NovelToon NovelToon
PERJUANGAN PUTRI HUANG JIAYU

PERJUANGAN PUTRI HUANG JIAYU

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam
Popularitas:27.9k
Nilai: 5
Nama Author: Athena_25

Putri Huang Jiayu putri dari kekaisaran Du Huang yang berjuang untuk membalaskan dendam kepada orang-orang yang telah membunuh keluarganya dengan keji.

Dia harus melindungi adik laki-lakinya Putra Mahkota Huang Jing agar tetap hidup, kehidupan keras yang dia jalani bersama sang adik ketika dalam pelarian membuatnya menjadi wanita kuat yang tidak bisa dianggap remeh.

Bagaimana kelanjutan perjuangan putri Huang Jiayu untuk membalas dendam, yuk ikuti terus kisah lika-liku kehidupan Putri Huang Jiayu.

🌹Hai.. hai.. mami hadir lagi dengan karya baru.
ini bukan cerita sejarah, ini hanya cerita HALU

SEMOGA SUKA ALURNYA..

JIKA TIDAK SUKA SILAHKAN DI SKIP.
JANGAN MENINGGALKAN KOMENTAR HUJATAN, KARENA AUTHOR HANYA MANUSIA BIASA YANG BANYAK SALAH.

HAPPY READING...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Athena_25, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

RAHASIA DI TEMPAT ASING

Dua jiwa berlari, diam-diam bersembunyi,

Di sudut desa, di mana rahasia berbisik.

Satu membawa beban, satu topeng kegilaan,

Dalam tawa dan ancaman,

Tercipta sebuah ikatan.

🥭🥭🥭🥭

Desa Longan — Kekaisaran Long Bao

Dingin...

Itulah yang dirasakan Jiayu saat seluruh tubuhnya kaku. Matanya membesar, pupilnya menyempit seperti dia baru saja ditusuk dari belakang.

Penyamarannya terbongkar dengan mudahnya, diketahui oleh seorang gadis desa yang baru saja dia temui di tempat asing ini. Dadanya sesak, udara terasa berubah menjadi pisau yang menusuk-nusuk paru-parunya.

Dan sebelum dia bisa mengumpulkan cukup udara untuk membantah, untuk mengeluarkan kebohongan yang sudah menggelegak di ujung lidahnya, suara riuh rendah tiba-tiba memecah kesunyian.

Sorakan dan teriakan pecah dari pusat keramaian pasar. Kepalanya memutar ke arah suara, jantungnya berdebar kencang. Dari balik kerumunan orang yang berhamburan, muncul beberapa sosok tinggi tegap berseragam hitam dan perak. Bukan seragam prajurit Du Huang yang dia hindari, tapi ini tetap bukan pertanda baik.

Tiba-tiba, sebuah tangan yang dingin dan kuat mencengkeram pergelangannya. Jiayu terhuyung, nyaris terjatuh. "Apa—?!"

Gadis aneh itu, dengan mata yang bersinar seperti kucing di malam hari, menariknya dengan kasar ke balik tumpukan karung gandum yang berdebu.

" Sssstt!" desisnya tajam,

Sebuah perintah yang tidak bisa ditolak.

Dia meletakkan jari telunjuknya yang kotor di atas bibir Jiayu, menyentuh langsung kulitnya. Jiayu membeku lagi, lebih karena rasa terkejut daripada rasa ingin patuh.

Dari celah-celah karung, Jiayu menyaksikan para prajurit itu menyisir area tersebut dengan teliti. Mereka membongkar segala sesuatu, bahkan membalikkan sebuah keranjang kecil yang sedang terbalik dengan ujung tombak mereka.

Jiayu memicingkan matanya, bingung.

" Apa mereka mencari anak kucing? Atau mungkin anak anjing yang hilang?" pikirnya, nada sarkasme dalam batinnya mencoba menutupi ketakutan yang menggeliat di perutnya.

" Pasti dia masih di sekitar sini, ayo kita cari di tempat lain" ucap salah satu prajurit itu dan berlalu pergi diikuti temannya.

Setelah waktu yang terasa seperti satu abad, beban berat mereka akhirnya berderap menjauh, suaranya mereda di kejauhan.

"Hah— akhirnya aku bisa bernapas!" Gadis itu menghela napas panjang dan dramatis, kedua tangannya menekan dadanya seperti baru saja menyelesaikan pertandingan lari, mengelilingi hutan larangan.

"Untung kita segera bersembunyi! Kalau tidak, bisa-bisa kita jadi penghuni baru penjara bawah tanah, dikurung dengan tikus dan hantu kelaparan!" Dia mengeluarkan suara bergidik yang berlebihan, seluruh tubuhnya gemetar dalam sebuah akting yang layak dapat penghargaan.

