Azzura. Seorang gadis yang memiliki kekuatan super namun hidupnya berakhir tragis. Sebuah keajaiban terjadi, jiwa Azzura ternyata masuk ke dalam tubuh Azzura Aurora, tokoh figuran dari cerita novel yang pernah dia baca. Akankah Azzura memiliki kehidupan yang layak di dalam novel tersebut atau sama saja dengan kehidupannya di dunia nyata? ....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Bos Li
"Apa yang kau katakan Bang? Kenapa kau terbatuk seperti itu?"
"Ceritanya panjang Ra. Sebaiknya kau ke sini sekarang juga!"
"Baik Bang. Kau kirimkan alamatnya padaku! Aku ke sana sekarang!"
Azzura mematikan panggilan dari Hugo. Dia melihat ke layar ponselnya lalu memperlihatkan ponsel itu pada Bert.
"Kita ke sana dulu Bert. Aku janji gak akan lama. Kita akan pulang sebelum Tuan pulang!"
"Tapi Nyonya!"
"Udah jangan tapi-tapian. Mending pergi sekarang daripada nanti kita terlambat pulang. Lagipula kita masih punya waktu 2 jam sebelum Tuan pulang. Aku rasa itu sudah cukup!"
Bert mendesah, dia ingin menolak tapi juga tidak tahan karena Azzura memohon dengan wajah memelas. Alhasil Beret membanting kemudi menuju lokasi yang tadi di tunjuk oleh Azzura.
Tidak sampai 15 menit, Azzura dan Bert tiba di depan sebuah klub malam yang masih tutup, iya lah masih tutup ini masih terlalu siang untuk pemilik membuka klub tersebut. Meskipun tidak ada larangan mau buka jam berapa tapi agaknya orang-orang memang lebih memerlukan tempat ini untuk mencari hiburan malam.
"Kau yakin ini tempatnya Bert?" Azzura memperhatikan gedung ini dengan seksama. Kenapa Hugo ada di tempat seperti ini, jika ini tentang masalah piutang, apa mungkin orang yang memiliki gedung sebagus ini menunggak bayaran pada Hugo.
"Ah sudahlah! Kau tunggu di sini Bert. Jangan kemana-mana. Kalau Tuan ada mencari ku, kau bilang jika aku masih ada kegiatan di kampus!"
"Baik Nyonya!"
"Cakep!"
Azzura turun dari mobil, berjalan dengan tergesa menuju klub malam di depannya.
"Aku memiliki urusan dengan pemilik gedung ini!" ucap Azzura saat dua orang pria dengan tubuh kekar menghadangnya supaya Azzura tidak masuk ke sana.
"Minggir atau aku laporkan kalian pada bos kalian!"
Azzura mengibaskan rambutnya ke belakang, dua pria itu memperhatikan Azzura dari atas sampai bawah, setelah memeriksa beberapa hal, mereka membiarkan Azzura masuk ke klub itu.
"Bang! Bang Hugo!"
Azzura berteriak sembari menuruni anak tangga. Tidak ada yang aneh di klub tersebut, hampir sama seperti klub-klub yang lain, hanya saja ini agak lebih besar dari apa yang Azzura lihat di luar.
"Bang! Yuhuuuuuu!"
"Hai!"
Azzura terperanjat, dia refleks mundur saat beberapa orang berjalan mendekatinya. Azzura menatap orang-orang itu dengan alis tertaut.
"Di mana Bang Hugo!" tanya Azzura dengan wajah sangarnya.
Para lelaki itu saling tatap lalu tertawa. "Kau mencari dia cantik!"
Mereka bergeser, dan alangkah terkejutnya Azzura saat melihat Hugo dan beberapa orangnya di gantung dengan posisi terbalik. Tangan dan kaki mereka di ikat, sedangkan mulut mereka di tutup menggunakan lakban.
"Yakkkkk!"
Azzura berteriak pada orang-orang di depannya, wanita cantik itu berdecak pinggang, napasnya memburu menahan marah yang teramat sangat luar biasa.
"Kenapa marah cantik, apa kau wanita simpanan mereka?" Seorang pria hendak menyentuh dagu Azzura namun wanita itu malah menarik tangan lelaki tersebut dan ....
"Akhhh!"
Brughhh!
Senyum di bibir Azzura mengembang. Begitupun dengan orang-orang yang kini sedang tergantung. Mereka senang karena Azzura datang. Menjadi kepompong ternyata tidak mudah. Baru beberapa menit saja mereka sudah cukup pusing dan mual.
"Maju!" Azzura menggerakkan tangannya pada orang-orang tersebut.
Mereka semua tentu terpancing, namun belum sempat menyentuh Azzura, wanita itu sudah mengarahkan kakinya menendang pria berandalan itu satu persatu.
Bughh! Bugh! Bugh! Bugh! Bugh!
