A Baby For The Mafia Boss

HARI PERTAMA MENJADI ISTRI DONOVAN

Melihat Connie yang mengabaikannya, tentu saja Alan menghampirinya dan menarik lengan wanita itu hingga Connie terduduk dengan terpaksa dan tatapan mereka bertemu dengan kekesalan masing-masing. “Aku tahu, kau mendekati Stone-Brooks karena tujuan tersendiri. Kakek Roger membawamu dan menjadikan mu sebagai istri nya, itu juga permainan semata. Begitu juga dengan ayahku, Marlon.” Jelas Alan mempertegas hingga Connie menatapnya penuh tanya dan amarah.

“Apa maksudmu?” tanya Connie dengan hidung memerah dan kedua matanya yang berkaca-kaca.

Alan menyeringai kecil, melepaskan lengan Connie dan berjalan ke arah sofa panjang, lalu duduk santai.

“Kau hanya dijadikan sampingan saja, apa kau tidak menyadarinya? Roger dan Marlon... Bukankah mereka selalu mengatakan hal-hal penting kepadamu? Setelah kepergian mereka, maka kau yang akan ditanyai oleh Donovan sampai dilukai olehnya.” Jelas Alan membuat Connie mencoba mengingat dan mencerna ucapan pria yang kini duduk di sofa.

Kini Connie perlahan mulai tahu bahwa ia hanya dijadikan alat bantu di saat mendesak? Atau apa?

Melihat kebingungan dan amarah Connie, Alan menyeringai kecil. “Terus terang saja. Kau menginginkan harta Stone-Brooks, kini kau dikhianati. Begitu juga denganku, aku tidak akan memaafkan mu kecuali— ”

Pria itu menghentikan ucapannya lalu bangkit dari duduknya. Sedangkan Connie masih berkerut alis menatap ke arah Alan yang mulai mendekatinya.

“Jika kau bekerja sama denganku untuk menghancurkan Stone-Brooks bersama. How?” ajak Alan benar-benar membawa maut saja.

Namun karena meras dikhianati, tentu saja Connie semakin menggebu bila mengingat semua itu. “Dasar sialan!” kesal Connie dengan napas naik turun hingga tangannya mengepal dan air mata menetes saking marahnya.

...***...

“Kau melihat Erika?” tanya Aurora kepada pelayan yang kini berdiri di ruang makan. Hanya ada Aurora di sana saat ini.

Pelayan yang mendapat pertanyaan, pelayan itu tertunduk. “Saya tidak tahu, Nona.” Jawabnya yang berbohong. Karena tentu saja semua orang di mansion sudah tahu kejadian semalam dan identitas Erika yang sebenarnya.

Anak itu terdiam dengan penuh tanya.

“Kau akan terlambat ke sekolah jika terus melamun!” ucap seseorang yang membuat Aurora tersenyum saat dia tahu suara itu.

“Selamat pagi!” sapa Aurora tersenyum lebar saat Laila duduk di depannya dengan senyuman.

“Selamat pagi!” balas Laila.

“Sekarang kau tinggal di sini?” tanya Aurora.

“Ya! Sekarang aku akan tinggal di sini, dan sekarang....  Kau bisa memanggilku ibu! Apa kau mau memanggil ku, ibu?”

Dengan penuh harap, Laila menatap lekat putrinya yang nampak diam. Sungguh! Dia menerima pernikahan yang Donovan ajukan hanya untuk dekat dengan putrinya.

Gadis kecil bermata silver itu tersenyum tipis. “Mom! Bisakah kau menemaniku ke sekolah?!” tanya Aurora dengan perasaan yang tak kalah senang.

Sejak awal melihat Laila, anak itu sudah tertarik dengannya. Dan kini wanita cantik itu menjadi ibunya? Tentu saja dia senang, begitu juga dengan Laila sendiri yang mengangguk. “Tentu saja!” jawabnya.

Keduanya memutuskan sarapan bersama, sampai Connie datang dengan senyuman sombong seperti biasa dan penampilan elegan yang seperti biasa. Walupun keningnya terdapat perban, wanita itu tetap terlihat fresh.

“Selamat pagi! Aku harap kau betah di mansion ini dan tinggal bersama kami!” ucap Connie menatap ke Laila yang hanya diam menatapnya balik.

Wanita cantik dengan dress pendek itu duduk di kursi ujung meja.

“Why? Oh, kau belum mengenalku! Namaku Mrs, Connie Stone-Brooks! Aku istri Roger Stone-Brooks, kakek Donovan.” Jelasnya kepada Laila dengan penuh percaya diri.

Sungguh? Laila terkejut mendengar bahwa wanita muda nan cantik seperti Connie adalah istri kakek Donovan yang artinya adalah. Dia nenek tiri Donovan!

