Wajib membaca novel sebelumnya "Suami pengganti (menikah dengan calon kakak ipar).
Karena Kejadian yang tak terduga membuat Rahma harus menerima kenyataan pahit di benci oleh calon suaminya sendiri.
Demi kesehatan sang ayah pria bernama Riko harus tetap menikahi seorang gadis yang di jodohkan oleh ayahnya, meski kenyataannya sehari sebelum pernikahan dirinya memergoki gadis itu di sebuah hotel bersama seorang pria yang tak lain adalah adik sepupunya sendiri.
Akankah Rahma mampu membuktikan kepada Riko jika dirinya tak seburuk pemikiran Riko?? akankah Rahma bisa membuktikan jika dirinya hanyalah korban fitnah keji seseorang???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menemani ke dokter.
Riko beranjak menuju ruang tamu di rumah Rahma. pandangan Riko tertuju pada sebuket bunga yang berada di atas meja. Riko memandang sejenak ke arah kamar Rahma sebelum kemudian meraih kartu ucapan yang terselip di buket bunga.
"Selamat pagi cantik.... semoga harimu menyenangkan." ucap Riko dalam hati ketika membaca tulisan di kartu ucapan.
Wajah Riko berubah seketika. "Berani sekali dia memberi kartu ucapan semanis ini untuk istriku." gumamnya lirih.
Riko mengembalikan kartu ucapan tersebut ke tempat semula ketika mendengar suara langkah kaki sebelum kemudian menjatuhkan bokongnya di sofa.
Dengan sebuah nampan yang berisikan segelas teh di tangannya, Ratu menghampiri Riko di ruang tamu.
"Silahkan di minum dulu, Tuan!!" Sebagai rasa terima kasih karena sepengatahuan Ratu pria itu sudah membantu memperbaiki AC di kamar Rahma, Ratu pun berinisiatif untuk membuatkan segelas teh untuk Riko.
"Terima kasih." Jawab Riko dengan nada datar.
Sembari menunggu Rahma yang tengah bersiap, Ratu menemani Riko mengobrol di ruang tamu.
"Apakah pria itu kekasihnya Nona Rahma??." pertanyaan Riko membuat Ratu mengeryit bingung.
"Pengirim buket bunga itu, apakah dia kekasihnya Nona Rahma??." Riko kembali mengurai pertanyaannya ketika melihat gurat kebingungan di wajah Ratu.
"Oh Kak Toni.... untuk saat ini sih belum, tapi nggak tahu deh ke depannya." jawab Ratu penuh makna.
"Maksudnya??.".Riko semakin penasaran di buatnya.
"Kak Toni sudah berulang kali mengungkapkan perasaannya pada Rahma bahkan saat kami masih duduk di bangku sekolah menengah atas sampai dengan saat ini, namun Rahma terus saja menolaknya dengan berbagai macam alasan." beritahu Ratu.
"Tapi kenyataannya sampai detik ini kak Toni masih semangat memperjuangkan cintanya." Baru saja Riko bisa sedikit lega namun mendengar kelanjutan kalimat Ratu justru membuat Riko jadi gundah gulana.
***
Pagi ini Rahma memang sengaja meminta izin tidak masuk kerja, karena hari ini jadwalnya ia untuk memeriksakan kandungannya ke dokter dan rencananya pagi ini Rahma akan pergi dengan di temani oleh Cristi.
Namun pada realita nya bukan Cristi yang datang justru Riko yang datang dan itu sungguh mengejutkan bagi Rahma.
Cukup lama Suasana di mobil nampak hening hanya suara deru mobil yang mengisi keheningan. Sampai beberapa saat kemudian Rahma pun mulai memecah keheningan dengan pertanyaannya.
"Sebenarnya apa tujuan mas masih mencari keberadaanku ?? bukankah sebelum pergi aku sudah melakukan apa yang mas inginkan, aku sudah menandatangani dokumen itu sesuai dengan permintaan maaf Riko." akhirnya Rahma menanyakan hal yang sejak tadi membuatnya jadi tak tenang semenjak kembali bertemu dengan Riko.
