"Anindira seorang wanita yang kehidupannya begitu sempurna, ia sangat cantik, berkulit putih bersih dan karir yang begitu bagus, tetapi satu yang tidak ia punya yaitu CINTA."
"Akan tetapi semua berubah ketika ia bertemu seorang lelaki tampan, gagah, berwajah indo-amerika, lelaki dingin juga tak tersentuh oleh seorang wanita. "
Dapatkah dira menakluk kan hati nya ? Hati yang begitu dingin dapatkah meleleh dengan seorang dira ? Bagaimana kisah selanjutnya, yuk ikuti kisah cinta mereka.
"CINTA KU YANG AKAN MEMBUATMU JATUH CINTA. "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Queenmafia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 29
Paginya elden sudah di perjalanan pulang, namun ia tidak menuju mansion melainkan ia langsung ke kantornya, karena ia harus segera menyelesaikan beberapa berkasnya.
Tok.. Tok.. Tok...
"masuk." ucap elden tanpa melihat ke arah pintu.
"maaf tuan, ini berkas keuangan yang anda minta." ucap sang kepala keuangan, sambil menyerahkan berkasnya di atas meja elden.
"hmmm." jawab elden, yang hanya melihat sekilas berkas tersebut lalu ia fokus kembali dengan layar laptopnya.
"kalau begitu, saya permisi tuan." ujar sang kepala keuangan dan elden hanya mengangguk saja.
Di sela sela kesibukannya, elden tiba tiba teringat akan pesan dira yang tadi malam. Dan pada akhirnya ia langsung membuka aplikasi hijaunya dan mengirim chat ke nomor dira.
~saya akan kesana nanti setelah pekerjaan saya selesai.~ isi chat elden.
Sedangkan di kantor Aurora Bliss, Anindira sendiri sedang di sibukkan oleh pekerjaan dan sedang memberikan saran kepada para karyawannya, tentang cara menjahit yang benar dan pemilihan kain yang harus di sesuai kan oleh konsumen.
Tring!
Ponsel dira tiba tiba berbunyi tanda ada pesan masuk.
"elden?" batin dira sambil mengerutkan keningnya lalu ia membuka isi chat tersebut.
"oh..." ucap dira ketika sudah membaca chat dari elden, lalu ia simpan lagi ponselnya, tanpa membalas chat dari elden lebih dulu. Karena memang ia sedang sangat sibuk.
*
*
Ketika di rasa pekerjaannya selesai, elden lalu bergegas pergi ke kantor anindira, karena waktu sudah menunjukkan pukul tiga sore.
Sesampainya elden di kantor Aurora Bliss, ia langsung di sambut oleh sang resepsionis.
"dengan tuan elden?" ucap resepsionis
"hmm." jawab elden sambil mengangguk saja.
"mari saya antar ke ruangan nona anindira, beliau sudah di tunggu." ucap sang resepsionis lagi, dan lagi lagi elden hanya mengangguk dengan wajah dinginnya.
Tok.. Tok.. Tok..
"masuk." ucap dira, dan betapa kagetnya ketika yang masuk adalah sang resepsionis dan elden.
"maaf nona, saya hanya mengantar tuan elden." ucap sang resepsionis dan dira hanya mengangguk saja sambil tersenyum, "permisi nona."
Dan sekarang mereka hanya berdua saja, dira yang di pandang elden dengan datar hanya berdiam meskipun hatinya sudah berdebar tak karuan.
"mana tuxedonya? " ucap elden sambil duduk di sofa yang berada di ruangan dira.
"em... Sebentar, aku ambil dulu." jawab dira dengan sedikit gugup, lalu ia bergegas menuju ruang kamar pribadinya.
"ini... " ucap dira sambil menyerahkan tuxedonya ke elden, dan elden langsung menerima.
"em... Kalau mau di coba dulu, bisa ke kamar aku di situ." ucap dira lagi. Namun bukannya elden masuk ke kamar justru ia melepas jasnya di depan dira dengan pedenya tanpa memperdulikan dira yang sudah panas mukanya.
Dengan refleks dira langsung menutup mukanya dengan kedua tangannya.
Sedangkan elden bukannya peka justru mengerutkan keningnya, "kenapa?" tanya elden.
Dan dira langsung membuka mukanya sambil menggelengkan kepalanya.
"kamu kira saya nggak pakai baju? Atau sudah nggak sabar pingin di sentuh?" ketus elden dengan wajah yang memandang dira remeh, "jangan harap, kalau saya akan menyentuh anda!"
Deg!
Namun dira tidak memperdulikan ucapan elden, justru ia tersenyum dan berkata, "gimana? Pas kan di tubuh kamu? Masih ada yang kurang nggak menurut kamu?"
Sedangkan elden langsung menatap ke arah dira dengan tatapan marah karena dira terlihat biasa saja meskipun ia sudah berkata kasar.
"em..." jawab elden.
"kalau udah selesai, kamu boleh pulang el, aku masih sibuk." ucap dira dengan menahan air matanya yang akan keluar, namun masih di paksakan untuk tersenyum.
