Mencinta kembali, apakah mungkin bagi Dewi Bhuana Joyodiningrat. Diusianya yang sudah lebih dari kepala 4 sekarang, dirinya kembali dihadapkan oleh 2 pria dari masa lalunya.
Ditinggalkan begitu saja, membersarkan anaknya sendirian. Dan kini orang itu kembali hadir berbarengan dengan orang lain dari masa lalunya.
Hendra Kusuma dan Aji Kurniawan. Satu adalah mantan suaminya, dan yang satu adalah temannya.
Siapakah dari kedua pria itu yang bisa membuat Dewi kembali mencinta?
Akankah putri Dewi yang bernama Aisya menerima kembali sang ayah yang meninggalkan mereka bahkan saat dia tidak diketahui sudah ada?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Loving Again 29
Pekanbaru
"Halo Dew, bisa kita bertemu pagi ini? Aku Hendra, ini nomorku. Aku mendapat nomor mu dari papan nama yang tertera."
"Maaf tidak bisa kalau pagi. Bang Aji ada praktek pagi. Dan dia tidak mengizinkan ku bertemu dengan kamu tanpa adanya dia."
Jawaban tegas nan lugas dari Dewi tidak membuat Hendra ciut. yang ada saat ini Hendra merasa kesal.
Menurut Hendra, Aji sangat keterlaluan untuk ukuran hubungan kekasih. Bagiamana pria itu begitu posesif seperti itu. Belum jadi suami saja sudah seperti itu, bagaimana jika sudah menjadi suami nanti?
Isi kepala Hendra demikian, dia nampak kesal sekali mendengar ucapan Dewi. Bukan karena Dewi tapi karena Aji.
"Dew, dia itu kebangetan. Kalian kan baru menjalin kasih dna belum menikah, kenapa dia seposesif itu. Masa kamu ketemu orang saja harus nunggu dia. Terus kalau dia seharian itu sibuk, kamu tidak jadi bertemu orang begitu?"
Dalam pembicaraan melalui telepon itu, Hendra terdengar begitu kesal. Dewi bisa melihat kekesalan Hendra meskipun pria tersebut ada di depan matanya.
Dan itu cukup membuat wanita tersebut tersenyum puas. Namun dia juga heran, mengapa Hendra bersikap demikian untuk ukuran mantan.
"Kalau seharian ini Abang sibuk, ya sudah berarti aku tidak bisa bertemu dengan kamu. Lagi pula ya, dia hanya tidak suka melihat ku bertemu dengan mu. Jika dengan orang lain dia tidak masalah kok. Dia tahu bahwa kamu adalah bagian terburuk dalam hidup ku."
Gluph!
Hendra tertohok dengan ucapan Dewi yang baru saja. Rasanya benar-benar menusuk jantungnya. Dimana tentu saja ucapan Dewi tidak salah.
Bagian terburuk, ungkapan itu sungguh sangat pas. Hendra yang meninggalkan Dewi secara tiba-tiba tanpa alasan pasti. Dia yang bermain gila dibelakang hingga membuat wanita itu hamil dan berakhir meminta cerai kepada Dewi tanpa memberitahu apapun kepadanya.
Bukankah itu memang pantas dikata buruk?
Hendra terdiam, dia tak lagi bisa menjawab ucapan Dewi.
"Apa kamu tahu, Bang Aji selalu menjaga perasaan dan hati ku. Jadi dia harus ada ketika aku bertemu dengan mu. Karena dia tidak mau aku kesal dan marah ketika berhadapan dengan mu. Sekarang, kamu tunggu saja Hend, jika memang ingin bicara lagi dengan mu. Tapi kalau kamu tidak sabar, ya sudah, silakan kembali pulang."
Tuuuut
Panggilan telepon dimatikan secara sepihak oleh Dewi. Hendra lagi-lagi hanya diam. Dia tak bisa berucap apa-apa lagi.
Lalu pria itu termangu, menatap ponsel yang layarnya sudah mati.
Pikirannya kembali menerawang ke puluhan tahun silam. Dewi yang cantik dan manis. Dewi yang jika tersenyum kelihatan lesung pipinya. Dewi yang wajahnya tersipu jika dia memujinya. Semua itu seolah hadir dalam ingatannya.
Lalu. ingatan tentang dia menginginkan perceraian pun juga muncul. Bagaimana wajah Dewi yang terkejut. Bagaimana wajah Dewi yang terluka saat itu. Dan bagaimana Dewi yang ingin bicara tapi tak diberi kesempatan oleh nya.
Arghhhhh!!
Hendra mengusap wajahnya kasar. Terlebih ketika dia mengingat saat dirinya bergelung panas dengan Delia, dimana saat itu Dewi menunggunya di rumah.
"Apa yang ku lakukan?"
Pertanyaan konyol dan juga bodoh meluncur dari bibir Hendra. Saat ini dia baru bertanya demikian setelah kejadian itu berlalu puluhan tahun silam.
"Aku ... aku minta maaf Dew."
