NovelToon NovelToon
Cubic Plot Hole

Cubic Plot Hole

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Spiritual / Romansa Fantasi / Iblis / Kutukan / Agen Wanita
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Keypi

Peradaban modern dengan peradaban kuno seperti berdampingan satu sama lain. April memakai kalung berbentuk kubus yang sudah dipakainya sejak masih bayi. April sering terjebak di dalam roh lubang hitam kubus yang tak dikenal asal-usulnya. Gejolak-gejolak yang dialami April saat umurnya masih sangat muda, membuatnya kehilangan arah. Jalan apa yang akan April ambil saat dirinya diambang dilema panjang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Keypi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab XXIX : Istana Kegelapan

“Lalu?”

April menatap ke arah A Chengyou.

“Eee, setelah itu, aku melaporkan pada pak Kasim dan beliau mengatakan bahwa selanjutnya akan diurusi oleh para petinggi dan pak Kasim.”

A Chengyou mengangguk.

“Aku benar-benar ga nyangka, kalau ada bom yang tak kasat mata. Aku benar-benar gagal.”

“Gagal? Ga ada yang tahu hal seperti itu April, sekalipun kita udah ngecekin pun, ga akan tahu kalo ada bom yang ga keliatan itu.”

'Ucapan Senior sama seperti ucapan pak Kasim.'

April memandang A Chengyou dengan tatapan lembut. A Chengyou merasa April menatap dirinya.

“Ada apa, April?”

A Chengyou menoleh dan mendekati wajahnya pada April yang menatap dirinya. A Chengyou melihat ke arah mata April, seolah-olah matanya sedang berbicara pada A Chengyou.

'Apa yang ingin kamu katakan, April?'

April membalikkan wajahnya yang menatap A Chengyou dan tersipu malu.

“Senior,”

“Hm?”

“Sepertinya ada yang kamu sembunyikan April.”

“Huh? M-m-maksud Senior apa?”

April pura-pura tidak tahu.

“Gapapa kalo memang tidak ingin menceritakan pada saya. Saya mengerti.”

A Chengyou berdiri. Kedua tangannya masuk kedalam saku celana.

“Terimakasih sudah menjawab pertanyaan saya April. Kalau begitu, saya permisi dulu.”

A Chengyou berjalan menjauh dari April. April kebingungan.

“Em.. ya, Senior.”

“...”

A Chengyou pergi meninggalkan April dan menuju ruang latihan Agen Angkasa.

                                     ***

'DOR, DOR, DOR'

“Wow, Bub! Tiga peluru melesat sempurna, sangat tepat sasaran.”

Kika melihat peluru yang tertancap di papan kayu sebagai objek. Bubble membuka kacamata snipernya. Gaya pakaiannya sangat berbeda sekali dengan gaya pakaiannya waktu kecil, begitu juga dengan warna rambutnya yang awalnya berwarna blonde kini di cat warna hitam. Banyak sekali perubahan signifikan Bubble dulu dengan sekarang. Bubble membiarkan rambutnya terurai panjang dengan poni di dahinya sebagai ciri khasnya.

Bubble melihat A Chengyou.

“Chen!”

Bubble mengejar dan menghampiri A Chengyou.

“Hai, Chen!”

A Chengyou menoleh.

“Oh, hai juga.”

Bubble tersipu malu dan merasa gugup. Kika melihat Bubble yang mendekati A Chengyou dari kejauhan.

“Ada apa, ya?”

“Oh! Ga, ga ada apa-apa kok, aku cuma menyapa kamu aja yang kebetulan ada di ruang latihan Agen Angkasa,”

“Pasti kamu kesini latihan buat ujian negara nanti ya?”

“Ya.”

“Oh kalo gitu, aku minta maaf ganggu waktunya, aku pergi dulu ya, semangat Chen!”

Bubble mundur dan meninggalkan A Chengyou.

“...”

A Chengyou hanya terdiam dan fokus berlatih pedangnya.

‘Chen tidak mengatakan apapun.'

Bubble merasa gelisah. Kembali ke tempat latihannya dengan Kika.

“Ada apa, Bub?”

“Oh, gapapa. Kita ke kantin aja, aku laper soalnya.”

Kika merasa ada yang salah dengan Bubble.

“Em, ayo!”

Keduanya pergi ke kantin dan meninggalkan ruang latihan Agen Angkasa. A Chengyou mengambil pedangnya dan mulai mengasah kemampuannya dengan tajam lagi. Saat latihan, sekilas bayangan April yang menatap dirinya muncul di benaknya. Menghentikkan latihannya.

'Bayangannya muncul. Rasanya sakit sekali.'

'Ga, ga, ga bener, ini cuma ovt saya aja. Fokus kembalilah, Axen!'

A Chengyou kembali memulai latihan dengan pedangnya. A Chengyou merasakan ada sesuatu yang tidak baik pada April. A Chengyou berusaha menenangkan dirinya.

April masih berada di taman Agen Angkasa. April memandangi awan-awan di langit yang tidak begitu cerah dan tidak begitu gelap. Gejolak-gejolak di hatinya terus menghantui pikirannya. Setelah kematian Rawa, April benar-benar seperti tidak mengenali dirinya sendiri, seakan-akan ada yang janggal. April selama ini menanggung semua sendiri, tak ingin bercerita kepada siapapun termasuk Aoren. Pikirnya, selama orang terdekat ataupun tidak ada hubungannya, maka ini masalah baginya sendiri dan tidak perlu untuk diceritakan.

Ling melihat April dari kejauhan di lantai dua gedung Agen Angkasa.