Riko hanya diam saja ketika menoleh padanya dengan tatapan tak terbaca.
Rahma tertunduk dengan posisi meremat ujung kemeja yang dikenakannya.
"Maafkan aku atas kejadian malam itu, aku tahu jika mas sangat marah dan membenciku atas kejadian malam itu dan mungkin mas ingin membalas dendam padaku. tetapi aku mohon dengan sangat padamu mas jangan ikut sertakan bayiku dalam hal ini karena dia sama sekali tidak tahu apa apa." tutur Rahma yang kini telah menoleh ke arah Riko seraya mengatupkan kedua tangannya.
Sejujurnya saat ini pikiran buruk sempat terlintas di pikiran Rahma kepada Riko. Bahkan Rahma sempat berpikir jika Riko ingin memintanya menggugurkan bayi mereka.
Riko menepikan mobilnya.
Pria itu terlihat menghela napas berat mendengarnya. Sejujurnya Riko merasa cukup kecewa dengan penilaian Rahma tentang dirinya. Namun ia tidak dapat menepis hal itu mengingat sikapnya selama ini terhadap istrinya itu.
"Mungkin selama ini aku bukanlah suami yang baik, tetapi satu yang harus kamu yakin aku tidak mungkin sampai menyakiti istriku apalagi darah dagingku sendiri.". Tatapan Riko berubah sendu, sebelum kemudian kembali melanjutkan perjalanan menuju klinik.
"Istri, mas Riko masih menganggap aku istrinya??" dalam hati Rahma mengulang perkataan yang baru saja di ucapkan Riko. Rahma berpikir jika setelah kepergiannya pria itu telah mengajukan gugatan cerai padanya ke pengadilan.
***
Untuk pertama kalinya Rahma datang menemui dokter kandungan dengan di temani seorang pria, terlebih pria itu mengaku sebagai suaminya di hadapan dokter kandungannya.
"Bagaimana kondisi istri dan calon anak saya, dokter??." tanya Riko ketika pertama kali bertemu dengan dokter spesialis kandungan yang selama tiga bulan terakhir menangani kehamilan istrinya.
"Alhamdulillah sejak usia empat Minggu sampai dengan saat ini kondisi kehamilan istri anda dalam kondisi baik baik saja, Tuan Riko." jawab dokter yang ternyata mengenal sosok Riko. Riko merasa senang dan bersyukur mendengarnya namun seperti biasa pria itu tetap saja menampilkan wajah datarnya.
"Untuk mengetahui lebih detail sebaiknya kita melakukan pemeriksaan Ultrasonografi untuk hari ini, kebetulan tepat hari ini usai kandungan istri anda telah memasuki dua belas Minggu." jelas dokter dan Riko nampak mengangguk setuju.
Riko tidak bisa menyembunyikan wajah bahagianya saat menyaksikan calon anaknya bergerak melalui layar monitor.
"Untuk saat ini kami belum bisa memastikan jenis kelaminnya, mungkin beberapa Minggu ke depan kita bisa melakukan pemeriksaan kembali untuk mengetahui jenis kelaminnya jadi sebaiknya anda harus lebih sabar, tuan." terang Dokter.
"Mau laki-laki atau perempuan tidak masalah bagi saya dokter. Yang terpenting istri saya bisa melahirkan dengan selamat dan kondisi anak saya sehat tak kekurangan satu apapun, itu saja sudah cukup bagi saya, dokter." beritahu Riko tulus dari lubuk hati terdalam sehingga membuat Rahma di buat terpaku mendengarnya.
"Apa mas Riko juga begitu mengharapkan kehadiran bayi kami??." batin Rahma antara percaya dan tidak.
Setelah selesai berkonsultasi dengan dokter Riko dan Rahma pun meninggalkan klinik.
Jangan lupa like, koment, vote and give ya sayang sayangku 😘😘😘😘🥰🙏. beri penilaian juga ya,,,,,