NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Dewa Perang

Reinkarnasi Dewa Perang

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: amar basalamah

dunia fanasia. hidup segala macam ras. dari ras manusia, setengah hewan, peri, kurcaci, duyung, iblis, malaikat, bahkan dewa pun ada di dunia ini.

aku adalah dewa perang. tugasku adalah berperang jika tahta dewa di serang, atau jika atasanku menyuruhku turun ke dunia untuk menyelesaikan masalah.

tapi... tak ada masalah yang muncul yang mengharuskan aku turun. dan juga sudah ratusan ribu tahun tak ada yang menyerang tahta dewa. jangankan menyerang, makhluk jaman sekarang bahkan untuk naik ke langit ke tempat tahta dewa mereka tak mampu. aku mulai bosan.

jadi setelah ribuan tahun aku berhasil menciptakan sihir baru, sihir reinkarnasi. akhirnya... selamat tinggal kebosananku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon amar basalamah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bertahan

monster yang tak terhitung jumlahnya bergerak menuju istana. mereka bahkan tak menghiraukan kesatria yang menahan mereka.

"apa-apaan ini, kenapa mereka melewati kita". salah satu kesatria kesal karena tak mampu menahan luapan monster yang bergerak ke istana.

Raizen muncul di salah satu bangunan tinggi. menggunakan sihir tanah, dia memblokade jalur utama menuju istana. tanah naik menjulang menjadi dinding tebal. monster menabrak dinding, tapi tidak berhenti. satu demi satu menabrak dinding merusaknya sedikit demi sedikit.

"kalian semua... gunakan segala cara untuk menahan monster agar tidak sampai istana". ucap raizen menggunakan sihir angin agar setiap pasukan mendengarnya.

Raja mengayunkan kapak besar membelah monster menjadi dua. mendengar suara raizen dia mengubah rencana bertahan menjadi melindungi istana.

Pasukan berganti posisi, memblokade jalur utama menuju istana. mereka berniat tak membiarkan satupun monster lolos.

"kita akan bertaruh dengan setiap yang kita punya" ucap raja ebon.

...****************...

Pertarungan sengit adu pukul antara opi dan monster banteng berlanjut. tulang-tulang opi patah, tapi segera sembuh sesaat setelahnya. permukaan hancur lebur hanya dari tekanan yang dihasilkan dari kedua pukulan yang terus beradu. sudah tak terhitung lagi, berapa banyak mereka saling beradu pukul.

"yah begitu, jangan berhenti". monster banteng berteriak semangat.

"sialan... aku benar-benar tidak berguna". rud sudah mencoba beberapa kali menebas monster dengan cakar aura miliknya, tapi tak ada satu pun goresan yang terlihat. padahal monster banteng tidak menggunakan aura, karena memang dia tidak bisa.

"tubuh monster itu memiliki pertahanan manna yang cukup tinggi, menyerangnya hanya akan menjadi sia-sia". suara telepati riska terdengar menjelaskan, yang artinya riska sudah berada di dekat mereka.

Rud menoleh ke bangunan tinggi di belakangnya. ada sosok riska yang berdiri di sana. dia mengamati dengan serius monster banteng setengah kuda.

"tapi tubuh kuda monster itu tidak memiliki pertahanan yang cukup tinggi, terlebih di bagian perut bawahnya". riska menggunakan penglihatan manna untuk melihat kelemahan monster. dengan mata dewanya melihat kelemahan monster seperti melihat bulan purnama di malam hari.

Rud tidak mengerti kenapa riska tahu, tapi dia tetap bergerak. meluncur ke bawah monster di saat dia dan opi sibuk bertarung. tangan rud menyentuh perut kuda monster dari bawah, sesaat kemudian siluet-siluet putih muncul menyayat perut. darah ungu merembes dari luka.

Monster merasa sakit di perut bawahnya segera mengangkat kaki kuda menginjak rud. permukaan tanah hancur, tapi rud berhasil menyingkir sebelum jadi bubur.

"sialan kau tikus kecil.. " teriak monster.

Opi melihat kesempatan. uap muncul dari sarung tangan kanan, mendorong begitu kuat. lalu dengan pukulan kuat opi memukul wajah banteng. monster mundur kehilangan keseimbangan.

Riska menembakkan anak panah. cahaya putih melesat dan anehnya berbolok dan menusuk tepat di mata monster. monster berteriak menutup wajahnya.

"bajingan... ". monster itu hanya bisa mengutuk riska.

"hey, sembuhkan dulu tangan kamu. aku akan membuatnya duduk" ucap rud melihat tangan kanan opi yang bengkok mengerikan dengan darah menetes diantaranya karena patah.

"dan aku akan mematahkan semua tulangnya". opi meluruskan kembali tangannya, hanya dalam sesaat lukanya pulih.

Rud maju bergerak lebih dulu, sedangkan opi mengumpulkan manna sebanyak mungkin di tangan. aura putih berkobar di kedua tangannya yang mengenakan sarung tangan besi.

Monster melihat rud maju. pukulannya menghantam kebawah menghancurkan permukaan berkeping-keping. rud menghindar dengan lincah mencakar ke empat kakinya dengan cakar aura padat yang dia bentuk di kedua tangan. monster kesal memukul lagi dan lagi, tapi tak ada satu pun yang mengenai rud.

