Bagaimana jadinya jika seorang dokter cantik yang selalu ceria dan petakilan bertemu dengan seorang tentara yang memiliki sifat dingin dan juga galak? akankah mereka bisa bersatu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 29 Pertemuan
Tidak terasa sudah 1 tahun berlalu, Reynold dan yang lainnya sudah bersiap-siap karena hanya tinggal hitungan jam lagi mereka akan kembali ke Indonesia. Tugas mereka sudah selesai, hati Reynold sangat berbunga-bunga dia sudah sangat rindu dengan tanah air terutama rindu ingin cepat-cepat bertemu dengan Cinta.
"Kamu jangan nangis jika pas ketemu sama Cinta ternyata dia sudah menikah," bisik Dean.
Seketika Reynold kesal dan memiting leher sahabatnya itu. "Kalau ngomong itu jangan sembarangan, seharusnya kamu do'akan yang baik-baik," kesal Reynold.
"Lah itu 'kan ucapan yang baik, kalau aku do'akan Cinta jangan dulu menikah justru aku jahat nanti aku berdosa," teriak Dean menahan sakit.
Reynold melepaskan Dean dan segera masuk ke dalam pesawat. "Idih, masa Tentara baperan," gerutu Dean.
Di saat Reynold dan yang lainnya dalam perjalanan pulang ke tanah air, berbeda dengan Cinta yang saat ini sedang bahagia karena dia sudah berhasil membuat kampung itu sedikit berubah. Dia adalah orang yang sangat vocal menyuarakan mengenai kampung itu dan alhasil kampung itu sekarang sudah terang karena pemerintah sudah memasang listrik untuk kampung itu. Bahkan Cinta juga membuat sumur bor dari uang pribadinya untuk mereka mandi dan minum.
"Ah, aku bahagia sekali akhirnya kampung ini ada listrik juga jadi anak-anak tidak takut lagi jika malam tiba," ucap Cinta dengan senyumannya.
"Melihat mereka tersenyum membuat hati kita bahagia ya," timpal Hugo.
"Tidak sia-sia kita terus menyuarakan kesejahteraan untuk warga di sini. Bahkan yang awalnya aku gak mau ke sini, sekarang aku malah betah karena orang-orangnya sangat baik dan suasananya sangat tenang tanpa ada bising kendaraan dan polusi udara," sambung Lucy.
Pada saat ketiganya sedang senyum-senyum melihat aktivitas warga di sana, tiba-tiba seorang Tentara menghampiri ketiganya. "Dokter, bisa periksa teman saya? ada beberapa anggota yang terkena penyakit," ucap Tentara yang bernama Bani itu.
"Hugo dan Lucy, kamu lihat dulu sana mereka sakit apa? biar kita nanti bawa obatnya sesuai penyakit yang mereka derita," perintah Cinta.
"Ok."
Hugo dan Lucy pun mengikuti langkah Bani menuju pos pengamanan. Sesampainya di pos, terlihat beberapa anggota Tentara terkapar di atas ranjang besi dengan kondisi lemas. "Astaga, mereka terkena cacar dan gondongan, awas kamu jangan sentuh mereka karena penyakit itu menular," ucap Hugo.
"Bapak-bapak Tentara tolong jangan bersentuhan langsung dulu dengan pasien, karena penyakit itu menular. Kalau begitu kita bawa obat dulu," ucap Hugo.
Hugo dan Lucy kembali ke rumah. "Bagaimana, mereka terkena apa?" tanya Cinta.
"Penyakit eksotik, Cinta," sahut Hugo.
"Penyakit eksotik? apaan tuh, rasanya aku baru dengar," ucap Cinta.
"Cacar dan gondongan," sahut Hugo.
"Yaelah, kirain nama penyakit baru," ucap Cinta.
Hugo yang merupakan dokter umum itu segera memeriksa kotak obat. "Ya, ampun gak ada obat di sini, kita harus segera menghubungi rumah sakit untuk mengirim obat ke sini," ucap Hugo.
"Bentar, aku kasih kabar dulu ke rumah sakit." Cinta pun segera menghubungi rumah sakit untuk mengirimkan obatnya.
"Kita kasih paracetamol dulu untuk antibiotik penahan rasa gatal dan demam juga karena obat itu paling lambat datang besok," ucap Cinta.
"Ya, sudah kalian pakai masker dan juga sarung tangan steril kita harus periksa keadaan mereka," ucap Hugo.