Azzura tersenyum meremehkan. Tinggal satu orang yang belum dia terbangkan ke plafon, namun saat Azzura mendekat, orang itu malah mundur, kakinya gemetar, dan wajahnya benar-benar menunjukkan ekspresi ketakutan. Azzura semakin tersenyum menyeringai. Ketika orang itu berbalik, Azzura menarik kerah baju belakang dan celana orang itu lalu memutar-mutarnya seperti sebuah kincir angin. Bos di klub tersebut melongo melihat kejadian tersebut. Ini sangat tidak masuk akal. Bagaimana mungkin seorang wanita bisa mengalahkan beberapa pria tanpa mengeluarkan usaha. Yang lebih mencengangkan lagi Azzura memutar orang nya seperti sedang memutar baling-baling bambu.
"Hentikan!"
Azzura menoleh saat mendengar instruksi tersebut, dengan tidak beradabnya Azzura menghempaskan pria tadi ke lantai, dan saat di lantai pun laki-laki itu masih berputar seperti sebuah gangsing.
"Wuahhhhh. Jadi ini Bos orang-orang tak berguna itu!" Azzura melirik para pria yang sudah terkapar di atas lantai, sedangkan yang lainnya masih tersangkut di atas plafon.
"Ck, apa kau bangga karena sudah memukul mereka? Dan apakah kau tidak kasian melihat orang-orang mu tergantung seperti itu?"
Azzura dan bos di klub tersebut menoleh ke arah Hugo. Dia tersenyum, melihat Hugo tidak berdaya membuat bos itu terlihat sangat senang.
"Lepaskan mereka atau aku laporkan kau ke polisi. Aku tahu kau berhutang pada Bang Hugo. Kenapa kau tidak membayarnya? Klub se mewah ini memiliki hutang di tempat orang yang gedungnya saja lusuh dan tak terawat. Apakah itu masuk akal."
"Bos Li, jangan dekati wanita itu, dia berbahaya!"
Bukannya takut, orang yang di panggil Li oleh anak buahnya malah semakin mendekat ke arah Azzura, dia menarik tangan gadis itu secepat kilat! Azzura mematung, perlahan tangan Li naik mencengkram rahang Azzura sementara tangan kanannya masih ada di bawah perut Azzura. Wanita cantik itu menunduk, dia melihat sebuah senjata api menusuk perutnya.
"Kau bermain curang Bos Li. Jika mau, aku akan melawan mu dengan adil. Aku tidak akan menggunakan kekuatan ku."
Li tertawa hambar, dia semakin menekan perut bagian bawah Azzura sampai gadis itu sedikit meringis. Baju yang Azzura pakai tidak cukup tebal untuk menahan ujung pistol itu agar tidak melukai perutnya.
Hugo dan yang lain ikut tegang menyaksikan kejadian itu. Mereka tahu Azzura sangat kuat, namun mereka tidak yakin jika tubuh Azzura kebal pada benda-benda tajam.
Azzura melirik ke arah Hugo dan anak-anaknya yang lain, Hugo menggeleng-gelengkan kepala pertanda jika dia ingin Azzura mundur dan tidak harus menolongnya.
"Jangan lihat mereka!" Li menarik wajah Azzura, dia menundukkan kepala hendak mencium bibir Azzura namun gadis itu langsung menghindar dengan memalingkan wajah.
"Cih, kau sangat jual mahal. Sekarang begini saja. Aku akan melepaskan mereka tapi sebagai gantinya tidurlah bersama ku!"
Azzura tertawa. "Cuiiihhhh!" Dia meludahi wajah Li. Azzura benar-benar sangat jijik ketika melihat seorang laki-laki yang selalu ingin memanfaatkan kelemahan wanita. "Lebih baik aku mati daripada harus tidur dengan bandot tua seperti mu Li!"
Dor!
Satu tembakan melayang di antara Hugo dan anak buahnya. Namun tidak ada yang mengenai mereka karena Li memang sengaja melakukan itu.
"Bukan hanya kau yang akan mati. Tapi mereka juga akan mati gadis sialan!"
Pistol itu kembali Li arahkan di perut Azzura. Azzura semakin tersenyum sinis. Dia memutar bola mata malas melihat ke angkuhan Li.
"Dasar tidak berguna!"
Stttttt!
Brukkkkk!
Dak!
Azzura membanting tubuh Li hingga laki-laki setengah paruh baya itu tertelungkup di atas lantai. Azzura berhasil menarik paksa pistol dari tangan Li dan memukul pelipis Li menggunakan pistol tersebut.
"Jangan mati terlalu cepat. Karena aku tidak suka melihat orang tamak seperti mu mati tergesa-gesa!"
Azzura menarik pelatuk pistol tersebut dan mengarahkan pistolnya tepat di lengan Li.
Dor!
Shhhhhh!
Azzura mendesis ketika sebuah peluru menembus lengan kanannya. Dia menoleh ke arah orang-orang yang tadi dia hajar dan sialnya tembakan lain terdengar di ruangan itu.
kita tinggal baca dan ngoment😂
thor thank you bangeet untuk tulisan yg sangaaaat bagus.
⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐❤️