NovelToon NovelToon
Obsession Deril

Obsession Deril

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Bad Boy
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Dela Siti padilah

"Kak please jangan kayak gini" cicitnya saat deril memeluk Almira dari belakang dan mengendus ceruk lehernya menghadap jendela kelas yang tembus ke lapangan sekolah.

"Why? padahal lo nikmatin posisi ini kan?" ucap Deril sambil menyunggingkan bibirnya.

"Aku mohon kak ja- hmmmptt" ucapannya terpotong dan tesumpal oleh benda kenyal milik Deril.

Deril melumat bibir Almira dengan rakus dan menuntut, yang membuat si empu terbelalak kaget tak bisa bergerak.

-----
Yahhhh, bagaimana ceritanya ketika seorang Almira yang pindah sekolah tujuan ingin mencari ketenangan tetapi malah menemukan kemalangan dengan bertemu dan mengenal seorang Deril sendiri.

Mau tau kelanjutannya? yukkk baca novel Obsession Deril ini!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dela Siti padilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29 Terciduk di Kelas

Keesokan paginya Deril turun dari lantai dua menuju ruang makan untuk sarapan. Sesampainya di meja makan, Deril mendudukan tubuhnya dan mengambil sarapan yang ia inginkan. Tak ada sapaan atau apapun karena orang tuanya sedang makan, jadi tidak boleh menganggu mereka.

Setelah sarapan selesai barulah Deril angkat bicara dan menatap sang papah.

"Pah." Panggilnya.

"Hmmm." Hanya gumaman saja yang di gunakan oleh Angga.

"Papah kenapa gak bilang kalo sebenarnya aku udah di jodohin sama Almira? Dan kenapa papah tutupin itu, padahal tahu aku suka Almira?" Deril langsung mengajukan beberapa pertanyaan pada Angga.

Angga sempat tertegun kaget karena darimana anaknya tahu. Tapi saat mengingat bahwa anaknya seharian bahkan sampai malam bersama keluarga Budi. Jadi pastinya Budi memberi tahu kan anak nya dengan alasan tertentu.

"Papah cuman pengen kamu mencintainya dulu tanpa harus papah paksa. Dan saat kamu bilang suka, memang papah sempet senang, tapi itu permintaan ayahnya Almira. Dia ingin melihat mu terlebih dahulu boy. Dia tidak akan melepaskan putrinya pada tangan yang salah." Angga berusaha mencari kata-kata aman agar putranya tidak marah padanya.

Deril menatap ayahnya dengan tatapan tak terbaca. Lalu dia hanya menganggukan kepalanya saja. Tapi tiba-tiba dia berkata

"Terus mau kapan kita membicarakan hal ini pah? Aku udah gak sabar."

"Terserah kamu. Kalo kamu ingin cepat-cepat, malam ini juga kita bisa adakan pertemuan dengan mereka."

"Oke kalo gitu malam ini aja pah."

"Yasudah nanti papah hubungin om Budi dulu buat ngajak dia bertemu."

"Oke. Kalo gitu aku berangkat sekolah dulu."

Kemudian Deril mengalami kedua orang tuanya dan berjalan keluar untuk menuju parkiran rumahnya. Dan pagi ini hati Deril betul-betul bahagia.

-----

Sedangkan di tempat lain jelasnya di Rumah Sakit. Almira sedang membujuk kedua orang tuanya agar dia bisa sekolah hari ini dan berangkat langsung dari rumah sakit.

"Ayo dong bun aku mau sekolah. Lagian aku udah baikan kan? Masa hari senin bolos sih?" Almora merengek.

"Tapi sayang kamu itu lagi masa penyembuhan. Udah lagian besok juga bisa kan?" Rere tetap kekeh tidak mau mengantar putrinya je sekolah.

Budi sendiri tidak ikut menjemput sang putri karena ada meeting pagi-pagi yang tidak bisa dia tinggalkan. Jadi, cuman Rere saja yang menjemput Almira dan itupun penuh drama sekali dengan sang putri.

"Bun aku gak bakal kenapa-napa beneran deh."

"Okey. Tapi kamu gak boleh ikut upacara. Nanti bunda ngomong langsung aja kesana yah. Kamu duduk aja di kelas."

Sebenarnya Almira tidak mau, tapi daripada dirinya tidak sekolah mending iyain aja.