"tikus kecil... ".

Kaki monster sedikit demi sedikit terluka, awalnya berupa goresan seperti dicakar, lalu bertambah parah dan robek hingga terlihat tulang. seperti sedang menari rud menghindar sambil mengincar titik yang sama di keempat kaki monster. tidak kuat lagi berdiri monster tumbang. rud menjauh menjaga jarak.

Disisi lain opi telah menghilang dari tempatnya dan sudah berada beberapa meter di atas monster.

"aku diatas bodoh". tangan opi mengepal dengan kuat. uap mendorong kuat menimbulkan lingkaran gelombang angin. monster menoleh ke atas menatap opi, dia sudah sangat dekat.

Kedua tinju opi menghantam wajah monster. tengkoraknya pecah, hidungnya patah, lalu rahang, tulang leher, dan terakhir punggung. tulang-tulang yang patah menusuk organ tubuh di dalam. kulit dan otot monster yang kuat tidak membiarkan tulang keluar, itu semua remuk di dalam. monster jatuh ambruk tenggelam bersama permukaan tanah yang meledak ikut tenggelam karena kekuatan pukulan opi.

Debu mengepul, tak terlihat apapun. tapi rud dan riska tau, siapa yang akan keluar dari sana.

Opi keluar. kedua tangannya remuk dan sarung tangan besi miliknya tak lagi berbentuk. darah mengalir dari tiap luka di lengan menetes melewati ujung jari. uap putih keluar begitu banyak dari lengannya, menandakan seberapa serius dia menggunakan teknik penyembuhan.

"apa kau masih bisa bergerak..?" tanya rud.

"kalau hanya bergerak bisa, tapi sepertinya manna aku hampir habis. jadi pertarungan seperti tadi mustahil". nafas opi berat. bukan hanya mannanya yang hampir habis, tenaganya pun hanya tersisa sedikit.

"jika kalian sudah selesai kita perlu pergi ke istana, sepertinya monster-monster mengincar ragas" ucap riska lewat telepati.

"huh... kapan ini berakhir sih". rud tidak banyak menghabiskan manna, dia masih punya lebih dari setengah. tapi walau pun mengeluh dia pergi, langsung ke istana bersama riska dan opi.

"setidaknya aku akan bersinar disana". pikiran rud hanyalah membelah monster.

Kepulan debu menghilang di belakang mereka memperlihatkan cekungan lebar di permukaan. monster banteng setengah kuda mengejang karena sekarat, dia tak lagi dapat berdiri atau pun berbuat apa-apa. hanya menunggu kematian datang.

...****************...

"dia kabur" ucap eris. dia tak lagi melihat setan dengan penglihatan manna. debu mengepul akibat bola api eris yang diledakkan disana.

"sepertinya dia tau tidak bisa menang, jadi dia kabur. atau ini ada kaitannya dengan teriakan bos monster". alpen melihat jauh kedepan. ada dua kekuatan besar yang sedang bertarung. agam dan bos monster.

"apa kau akan kesana, kalau kau mau aku tidak ikut" ucap eris.

"tidak... aku yakin hanya akan jadi beban jika kesana".

"semua monster sedang menuju ke istana, sepertinya mereka ingin menyerang ragas". suara telepati riska membuat alpen dan eris terkejut.

"kami akan segera kesana" jawab eris. ia segera mengulurkan tangan ke alpen. alpen mengambilnya. keduanya dibalut oleh api, lalu api terbang melesat diudara langsung menuju istana.

...****************...

Monster-monster mulai menerobos lewat bangunan. raizen mencoba menyerang mereka dengan sihir, namun tidak ada habisnya. seakan tak memiliki rasa takut, mereka melangkahi mayat teman mereka dan menerobos ke depan. tak peduli bahkan jika mereka kehilangan kaki atau tangan.

"kami tidak bisa menahannya". kesatria mulai kelelahan karena perang yang berkepanjangan. tenaga dan manna mereka habis, sedangkan monster terus berdatangan tanpa henti. bangunan-bangunan mulai roboh.

Puluhan monster raksasa setinggi 6 meter dengan mudah menghancurkan bangunan. ratusan monster serigala mencabik-cabik tubuh manusia secara berkelompok. monster lain menembus pertahanan kesatria tak peduli.

Semua monster tertuju pada istana. tapi ada tiga orang yang masih berdiri di gerbang istana. sans, miri, dan amel.

Amel mengambil pedang tipis di pinggangnya. tangannya bergetar karena ketakutan.

"pergilah amel.. , kamu hanya akan menghalangi". sans menekuk kedua kaki sambil menggenggam dua pisau.

Amel mengerti dan pergi ke dalam istana untuk berlindung. dia tau dirinya hanya akan jadi beban. tak memiliki keberanian dan tak mampu bertarung. dia kesal dengan dirinya sendiri karena tak berguna di saat-saat seperti ini.

"kau siap miri".

"sepertinya aku akan pingsan karena kehabisan manna" ucap miri. aura putih terjalin membentuk tali disekitarnya, ada total sepuluh tali manna yang dapat memanjang belasan meter.

1
إندر فرتما
semoga bagus alur cerita ini,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!