Cinta membawa beberapa kota masker untuk dipakai oleh para Tentara yang tidak terkena cacar dan gondongan. Sesampainya di pos pengamanan, ketiganya memeriksa keadaan Tentara yang sudah terkapar lemas itu.
"Bapak-bapak, tolong hindari kontak fisik dulu dengan pasien apalagi sampai menyentuh cacar ini dengan tangan telanjang, kalian akan langsung tertular. Penyakit gondongan juga bisa menular dari batuk dan bersin jadi kalian harus pakai masker supaya terhindar dari penularan lewat udara. Untuk alat mandi dan alat makan usahakan jangan dulu tercampur dengan pasien, dan kalian harus rajin cuci tangan juga," jelas Hugo.
"Siap, dokter," sahut semuanya.
"Karena obatnya baru bisa datang besok, jadi kalian minum paracetamol dulu untuk pereda gatal, dan juga demam," sambung Cinta.
"Pak Bani, lebih baik Bapak hubungi pimpinan Bapak untuk memulangkan pasien dulu untuk sementara karena mereka harus diobati," ucap Lucy.
"Nah benar itu, lebih baik sekarang Bapak laporan sama pimpinan," timpal Hugo.
"Baik," sahut Bani.
***
Malam pun tiba...
Reynold sudah sampai di rumah tadi sore dan dia memutuskan untuk istirahat sebentar. Malamnya dia terbangun kala mendengar ponselnya berdering, dan tertera nama pimpinannya di sana.
📞"Permisi Bapak, Reynold di sini," ucap Reynold.
📞"Kapten Reynold, besok kamu dan Dean ditugaskan ke kampung Asoka untuk mengirimkan obat untuk anggota yang sakit di sana. Tadi rumah sakit menginfokan kepada saya jika beberapa anggota di sana terkena penyakit cacar dan gondongan," sahut Pak Bambang.
📞"Siap, laksanakan!"
📞"Kemungkinan mereka yang sakit akan ditarik dulu dan untuk sementara kalian yang menggantikan mereka."
📞"Siap, Komandan!"
📞"Itu saja yang saya bisa informasikan, selamat istirahat."
📞"Baik, terima kasih Komandan," sahut Reynold.
Reynold menghembuskan napas kasar, padahal besok dia ada rencana mau menemui Cinta di rumah sakit. Reynold tidak tahu jika Cinta ternyata sudah bertugas di kampung Asoka sebagai dokter sukarelawan.
"Gagal lagi bertemu dengan Cinta," gumam Reynold lemas.
***
Keesokan harinya....
Reynold dan Dean sudah berada di Batalion, mereka berdua mendapat arahan dari pimpinan. Ternyata mereka juga tidak hanya berdua, tapi ada beberapa anggota yang ikut karena untuk menggantikan anggota yang sakit di sana.
"Gagal lagi deh bisa bertemu dengan Dr.Cinta," ledek Dean.
"Gak apa-apa, tugas lebih penting," sahut Reynold.
"Tapi walaupun begitu, tetap saja rasanya sesak 'kan? sudah 1 tahun menunggu untuk segera pulang, eh pas pulang harus ditugaskan lagi jauh dari perkotaan. Mama sudah merencanakan ingin ke rumah sakit menemui sang pujaan hati," goda Dean.
Reynold menginjak kaki Dean. "Senang sekali kamu menggoda aku," kesal Reynold.
"Gila, sakit tahu," keluh Dean.
Tidak lama kemudian, seseorang dari rumah sakit datang untuk memberikan obat yang dipesan oleh Cinta itu. Setelah mendapatkan obatnya, Reynold dan yang lainnya pun segera berangkat ke kampung Asoka menggunakan pesawat Tentara. Beberapa jam kemudian, mereka pun sampai di kampung Asoka.
Pesawat mereka landing di lapangan yang sangat luas. Reynold dan Dean seperti biasa menutup wajahnya dengan masker wajah. Keduanya berjalan dengan gagahnya sembari menenteng kotak obat menuju pos pengamanan. Saat jarak mereka tidak terlalu jauh dengan pos pengamanan, Reynold menghentikan langkahnya.
"Cinta."
Reynold kaget ternyata Cinta ada di sana sedang memeriksa anggota yang sakit. Dean menyikut perut Reynold dengan sikunya.
"Apa aku bilang, kalau sudah jodoh tidak akan ke mana," ucap Dean dengan senyumannya.