Meri menjadi berubah seratus persen setelah kematian Mama nya satu bulan yang lalu, anak bungsu ini menjadi sangat menakutkan bagi para saudara nya. tidak bisa lagi mereka mau tidur dengan tenang, di tambah kematian Mama mereka yang masih jadi misteri.
Ada apa kah dengan Meri?
Apa penyebab kematian Mama Meri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22. Kamar mandi air hitam
Mai memasukan baju untuk Mela dan juga kebutuhan lain nya juga, agak buru buru dan di bantu juga dengan pembantu yang ada di rumah, kalau murni sendirian maka sudah pasti Mai tidak akan berani mau masuk dalam rumah karena terbayang apa saja yang sudah terjadi di rumah tersebut dengan mereka juga.
Ini saja anak anak Mai di titipkan pada Inara agar tidak ada tragedi apa pun nanti nya, sebab kalau di tinggal begitu saja dalam rumah ini takut terjadi sesuatu dan mereka juga masih anak anak sehingga konon bisa di sukai iblis yang sangat jahat di mana pun mereka berada.
"Hati hati ya, Non! semoga Non Meri cepat sembuh." Bik Inah cemas juga dengan majikan nya.
"Doa kan untuk kami ya, Bik." Mai rasa ingin menangis karena masalah demi masalah yang datang.
"Bibik selalu berdoa untuk kalian." angguk Bik Inah dengan hati yang nelangsa memikirkan semua kepedihan mereka bersaudara tentu nya.
Mai mengusap air mata nya dan berusaha untuk tetap tegar menghadapi masalah yang sedang menerpa mereka, mungkin saja masalah lain masih bisa di atasi dengan baik baik, ini masalah nya bersangkutan dengan hal ghaib sehingga yang tidak paham dengan dunia itu pun jadi cuma bisa melongo saja tanpa tau mau mencari penawar.
"Bik." Mai menatap wanita yang sudah sangat lama kerja dengan Mama nya.
"Ada apa, Non?" Bik Inah tersenyum teduh seperti biasa nya.
"Bibik kan sudah dari dulu kerja sama Mama, apa Bibik pernah melihat Mama melakukan sesuatu yang tidak pantas?" tanya Mai penasaran dengan kisah keluarga nya di masa lalu.
"Tidak pantas ini bagai mana maksud nya?" tanya Bik Inah hati hati karena takut salah.
"Mungkin Mama melakukan hal sesat seperti menyembah setan untuk dapat harta." tebak Mai langsung.
"Ya Allah tidak ada begitu, Non! Nyonya tidak mungkin begitu, beliau sudah kaya sejak dulu sehingga tidak mungkin mau berbuat hal yang tidak pantas." sanggah Bik Inah agak kaget juga dengan pertanyaan Mai.
"Aku pusing sekali dengan nasib nya Meri, Ya Allah!" Mai mengusap wajah nya kasar karena semua masih menjadi misteri yang sulit.
"Non Meri begitu mungkin saja karena selama ini dia selalu bengong dan sendirian, jadi iblis datang dan merasuki nya." ucap Bik Inah.
Bingung sekali Mai mau menanggapi nya karena dia juga belum tau pasti, apa memang karena sering termenung membuat Meri jadi di taksir dengan iblis jahat sehingga sekarang hidup nya pun jadi terancam, bukan hanya terancam tapi juga mengancam yang lain juga di rumah ini.
Yang di takut kan Mai sekarang adalah kakak orang tua nya memang punya pesugihan dan sudah memakan banyak korban nyawa, mungkin saja ini adalah salah satu nya sehingga nekat untuk balas dendam dan menyakiti mereka semua yang masih hidup di rumah ini sehingga yang ada hanya lah rasa sengsara saja.
"Jangan banyak pikiran juga ya, Non! Non Mai loh punya darah tinggi, nanti malah kumat." cemas Bik Inah.
"Kepala ku sudah sering sakit gara gara masalah ini, jadi mungkin saja memang sudah kumat sejak kemarin." jawab Mai segera memasukan tas kedalam mobil dan di bantu juga dengan Bik Inah.
"Ini Bibik ada masak sayur asem kesukaan kalian, nanti di makan ya." Bik Inah memberikan rantang yang sudah di isi makanan.
Mai mau menjawab namun telinga nya menangkap suara kecipak air dari dalam kamar almarhum Mama Ajeng, begitu pula dengan Bik Inah. mereka saling pandang untuk waktu yang agak lama, namun tidak tau siapa yang mendahului karena mereka tiba tiba saja sudah di depan pintu kamar untuk memastikan suara itu berasal.
"Itu suara apa, Bik?" tanya Mai gemetar juga karena takut.
"Mungkin air nya tidak sengaja menyala, ini suara air kok." jawab Bik Inah berusaha berpikir positif saja agar Mai tidak tambah takut.
"Masa iya bisa begitu, mari kita lihat dulu." ajak Mai yang takut tapi penasaran.
"Ya sudah, biar Bibik yang depan dan Non di belakang sini ya." Bik Inah bersiap untuk membuka pintu kamar Mama Ajeng.
"Ya Allah kok ada ada saja, ini apa lagi yang mengganggu." Mai berucap lirih dengan rasa takut berkumpul dalam dada.
Cekleeeek.
Pintu kamar terbuka lebar dan di bagian sini sama sekali tidak ada apa apa, semua nya masih rapi dan memang setiap hari di rapikan walau yang punya sudah tidak ada lagi. namun Bik Inah memang tidak pernah telat membersihkan, walau tidak di tiduri tapi tetap di bersihkan oleh dia.
"Dari kamar mandi, suara nya dari sana." Mai menatap Bik Inah dan memegang erat.
"Bibik jangan di pegang begitu, malah nanti tidak bisa lari kalau ada apa apa." lirih Buk Inah.
"Lah ngapain Bibik mau lari?!" seru Mai kaget.
"Kita kan tidak tau apa yang ada di dalam sana, Non." jawab Bik Inah.
Mai menelan ludah nya karena memang mereka masih tidak tau apa yang ada di dalam kamar mandi itu, di sana lah jasad Mama Ajeng di temukan oleh anak anak nya satu bulan yang lalu. kini suara aneh malah muncul dari sana, padahal saat ini masih siang sehingga tidak mungkin pula ada hantu nya.
"Air nya hidup." bisik Bik Inah pelan sekali.
"Saat Mama di temukan pun air nya hidup ya, Bik." Mai jadi ingat kejadian itu.
"Itu suara air dari kran saja, mungkin Bibik lupa mematikan." Bik Inah kasihan kalau Mai teringat kembali.
Segera di buka pintu kamar mandi untuk melihat isi dalam kamar mandi tersebut, namun apa yang mereka lihat sungguh luar biasa sekali keadaan nya, air dari kran mengalir deras dan warna nya hitam pekat seperti air lumpur. mana bau nya pun sangat luar biasa, tidak sanggup hidung mereka mau mencium nya.
"Bibik aku tidak kuat!" Mai mau muntah karena bau nya.
"Ya Allah kok bisa air nya sekotor ini, apa yang sudah terjadi?!" Bik Inah juga panik.
"Air dalam bathup juga hitam, Bibik ada cacing dan belatung nya!" jerit Mai ketika melihat bath up.
"Cepat keluar, ini pasti tidak benar!" Bik Inah panik karena belatung yang ukuran nya tidak layak ada di sana.
Mai berusaha untuk membuka pintu kamar mandi, namun semua nya sia sia saja karena tidak ada hasil sedikit pun, tentu nya mereka berdua panik karena bau kamar mandi pun sudah tidak karuan sekali.
Selamat malam guys, jangan lupa like dan komen nya ya.
belum tahu ja kebengisan Arya gmn,, jgn macam-macam dech, kok malah nantangin 🤦🏻♀️🤦🏻♀️😤😤😤
ini siervan cari gara2 dia udh mau Arya menolong malah belok pula karna tawar orang lain ini kalu purnama yg nangani udh kn bnting dia
Arya membantu tanpa imbalan adu gmn sich cara mereka berfikir
yakin lh Arya pasti bisa menangani kasus ini
kak author nanti bikin Arya JD pangeran yg luar biasa ya hbt nya
bingung si boleh,,,tapi kan ini seolah tdak prcaya sama arya,bukan masalah brg ny susah dicari 😒
aduh Arya jgn gegabah deh,,soalnya mba pur jg lg tempur sm si asu jd blm bs bantu,,nurut aja apa kata Maharani,,🙁