kisah cinta di dalam sebuah persahabatan yang terdiri atas empat orang yaitu Ayu , Rifa'i, Ardi dan Linda. di kisah ini Ayu mencintai Rifa'i dan Rifa'i menjalin hubungan dengan Linda sedangkan Ardi mencintai Ayu. gimana ending kisah mereka penasaran kaaan mari baca jangan lupa komen, like nya iya 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Husnul rismawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 28 nobar
Tiba-tiba, di tengah obrolan seru dan candaan Wati yang tak ada habisnya, terdengar suara ketukan pintu dari pintu depan.
Ayu sedikit terkejut. "Siapa ya siang-siang gini?" Ia bangkit dari sofa. "Biar aku buka."
Ayu berjalan ke arah pintu dan membukanya. "Eeeh, Linda! Ayo masuk!" serunya ramah.
Di ambang pintu berdiri Linda, sahabat Ayu. Ia tersenyum hangat. "Iya, Mbak Ayu..." sapanya sopan. Lalu matanya beralih ke Ardi dan Wati yang duduk di sofa. "...Eh, ada Bang Ardi dan Mbak Wati juga."
"Iya, Lin!" jawab Wati dan Ardi serempak, tersenyum menyambut kedatangan Linda.
Ayu memperhatikan tas besar yang dibawa Linda. "Kamu bawa tas gede banget, Lin. Mau kemana siang-siang gini?" tanyanya heran.
Linda tersenyum malu-malu. "Mau nemenin Mbak Ayu. Boleh kan nemenin Mbak Ayu di sini?" jawab Linda,
Ayu tersenyum lebar dan menarik Linda masuk. "Ya ampun, ya boleh banget, Lin! Aku malah seneng banget kamu dateng. Masuk, masuk!"
Linda melangkah masuk, sedikit canggung dengan tas besar di tangannya. Wati langsung menyambar, "Mau kabur dari rumah lo, Lin? Bawa-bawa koper segala."
Linda tertawa kecil. "Nggak kok, Mbak Wati. Ini isinya... keperluan buat nemenin Mbak Ayu aja." Ia melirik Ayu, seolah meminta persetujuan.
Ayu mengangguk. "Iya, Lin emang suka gitu, selalu siap sedia. Udah kayak tim SAR aja," candanya.
Ardi ikut tersenyum. "Bener tuh. Linda emang sahabat terbaik."
Linda tersipu malu. "Ah, Mbak Ayu bisa aja. Aku kan cuma pengen Mbak Ayu cepet sembuh." Ia menatap Ayu dengan tatapan khawatir. "Gimana keadaan Mbak Ayu hari ini? Udah enakan?"
Ayu menghela napas. "Sebenernya masih agak lemes sih, Lin. Tapi lumayan kok, udah nggak terlalu , udah mendingan lah .." Jawab ayu dengan senyum nya yang masih terlihat sangat lemah
Linda mengerti. Ia meletakkan tasnya di sudut ruangan dan kembali mendekati Ayu.
"Eh, Lin, kamu pasti haus kan? Biar aku ambilin minum ya," tawar Wati, beranjak menuju dapur.
"Eh, nggak usah repot-repot, Mbak Wati," kata Linda sungkan.
"Nggak apa-apa, Lin. Anggap aja ucapan selamat datang," balas Wati sambil tertawa.
Saat Wati pergi, Linda membuka tasnya dan mengeluarkan beberapa bungkus snack, cokelat, dan minuman ringan. "Aku juga bawa DVD loh! Bisa buat kita nonton biar lebih seru gitu. Biar Mbak Ayu nggak bosen," kata Linda dengan semangat.
Ayu tersenyum senang. "Wah, ide bagus banget, Lin! Aku emang lagi pengen ngemil sambil santai."
Ardi ikut menimpali, "Asik, ada cemilan sama film! Makasih ya, Lin."
Saat Wati kembali dengan membawa minuman dingin dan meletakkannya di meja, ia menoleh ke arah Linda. "Eh, kamu bawa DVD apa, Lin?" tanyanya penasaran.
Linda tersenyum dan mengeluarkan beberapa kotak DVD dari tasnya. "Ini ada film drakor 'Crash Landing on You' sama horor 'Pengabdi Setan 2', Mbak Wati," jawabnya.
Wati langsung bersemangat. "Nah! Kita nonton 'Crash Landing on You' dulu ya! Kapten Ri Jung Hyuk itu lho, bikin klepek-klepek!" serunya.
Mendengar itu, Ardi langsung menyahut dengan nada mengejek, "Ya ampun, Wat, masih aja sama Kapten Ri. Udah berapa kali lo nonton itu? Hafal semua dialognya kan?"
