. Itu Dandi.
"Ada apa, Dandi? Aku sedang di Gala," kata Alex, menjauh dari kerumunan.
Suara Dandi terdengar ragu. "Maaf mengganggu, Mas Alex. Ini soal... Sekar."
"Ada apa? Dia melanggar klausulnya?" Alex langsung tegang.
"Tidak. Dia tidak melanggar. Justru sebaliknya. Dia terlalu patuh. Dia bahkan tidak berada di sini. Tapi, Mas Alex, saya harus melaporkan ini. Mila baru saja menanyai saya detail tentang Gaun Miranda, style-nya, brand-nya, bahkan make-up dan perhiasannya."
Alex terdiam. "Untuk apa?"
"Mila bilang Sekar ingin memastikannya untuk menghindari kemiripan yang tidak disengaja dengan look Miranda di pemotretan ATEEA, Mas. Dia bilang Sekar tidak ingin ada skandal perbandingan citra yang bisa merusak citra Miranda."
Alex Mahendra tersenyum tipis, senyum yang dingin namun penuh kekalahan.
Kemiripan yang tidak disengaja? Sekar yang profesional itu tidak akan pernah membuat kesalahan sekonyol itu.
Sekar tidak mencoba tampil di Gala untuk membuat Alex cemburu. Sekar tidak melanggar aturan. Sebaliknya, Sekar menggunakan informasinya untuk menyerang psikologis Alex.
Sekar ingin Alex tahu bahwa ia memiliki semua detail tentang Miranda. Sekar ingin Alex sadar bahwa sementara Alex sibuk mengikatnya dengan aturan, Sekar sudah berada satu langkah di depannya mempelajari 'tameng' Alex. Sekar ingin Alex merasa rentan dan terpantau dalam hubungannya yang 'stabil' itu.
Rencana Sekar berhasil. Alex tidak cemburu pada pria lain malam ini. Ia cemburu pada dirinya sendiri, pada kebohongan yang ia jalani di samping Miranda. Sekar tidak perlu hadir. Kehadirannya sudah merasuk melalui detail informasi yang ia dapatkan.
Alex Mahendra, sang CEO pengendali, kini merasa seperti pion dalam permainan catur yang dimainkan oleh mantan calon tunangannya. Ia telah mencoba menciptakan Sekar sebagai 'aset', tetapi Sekar telah berhasil mengubah Alex menjadi iblis yang terikat oleh kewajiban di samping Miranda.