🌹Sebastian & Nana 🌹
Sebastian, seorang pengusaha kapal pesiar yang mendunia. Seluruh hidupnya dia curahkan untuk gairah dan kesenangan. Dia dikenal sebagai pemain wanita, lady killer dan pria berhati dingin.
Memiliki rahasia menyakitkan di masa lalu, seorang gadis desa yang rencananya akan dia permainkan merubah segalanya.
Apa yang sebernanya terjadi? Mengapa Sebastian tergila gila pada gadis desa yang pernah melemparinya sandal?
P.S : Merupakan Buku Kedua Serries David - Sebastian dan Luke
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Red Lily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Panggilan Tugas
🌹Jangan lupa kasih emak bintang bintang emas diangkasa lima biji, ajak yang lain buat baca karya receh emak juga ya.🌹
🌹Follow juga igeh emak di : @RedLily123.🌹
🌹Selamat membaca.🌹
Lucille menatap putranya yang sedang ditidurkan oleh suaminya Arnold. Dia melihat suaminya sedang membacakan dongeng pada Michael agar anak laki laki mereka terlelap.
Tapi Michael tidak juga terlelap. Dia malah bertanya, “ (Dimana Kakak? Kenapa aku tidak boleh menemuinya?)”
Dan Arnold menjawab, “ (Dia sedang menghabiskan waktunya bersama istrinya.)”
“ (Kapan dia bisa bermain denganku? Temanku yang lain mempunyai saudara, mereka sering menghabiskan waktu bersama. Kenapa aku dan Sebastian tidak?)”
Arnold tidak dapat menjawab, karena sepanjang resepsi tadi, Sebastian dijaga ketat oleh penjaga supaya keluarganya tidak bisa mendekat. Hans sang tangan kanan Sebastian mengatakan mereka bisa menemuinya besok pagi.
“ (Kita bisa menemuinya besok.)”
“Jangan berbohong padanya,” ucap Lucille dalam bahasa Indonesia supaya anaknya tidak paham. “Kau tahu Sebastian takkan pernah mau menemuinya atau bahkan mengakuinya sebagai adik.”
“Bisakah kau diam?”
Lucille berdecak. “Aku akan diam jika kau memberikan perusahaan pada Michael. Bayangkan jika kau mati, bagaimana nasibku dan Michael? Kau ingin kami terlantar?”
“Aku sudah memberikanmu real estate, hotel, kau tidak akan kelaparan.”
“Aku ingin perusahaan.”
“Itu milikku dan median istriku, kami membangunnya bersama untuk Sebastian.”
Lucille yang sedang meminum anggur itu berhenti meneguk untuk menatap suaminya yang lebih cocok menjadi kakeknya. “Kau bilang tidak akan memberikan padanya jika dia tidak bisa memberimu seorang cucu.”
“Ya, tapi sekarang dia menikah, maka jika dia memberiku cucu, aku akan memberikannya.”
“Shiiit,” umpat Lucille kesal.
Membuat Arnold seketika menutup telinga anaknya. “Michael belum tidur.”
Lucille tidak peduli, dia malah mengambil jaket mantelnya.
“Kau mau kemana?”
“Mencari angin,” jawab Lucille, dia memberikan kecupan dulu di kepala putranya. “ (Ibu akan keluar sebentar, tidurlah bersama Ayah.)”
Kenyataannya, Lucille keluar untuk merokok sambil mencari kamar tempat Nana dan Sebastian bermalam. Niatnya menikahi Arnold untuk mendapatkan harta pria tua itu.
Lucille belum mengeluarkan fakta kalau dia adalah mantan kekasih dari anaknya, dia sengaja menunggu waktu yang tepat untuk itu.
Sampai Lucille melihat sebuah pintu dengan beberapa penjaga di sana. Membuat Lucille menatap sambil merokok, otaknya berputar bagaimana caranya bisa menghancurkan rencana Sebastian. Karena menggodanya sudah tidak mempan, maka Lucille ingin menghancurkan pernikahan keduanya.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Baru juga tangan Sebastian terangkat hendak menyentuh pipi istrinya, telpon hotel berbunyi, membuatnya menghentikan niatnya.
Sebastian berniat mengabaikan, tapi benda itu terus berbunyi.
“Mas, telponnya,” ucap Nana memberi tanda.
“Aku tahu,” jawab Sebastian sambil tersenyum kesal pada si penelpon. Dia segera bangkit dan mendekati telpon tersebut. “Hallo?”
“Bas, apa yang sedang kau lakukan?”
“Sialaaaan David,” gumam Sebastian supaya tidak terdengar oleh istrinya. “Aku akan menutup telponnya.”
“Tunggu dulu, ada sesuatu yang penting.”
“Apa?”
“Aku harus menelpon menggunakan telpon seluler, di kamar ada anak anak sedang tidur, tadi mereka merengek ingin bertemu denganmu.”
“Bilang pada mereka kalau aku akan menemui semua orang besok.”
“Pindah ke telpon seluler.”
Sebastian menarik napas dalam kesal, dia mematikan telpon hotel. Dan sebelum mengaktifkannya, dia menatap Nana dulu. “Sebentar aku akan menelpon temanku dulu, Sayang.”
“Baik.”
Sebastian berjalan menuju balkon, di sana dia menelpon kembali David. “Ada apa?”
“Pergilah berbulan madu besok, tadi aku melihat Lucille sedang merokok sambil menatap kamar hotelmu. Aku pikir rumah barumu bukan tempat yang tepat, Lucille akan mempengaruhi Arnold hingga mengganggumu dengan Nana.”
“Wah, kau sangat baik. Tapi mereka akan pulang besok, Bodoohhh.”
“Tidak, pesawat jet yang mereka tumpangi kembali ke Amerika.”
Saat itulah Sebastian mengusap wajahnya kasar, tadinya dia ingin berduaan dengan Nana di rumah baru mereka. “Kau melakukan sesuatu untukku bukan?”
“Bukan aku, apa kau gila aku memesankan tempat bulan madu untukmu?”
“Kau menyebalkan.”
“Tapi Oma melakukannya, dia mengatur segalanya. Besok Oma akan ke sana.”
“Baiklah, terima kasih.”
“Dan jangan menggempur istrimu dulu, besok dia bisa bangun terlambat.”
“Baiklah aku paham.”
Setelah telpon terputus, Sebastian menunduk menatap adik kecil kejantanannya di sana. Dia menarik napas dalam. “Besok ya, sabar ya.”
Dan Nana yang khawatir itu akhirnya keluar menuju balkon. “Mas?”
“Ya?” Sebastian menengok.
“Katanya mau bikin anak.”
🌹🌹🌹🌹🌹
To Be Continue