Permintaan maaf yang pastinya percuma bagi Dewi. Permintaan maaf itu tak akan membuat rasa sakit hati yang dialami selama bertahun-tahun menjadi hilang dalam sekejap.
Sreet
Cekleek
Klaak
Hendra bangkit dari duduknya. Dia meraih jaket yang ada di atas ranjang dan memakainya. Tidak peduli ada Aji atau tidak, sekarang ini yang ada di kepala Hendra adalah menemui Dewi.
Ada sebuah kata yang ingin dia ucapkan. Hendra tak lagi ingin bertanya soal Aisya. Entah mengapa dirinya sangat yakin 100 persen bahwa Aisya adalah putrinya.
"Pak, ke alamat ini ya."
"Baik Pak."
Hendra memesan sebuah taksi dan memberikan alamat tempat tinggal Dewi. Selama perjalanan kesana Hendra terus mengetuk-ngetuk keningnya menggunakan jari. Dia mengutuk dirinya sendiri yang sangat bodoh itu.
ckiiit
Taksi yang dia tumpangi sampai. Setelah memberi sejumlah uang, Hendra pun turun. Pintu pagar rumah Dewi ternyata tidak di tutup. Di depan rumah ada kendaraan lain yang Hendra rasa bukan milik Aji.
Ketika berjalan mendekat ke arah rumah, terdengar suara musik yang tengah di putar. Jika tidak salah dengar, itu adalah musik daerah.
Hendra pun mendekat, dia memilih melihat dari kejauhan. Ternyata Dewi tengah mengajar tari.
Gerakan Dewi yang anggun itu membuat Hendra tertegun. Dia baru sepenuhnya menyadari bahwa Dewi memiliki kecantikan luar dan dalam.
Tak ingin menganggu dan merusak konsentrasi Dewi, Hendra memilih pergi menuju ke teras. Di sana dia akan menunggu Dewi hingga selesai mengajar.
Ketika menunggu, mata Hendra melihat ke sekeliling. Dia juga melihat ke arah dalam rumah Dewi.
Meskipun pintu rumah Dewi tertutup, Hendra bisa melihat melalui kaca jendela.
Degh
"Aisya?" ucapnya singkat. Hendra melihat foto Aisya bersama Dewi yang menggantung di dinding. Bukan hanya satu tapi ada beberapa.
Hendra kemudian mendekatkan matanya untuk mengintip lebih jelas.
Degh degh degh
Jantungnya berdegup kencang ketika melihat sebuah foto yang mana membuatnya yakin bahwa Aisya adalah putri kandungnya meskipun Dewi tidak menjelaskannya.
Foto masa kecil Aisya, di sana Aisya sangat mirip dengannya ketika saat masih kecil juga.
"Aisya putriku."
"Bukan, dia bukan putrimu. Aisya adalah putriku. Aku yang mengandungnya sendiri, aku yang melahirkannya dan aku juga yang membesarkannya. Dia bukanlah putri mu."
Sreeet
Jleeb
Hendra terkejut mendengar suara Dewi. Dia tidak mendengar langkah kaki, tapi sekarang Dewi sudah berdiri di belakangnya.
"Anak bisa hadir karena adanya laki-laki dan perempuan, Dew."
"Benar, itu fakta yang sangat benci aku akui. Tapi laki-laki bisa disebut ayah bukan hanya sekedar memberi benih bukan?"
Hendra tertunduk. Dia tahu persis apa yang dimaksud oleh dewi.
Sruuuk
tap!
Dewi langsung memundurkan tubuhnya ketika Hendra berlutut di depannya. Dengan menarik satu sudut bibirnya,Dewi juga tidak berencana membuat pria yang sudah meninggalkannya itu segera bangun dari posisinya.
"Maafkan aku Dewi, sungguh maafkan aku."
"Memaafkan mu? entahlah, tapi yang pasti aku sudah lupa bahwa kamu pernah jadi bagian dari hidupku. Karena menurutku kenangan buruk memang harus di lupakan bukan?"
Hendra tergugu dia tidak tahu lagi akan bicara apa sekarang. Suara Dewi terdengar begitu marah dan itu adalah hal yang wajar.
"Apa kamu hamil saat itu?"
"Huh, kenapa bertanya? Untuk apa? Oh ayolah, kamu tak perlu menanyakan sesuatu yang sudah lama berlalu. Kau punya keluarga yang bahagia, jadi untuk apa mengungkit masa lalu."
"Aku akan bercerai. Keluarga ku tidak bahagia."
Hahahahah
Dewi tertawa terbahak-bahak. Dia mentertawakan situasi yang sangat absurd ini.
"Kamu bercerai, dan karena itu kamu mencari ku begitu? Dasar brengsek!"
TBC
ko bsa????ada apa dgn dgn aji???
krna mreka yg irikah????atw ada rncna lain???
aku setuju Aji di RSMH deket dgn Dewi karna bentar lagi pindah dan jadi satu dgn Aisya.
mungkin ulah Rama biar lebih dekat dgn Dewi si dokter Aji 😁