Wati melotot ke arah Ardi. "Sirik aja lo! Emang lo bisa seganteng Kapten Ri? Badan lo aja kayak triplek gitu."
"Heh, gue juga punya abs, ya! Cuma ketutupan lemak dikit," balas Ardi, sambil membusungkan dada.
Wati tertawa terbahak-bahak. "Abs apaan? Itu mah roti sobek basi!"
Ardi pura-pura tersinggung. "Enak aja! Gue rajin nge-gym tau! Lo aja yang nggak pernah olahraga, makanya badan lo kayak gentong."
"Eh, enak aja! Gue body goals tau! Lo aja yang iri karena nggak bisa kayak gue," balas Wati, tak mau kalah.
Linda dan Ayu hanya bisa tertawa melihat tingkah kedua sahabatnya itu. Suasana semakin hidup dengan obrolan dan candaan mereka.
"Udah, udah, jangan berantem," kata Ayu menengahi. "Yang penting kita semua seneng. Nanti kita voting aja mau nonton apa."
Linda menambahkan, "Iya, yang penting kita semua happy."
Ardi mengalah, "Oke deh, oke. Tapi abis drakor, kita nonton horor ya. Biar ada adrenalinnya dikit."
Wati menjulurkan lidahnya. "Iya, iya, terserah lo deh, Di. Yang penting gue duluan yang milih."
Ayu tersenyum lega melihat kedua sahabatnya akhirnya akur. "Yaudah, sekarang kita siapin dulu semuanya. Linda, kamu bantu aku tata cemilan ya. Wati, tolong ambilin selimut di lemari. Ardi, kamu yang pasang DVD-nya ya."
Mereka berempat mulai bergerak, menyiapkan segala sesuatu untuk acara nonton film. Linda membantu Ayu menata cemilan di meja, Wati mengambil selimut tebal dari lemari, dan Ardi memasukkan DVD 'Crash Landing on You' ke dalam pemutar DVD.
Saat semuanya sudah siap, mereka berkumpul di depan TV. Lampu dimatikan, hanya cahaya dari layar TV yang menerangi ruangan. Mereka duduk bersisian di sofa, siap untuk menikmati film yang sudah lama ingin mereka tonton.
"Oke, siap semuanya?" tanya Ayu, memastikan.
"Siaaap!" jawab mereka serempak.
Film pun dimulai. Tawa, komentar, dan sesekali teriakan kecil terdengar sepanjang film. Mereka hanyut dalam cerita cinta Kapten Ri dan Yoon Se Ri, melupakan sejenak masalah dan beban pikiran yang ada. Kebersamaan mereka hari itu menjadi obat yang mujarab bagi Ayu, membuatnya merasa lebih baik dan lebih bersemangat. Sahabat memang adalah keluarga yang bisa kita pilih.
Di tengah-tengah film, saat adegan romantis antara Kapten Ri dan Yoon Se Ri, Wati tiba-tiba nyeletuk, "Aduh, jadi pengen punya pacar kayak Kapten Ri!"
Ardi langsung menyahut, "Mimpi lo ketinggian, Wat! Mana ada cowok kayak gitu di dunia nyata. Paling juga adanya tukang ojek online yang nawarin promo."
Wati mendengus. "Enak aja! Gue juga realistis kali. Tapi kan boleh dong berharap."
Ayu dan Linda hanya tertawa mendengar obrolan mereka.
Tiba-tiba, Ayu merasa sedikit mual. Ia memegangi perutnya.
"Kamu kenapa, Yu? Nggak enak badan?" tanya Linda khawatir.
Ayu menggeleng pelan. "Nggak apa-apa kok, cuma agak mual aja."
"Mungkin kamu kecapekan, Yu. Coba istirahat dulu," saran Ardi.
Ayu mengangguk. "Iya, kayaknya aku mau tidur sebentar aja deh."
Ayu bersandar di sofa dan memejamkan matanya. Linda menyelimutinya dengan selimut yang tadi diambil Wati.
"Yaudah, kita kecilin volumenya ya, biar kamu bisa istirahat," kata Wati.
Ardi mematikan lampu dan mengecilkan volume TV. Mereka bertiga melanjutkan menonton film dengan suara pelan, sambil sesekali melirik ke arah Ayu yang sudah tertidur pulas.
Dalam hati, mereka semua berharap Ayu segera pulih dan bisa kembali beraktivitas seperti biasa. Mereka tahu, kehadiran mereka sebagai sahabat sangat berarti bagi Ayu, dan mereka akan selalu ada untuknya, dalam suka maupun duka.