“Saya sudah tahu semua apa yang kamu alami, April. Jika memang ditakdirkan, maka saya akan membantumu dan,”

“Dengan sukarela mengorbankan nyawa saya demi membantumu. Karena dirimu lah yang membuat saya sadar sejak saat itu..”

Ling turun dari lantai dua gedung Agen Angkasa dan menemui April yang tengah duduk sendirian di taman Agen Angkasa. Ling berjalan, mendekati April. April mendengar suara langkah yang mendekat ke arahnya. April menoleh.

“Senior Ling!”

Ling tersenyum kecil. Tampilannya sangat berubah, warna rambutnya menjadi warna putih, pakaiannya sangat nyaman dipandang, dengan sweater warna putih sebagai dalamannya dan jaket tebal warna biru muda, diperpadukan celana panjang warna biru tua, benar-benar seperti 'Soft Boy'.

“Saya boleh duduk disini?”

“Oh, boleh, boleh Senior Ling!”

Ling duduk disamping April.

“Kenapa duduk disini sendirian April?”

“Ah, gapapa Senior Ling, aku cuma istirahat aja disini, lagian cuacanya juga bagus.”

Ling menatap April. Pandangannya seolah-olah berbicara pada April. April tidak menyadari.

“Kalau Senior Ling sendiri bagaimana?”

April menoleh. Ling memalingkan pandangannya.

“Saya?”

“Heem.”

“Hanya lewat saja dan melihat April, jadi saya menghampiri April.”

“Ah, oh seperti itu,”

“Iya.”

                               ***

Istana Kegelapan

“Tuan, saya mau melaporkan bahwa anak laki-laki bernama Sandreas Lan akan bergabung dengan kita.”

“Sangat bagus! Akhirnya hari ini tiba. Kumpulkan seluruh pasukan dan mari bantai seluruh orang-orang yang berada di Agen-agen negara ini termasuk Agen Angkasa dan Kasim. Dia wajib mati di tangan saya sendiri.”

'Kau sendiri yang membuat saya seperti ini, Kasim!'

“Baik, tuan.”

'Tunggulah ajal, kau Kasim!'

[Flashback]

“Kasim, bagaimana jika kita melanjutkan sekte Aksara di dunia yang aneh ini?”

“Melanjutkan sekte Aksara disini?”

“Ya! Kita melakukan perjalanan yang cukup aneh bisa sampai di tempat aneh ini juga. Kita terpisah dari tempat tinggal kita, sekte Aksara, seharusnya kita berada di akademi namun karena hujan deras kita masuk ke sebuah goa aneh dan keluar dari goa bukannya dunia kita malah dunia aneh ini.”

“Idemu bagus juga, tapi lebih baik kita beradaptasi dahulu dengan orang-orang disini, jika kita bertindak gegabah, kita mungkin tidak bisa kembali.”

“Hmm, saya setuju.”

Sudah 5 tahun keduanya tinggal di era ini, Kasim ditawarkan untuk bergabung di sebuah Agen bernama Agen Angkasa yang sudah berdiri sejak era reformasi tatanan negara. Kasim pun menerima dan bekerja di Agen Angkasa, sehingga mengajarkan teknik, sistem maupun jurus dari akademi tempat tinggalnya di sekte Aksara. Banyak para guru maupun pemimpin Agen Angkasa yang merasa tertarik dengan cara Kasim melakukannya, sehingga Kasim diangkat menjadi pemimpin selanjutnya di Agen Angkasa. Kasim benar-benar mendobrak cara baru di Agen Angkasa. Kasim teringat ucapan Gu akan membangun sekte Aksara, namun Kasim membuatnya dengan memasukkan elemen di Agen Angkasa.

Gu merasa Kasim melupakan dirinya dan tidak mengatakan apapun bahwa Kasim menggunakan sebagian idenya ke Agen Angkasa. Gu selama tinggal di era ini, dia hanya bekerja sebagai pemadam kebakaran, membantu orang-orang dan mempraktekkan teknik yang dirinya pelajari di akademi ketika masih di sekte Aksara.

Gu setelah mengetahui sistem, teknik maupun jurus dari Agen Angkasa merasa elemen akademi maupun sekte Aksara. Gu sangat sakit hati dan dendam pada Kasim, dirinya ditinggalkan dan tak ingat pada Gu. Sejak saat itu, Gu mengundurkan diri dari pekerjaannya dan bertemu dengan sosok para penjahat.

Gu awalnya tidak ingin, namun demi bertahan hidup dan akan membalas dendam pada Kasim, mau tidak mau, Gu harus mengambil resiko ini. Gu selalu lolos dari penangkapan dan pengejaran tim Agen Angkasa maupun Agen lainnya. Gu bersembunyi di sebuah istana yang sudah tak ditempatkan dan ini menjadi tempat tinggalnya, Istana kegelapan.

Selama puluhan tahun, Gu akhirnya mendapatkan pasukan dan murid Agen Angkasa yang sengaja Gu rancang dengan memprovokasi mereka untuk bergabung dengan rencana dan istana kegelapannya. Gu juga mengajak Biru dan San, Gu melihat keduanya memiliki kekuatan yang bisa membantunya dan menguasai negara ini di era ini.

TO BE CONTINUED...

1
aissrift
ih apasih CHEN! Bubble lebih cantik, masa kamu ga lirik/Smug/
aissrift
A Chengyou cuek banget masa sama Bubble /Frown/
aissrift
SEMANGAT KAKK
aissrift
penasaran plss, gmn yh perasaannya a chengyou sama bubble?/Frown/
Keypidream
mohon supportnya ya!
Kei Kurono
Bikin penasaran!
Keypidream: terimakasih Kei Kurono sudah mau membaca novel aku. dengan dukungan ini, aku jadi semakin semangat! ditunggu chapter-chapter selanjutnya ya🤗❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!