"Iya bun nanti aku gak upacara."

Mereka pun segera berkemas untuk pulang, tapi tidak ke rumah melainkan ke sekolah. Di perjalanan tak ada pembicaraan sedikitpun antara ibu dan anak itu. Rere fokus ke handphone nya sedang berkirim pesan dengan suaminya, dan memberitahu keinginan putrinya. Sedangkan Almira hanya diam menatap jalanan lewat jendela mobil.

Rere: "Mas anak kamu tetep maksa loh ini."

Budi: "Yaudah, biar kamu gak khawatir biar papah ngomong sama Deril biar jagain Almira."

Rere: "Baiklah."

Begitulah keluhan sang bunda yang satu ini. Tak bisa memaksa sang putri tapi dirinya khawatir atas kesehatan putri nya. Tanpa terasa mobil pun sudah sampai di depan gerbang. Almira menoleh ke samping ke arah bundanya.

"Bun. Aku masuk dulu yah. Bye."

Cup

Almira mencium pipi bundanya dan keluar dari mobil miliknya. Mobil yang di tumpangi Rere pun pergi meninggalkan sekolah Almira. Lalu Almira berjalan ke dalam sekolahan.

Sedangkan di lapangan Deril merasakan ponselnya bergetar ada yang menelpon. Saat dia lihat nama yang tertera ternyata *Ayah Budi*, tanpa menunggu lama dia pun mengangkatnya.

"Iya kenapa ayah?" Deril memang disuruh untuk memanggil orang tua Almira dengan sebutan Ayah dan Bunda itupun suruhan kedua orang tua Almira.

"Ayah mau nitip Almira Boy. Dia hari ini maksa sekolah. Takutnya dia ikut upacara kamu tolong suruh dia jangan ikut dulu. Soalnya kadang dia suka keras kepala kalo urusan aturan." Budi menyampaikan tujuannya.

"Oh iya yah nanti aku suruh Almira untuk tidak upacara."

"Makasih ya boy. Kalo gitu ayah tutup telponnya."

Tut

Panggilan pun terputus, layar ponsel menampilkan warna hitam. Terdengar intruksi semua harus siap, dengan segera Deril memasukan kembali ponselnya ke dalam saku celana.

Kegiatan upacara berlangsung dengan khidmat meskipun masih ada saja siswa yang terlambat, atribut yang tidak lengkap serta orang-orang yang ngumpet supaya tidak upacara. Deril melihat mereka semua dan matanya tiba-tiba terbelalak saat melihat sosok yang berada di antara mereka. Deril pun segera berlari ke arah perkumpulan anak-anak pelanggar aturan tersebut.

"Pak maaf. Ini Almira kenapa berada di sini ya? Dia atributnya lengkap saya lihat." Tanya Deril pada guru kedisiplinan.

"Dia tadi ngumpet di kelas Deril, padahal kan gak boleh itu." Ucap guru tersebut.

"Maaf sebelumnya pak, dia di kelas karena baru keluar rumah sakit tadi sebelum berangkat dan dia memang masih lemas."

Mendengar penjelasan Deril guru tersebut pun menatap Almira. Dan memang terlihat bahwa wajahnya pucat seperti sedang sakit.

"Oh begitu. Yasudah kalau memang dia baru keluar dari rumah sakit gapapa gak ikut upacara. Tolong kamu antar lagi aja dia ke kelasnya." Guru tersebut pun mengizinkan Almira untuk duduk kembali ke kelas.

"Yasudah pak terimakasih. Saya izin bawa Lamira." Deril langsung menarik Almira ke belakang untuk berjalan menuju kelasnya.

"Itu Deril seperhatian itu sama Almira? Gila sih."

"Heem perhatian banget mau deh."

"Lo harus nyari kayak dia kalo mau."

Begitulah bisik-bisik mereka kala melihat Deril dan Almira yang berjalan keluar dari lapangan dengan bergandengan tangan.

-----

Sesampainya di kelas Deril mendudukan Almira di kursinya. Lalu dia kembali lagi ke pintu dan menguncinya, tak hanya itu dia juga menutup semua gorden kelas. Ya memang di sekolah ini semua kelas menggunakan gorden untuk membuat kelas gelap saat menggunalan proyektor.

"Loh kak kenapa di tutup?" Tanya Almira dengan was was.