Laila tersenyum kecil saat saling memandang dengan Aurora.

“Apa ada yang lucu?” tanya Connie menatap heran.

“No. Kau sangat cantik!” puji Laila sehingga Connie harus menahan emosi dan berpura-pura ramah.

“Dan kau... Apa status mu di sini? Maksudku— apakah kau seorang— ”

“Namanya Laila! She is my mom! (Dia adalah ibuku)!” ucap Aurora dengan semangat dan senyuman lebar sehingga Laila sendiri ikut tersenyum dan Connie? Wanita itu nampak tercengang.

Connie menyeringai kecil menatap anak itu. Anak yang menjadi ancamannya juga. “Ya, senang bertemu denganmu!” ucap Connie beralih menatap ke Laila, lalu beranjak dari duduknya.

Sekilas Connie menatap ke arah datangnya Stacey. Seolah mereka adalah musuh sejati yang selalu beradu pandang tajam setiap kali bertemu.

“Apa dia mengganggu mu?” tanya Stacey yang baru saja duduk.

“Tidak. Hanya perkenalan biasa!” jawab Laila hingga mereka sama-sama melahap makanan.

Melihat Stacey membuat Laila teringat akan kejadian semalam. Dia hampir jantungan karena cemas dengan keadaan Aurora.

“Ada apa?” tanya Aurora saat dia sadar Laila terus memandanginya dengan sendu.

Tentu saja Stacey ikut menatap ke Laila. Wanita itu tahu, apa yang sedang laila pikirkan saat ini.

“Tidak ada!" Jawabnya, hingga mereka kembali melanjutkan sarapannya.

...***...

Sambil merokok dengan asap mengepul, Donovan dan Austin masih berdiri di halaman Mansion.

Austin juga sudah menjelaskan tentang kokain yang Stacey dapatkan dari mata-mata nya. Juga ponsel Erika yang sengaja dihancurkan untuk menghilangkan jejak.

“Caleb Esposito. Dia memiliki perusahaan properti, tapi juga aktif di dunia gelap seperti Stone-Brooks. Dan Connie bilang, pria itu selalu mengusik Marlon tentang wilayah yang pernah Scarpelli kuasai.” Jelas Austin yang kini tengah berbincang dengan Donovan.

Pria itu menoleh ke bosnya yang masih nampak tenang. “Apa yang akan Anda lakukan?” tanya Austin.

Donovan menghisap rokoknya dan membuangnya lalu menginjaknya. “Cari pria itu, kirim pesan kepadanya. Donovan Stone-Brooks ingin menemuinya.” Pinta Donovan yang tak ingin lagi kucing-kucingan.

Austin mengangguk faham, hingga kedua pria tadi sama-sama menoleh saat Laila dan Aurora keluar selesai sarapan.

“Selamat pagi!” sapa Aurora kepada Austin dan juga ayahnya.

“Selamat pagi Nona!” balas Austin namun Donovan tidak membalasnya dan hanya menatapnya sekilas sehingga Laila nampak kesal.

“Siapa yang menyuruhmu keluar?” tanya Donovan mencerca Laila saat itu juga.

Sengaja tidak menjawab Donovan, Laila menyentuh kedua pundak Aurora. “Kau masuk dulu ke mobil, aku akan menyusul!” pintanya sehingga anak itu menurut tanpa berdebat.

Sementara Donovan terlihat marah karena untuk pertama kalinya seseorang mengabaikan nya dan harus membuatnya menunggu.

“Kau tidak mendengar ku?”

Seketika Laila menatapnya tajam. “Sebelum kau ingin seseorang mendengar dan menjawab ucapan mu, perbaiki diri mu Tuan Donovan. Anak itu menyapa mu setidaknya katakan selamat pagi!” jelas Laila.

Pria itu hanya menatap diam namun masih angkuh. “Pelayan yang akan mengantar nya, kau tetap di rumah.” Tegas Donovan.

“Aku tidak perlu mendengarkan mu. Aku yang akan menemani putri ku.” Balas Laila yang tak kalah tegasnya hingga dia melenggang pergi melewati Donovan begitu saja.

Tentu, bukan saatnya menghukum. Dia harus menyelesaikan masalahnya dan akan mengurus Laila nanti malam. Itu lebih bagus!

...°°°...

Hai guyss!!!! Hayoooo kira² siapa nihh adiknya Caleb Esposito 🤭 Maaf ya karena updatenya harus pagi banget.. Tapi meski begitu, saya masih tetap update untuk all of you 😘

jangan lupa tinggalkan jejak semangatnya untuk menambah semangat!!!!

Thanks and See Ya ^•^