"hmmm... Jangan tersenyum! Saya tidak akan tergoda dengan senyuman jelek kamu itu!" ujar elden, lalu pergi keluar dari ruangan dira tanpa rasa bersalah.
"hati hati el." ucap dira dengan lirih tanpa di dengar oleh elden.
Hiks.. Hiks.. Hiks...
"kenapa tuhan?" ucap dira dengan lirih di sela sela tangisannya.
Huft..
"kamu harus bisa anindira aurora smith, kamu harus kuat, kamu nggak boleh lemah seperti ini, semangat!" ujar dira menyemangati diri sendiri supaya tidak mudah rapuh.
• • • • • • • •
Sesampainya di mansion, elden langsung di sambut oleh sang mommy, tapi lebih tepatnya di sambut oleh ocehan sang mommy.
"el, kenapa telepon mommy nggak di angkat? Terus kapan kamu sampai di kantor? Kenapa nggak pulang dulu? Dan ini ... Tuxedo dari dira, nak?" ucap mommy audy sambil meraih tuxedonya dan melihatnya dengan kagum.
"oh.. Ya ampun, cakep banget, rapi lagi jahitnya dan ini kainnya mengilap, benar benar tak salah mommy pasrah sama anindira." ucap mommy audy lagi dengan senyum bangga terhadap kinerja calon mantunya.
Huft...
Elden hanya bisa menarik napas dalam dalam melihat tingkah sang mommy yang menurutnya sangat berlebihan.
"el, kamu kenapa diam saja? Mommy kan bicara sama kamu." sebal mommy audy yang melihat elden hanya berdiam diri saja.
"hmmm.. El capek mom, pingin cepat cepat mandi dan berendam sebentar." ucap elden sambil melangkah pergi menuju kamarnya, "nanti el jawab semua pertanyaan mommy yang tadi."
"uh.. Dasar anak itu." ucap mommy audy sambil melangkah pergi menuju kamarnya untuk menyimpan tuxedo elden.
*
*
"bi.. Bi sarmi.." panggil mommy audy ke asisten rumah tangganya.
"iya nya, ada yang bisa bibi bantu?" ucap bi sarmi sambi tergopoh gopoh.
"bi, tolong antarkan makanan ini ke kamar elden ya, saya akan ke ruang tuan dulu." perintah sang nyonya.
"loh.. Tuan elden sudah pulang nyonya?" tanya bi sarmi untuk memastikan tuan mudanya.
"sudah bi, dia sekarang sedang bersih di kamarnya." ucap mommy audy sambil tersenyum.
"baiklah nya, kalau begitu saya permisi." ucap bi sarmi lagi lalu bergegas pergi menuju kamar elden yang berada di lantai atas.
Namun belum juga bi sarmi mengetuk pintu kamar elden, elden sudah membukanya lebih dulu.
"loh.. Kenapa bi?" tanya elden dengan wajah datarnya.
"eh .. Ini tuan, saya di suruh nyonya untuk mengantarkan makan malam anda, tuan." ucap bi sarmi dengan gemetaran.
"bawa turun lagi saja bi, nanti saya makan di bawah." ujar elden lalu pergi meninggal bi sarmi yang masih berdiam di depan pintu kamar elden.
Dan elden lalu pergi ke ruangan pribadi sang daddy, karena ada sesuatu yang perlu di bicarakan, namun ketika ia membuka pintu ruangan sang daddy ternyata ada mommy di sana.
"eh mom... Lagi di sini?" ucap elden dengan lirih.
"kalau udah tahu kenapa nanya." ketus mommy audy.
Dan elden yang mendengar ucapan sang mommy hanya bisa menggaruk kepalanya meskipun tidak gatal.
"sini el, ada apa?" ucap daddy abrisam.
"hmm... El mau nanya sama daddy, daddy tahu perusahaan Jaya Real?" tanya elden dengan menatap sang daddy deng serius. Sedangkan sang mommy hanya menatap keduanya tanpa tidak tahu tentang perusahaan itu.
"tidak!" ucap daddy abrisam sambil masih mengingat ingat nama perusahaan tersebut.
"serius dad?" ujar elden memastikan.
"pemimpinnya siapa?" tanya daddy abrisam.
"Sandi Wijaya." ucap elden dengan mantap.
"wijaya?" ucap daddy abrisam lagi sambil mengingat ingat nama yang tidak asing menurutnya.
Karena daddy abrisam sudah sangat lama tidak berkecimbung di perusahaan Indonesia. Sejak aleta kecil, ia langsung menetap di amerika, dan perusahaan yang di indonesia di pasrahkan oleh orang kepercayaannya, sebelum sekarang elden yang mengambil alih perusahaan tersebut.
Bersambung 💐
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
HAPPY READING FRIEND 🤍
Jangan lupa kalau suka berikan jejak kalian di sini lewat, like, komentar dan votenya ya kakak 😍
Terimakasih 💐
buat dia nyesel deh thor