Deril tidak menjawab, dia hanya mendekat ke arah Almira dan duduk di kursi samping Almira.

"Kenapa kakak tutup pintu dan gorden? Terus kakak kenapa gak segera balik ke lapangan?"

"Kamu gak mau ucapin makasih?" Deril tidak menjawab malah mengajukan pertanyaan lagi.

"Buat?" Tanya Almira bingung.

"Aku udah ngeluarin kamu dari kumpulan orang-orang pelanggar aturan loh."

Almira terkekeh saat mendengar itu. Dan suasana yang awalnya tegang bahkan Almira merasakan takut menjadi kendur. Dia pun langsung memeluk Deril.

"Makasih Kak Deril udah bantuin aku jelasin."

Deril tertegun saat mendapatkan pelukan dari Almira tapi dirinya juga membalas pelukan tersebut. Kemudian dia memikirkan tentang hubungan mereka. Mumpung sedang sepi sepertinya ini adalah waktu yang tepat.

"Al lepas dulu aku mau ngomong sesuatu sama kamu." Almira pun langsung melepaskan pelukannya.

"Ngomong apa?" Tanya Almira penasaran.

"Ini terdengar aneh mungkin. Tapi kamu pasti merasa semuanya. Aku deketin kamu bahkan seevort itu buat aku bisa dekat sama kamu. Ini kayaknya waktu yang tepat buat aku ungkapin ini. Apalagi dengan rencana kedua orang tau kita, pasti akan membuat rencana kita berjalan dengan baik." Deril menjeda ucapannya. "Al. Aku suka sama kamu, kalo kamu juga suka mau gak kita pacaran? Dan malam ini orang tua kita akan menentukan perjodohan buat kita. Jadi aku pengen tanpa kata perjodohan kita udah bisa menjalin kebersamaan. Jadi.... Gimana? Apakah kamu mau jadi pacar aku?" Dengan lembutnya Deril mengatakan dan mengungkapkan semua yang ia rasakan.

Deg Deg Deg

Jantung Almira bertalu begitu cepat dia merasa kan perasaan aneh. Dia akui bahwa dirinya juga sudah merasakan nyaman dengan keberadaan Deril. Dia selalu di beri perhatian yang membuat hatinya lama-lama menjadi luluh. Almira pikir tidak ada salahnya jika dia menerima, apalagi saat dirinya baru tahu kalau dia akan di jodohkan dengan Deril. Jadi percuma saja dia menolak Deril. Dengan yakin Almira menyetujui hubungan mereka.

"Jujur sebenarnya aku juga udah mulai nyaman sama kakak. Jadi, kayaknya aku nerima ungkapan kakak." Ucap Almira dengan senyum manisnya.

Mendengar hal itu Deril langsung memeluk tubuh Almira dengan erat dan posesif. Seakan dua tidak ingin melepaskannya, dan jika dia sedikit pun melonggarkan pelukan itu dia takut Almira akan pergi dari hadapannya.

"Makasih sayang. Makasih."

Secara perlahan tangan Deril menggenggam tengkuk leher Almira. Detik demi detik Deril memajukan wajahnya dan dia menatap bibir mungil merah muda milik Almira. Dia sudah tidak tahan untuk tidak menjamah nya. Dengan perlahan Deril menyatukan bibir mereka. Tak ada perlawanan tak ada penolakan, Almira menerima semua itu dan bahkan Almira mengalungkan tangannya di leher Deril.

Ciuman itu semakin lama semakin intens bahkan Deril dengan ringannya mengangkat tubuh Almira agar duduk di pangkuannya dan mendudukannya dengan posisi menghadap ke arah dirinya.

Enghhh

Lenguhan Almira terdengar kala Deril meremas bokong Almura dengan sensual. Bahkan tangannya sesekali naik turun di pinggangnya membuat perasaan panas dingin dirasakan oleh Almira. Tapi tiba-tiba

Brakkk

"Sedang apa kalian?"

1
Dede Azwa
bagus..lanjjuttt kak👍🥰
Delpapa: makasih kakak tetap stay buat nunggu up yahhh
total 1 replies
Hiro Takachiho
Bikin baper, deh!
Delpapa: Makasih kak
total 1 replies
Setsuna F. Seiei
Bikin baper 😍
rofik 1234
Ceritanya menghibur sekali.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!