Jiayu menyeringai, menepuk-nepuk debu dari jubahnya yang sudah lusuh dengan gerakan kesal.

"Astaga... tidak kusangka dari tadi aku bersembunyi bersama mayat," cibirnya, suaranya datar namun senyum mengejek terpampang jelas di wajahnya.

"Apa maksudmu?" Gadis itu melompat, tangannya berada di pinggang.

"Beraninya kau menyebutku mayat! Aku ini masih hidup dan bernapas, lihat!" Dia menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya ke arah Jiayu.

"Dasar lelaki jadi-jadian," balasnya, dia menyeringai dengan lebih lebar lagi, sengaja memancing.

Sudut bibir Jiayu berkedut. Ucapan Itu mengenai sasaran. "Kau itu seorang pencuri, ya? Hingga para prajurit itu mencarimu? Atau jangan-jangan kau perampok ulung?" tanyanya, matanya menyipit seperti penyidik yang sedang memeriksa TKP, tubuhnya sedikit condong ke depan seolah ingin menelisik jiwa gadis di depannya.

"Sembarangan kalau bicara!" sanggahnya, tangan mungilnya mengepal di pinggang.

"Padahal kau sendiri juga seorang buronan! Aku bisa melihatnya dari caramu berjalan, seperti kucing yang kehujanan!" gadis aneh itu membalas cibiran Jiayu.

"Aish, sudahlah," ucap gadis aneh itu, dia mengusap dahinya yang sudah mulai berkeringat.

"Aku lapar. Ayo kita cari makanan." Gadis itu merangkul pundak Jiayu yang lebih tinggi darinya dengan kekuatan yang mengejutkan.

"Tidak perlu! Aku akan pergi sekarang," tolak Jiayu, berusaha melepaskan diri dari rangkulan yang membuatnya tidak nyaman.

"Heh, tidak perlu malu-malu! Karena kita sama-sama sedikit... gila," goda si gadis, matanya berkedip-kedip nakal.

"Lebih baik kita rayakan kegilaan ini dengan perut kenyang!" Alisnya naik-turun dengan lincah, menari-nari di atas wajahnya yang sedikit berdebu.

"Eh, tunggu dulu! Sebelum berpesta, kita harus berkenalan. Tidak mungkin aku memanggilmu 'Laki-laki Palsu' selamanya, kan?" ucapnya dengan santai, seolah mereka sedang minum teh di taman. "Aku Sia. Kau siapa?"

"Yu Jia," jawab Jiayu singkat.

" Nama itu aman untuk saat ini" ucapnya dalam hati

"Wah!" seru Sia, matanya berbinar-binar seperti menerima hadiah.

"Yu Jia... nama yang bagus! Sedang dan kuat. Seperti... batu giok yang keras!" pujinya dengan antusiasme yang berlebihan.

"Baiklah, Yu Jia yang mirip batu! Ayo kita cari makanan enak!" Sia kembali merangkulnya, kali ini sambil menyeretnya. Matanya lalu menatap pakaian Jiayu dengan teliti, kepalanya miring.

"Melihat dari gaya pakaianmu walau terlihat lusuh ini... sepertinya kau dari—" Dia mengerutkan kening, memasang ekspresi 'ahli strategi' yang sangat serius.

Jiayu hanya diam, mengamati pertunjukan satu orang ini dengan perasaan antara jengkel dan terhibur.

"Jangan kau jawab! Biar ku tebak. Aku ini gadis paling pintar di seluruh kekaisaran ini, percayalah!" Sia membusungkan dada, penuh kebanggaan.

"Aaaa aku tau! Kau pasti dari Kekaisaran Du Huang! Iya kan? Atau... dari Bei Chu? Pakaianmu agak mirip gaya busana di utara." Dia mengangguk-angguk pada teorinya sendiri.

Jiayu tetap membisu, hanya menaikkan satu alisnya.

"Kenapa kau diam saja? Bukannya menjawab!" keluh Sia, kakinya menjejak tanah karena kesal.

"Sekarang aku merasa seperti berbicara dengan patung kayu! Patung yang sangat tinggi dan menyebalkan!"

"Kau sendiri yang bilang, 'Jangan kau jawab, biar ku tebak'," ucap Jiayu akhirnya, suaranya datar.

"Aku hanya mengikuti perintahmu." ucapnya membenarkan tingkahnya barusan.

"Kan aku tadi sudah selesai menebak dan menunggu kau membenarkan!" bantah Sia, wajahnya memerah lagi.

"Oh," ucap Jiayu pura-pura tersadar. "Maaf. Harusnya kau beri tanda. Tepuk tangan dua kali kalau sudah selesai menebak. Jadi aku tahu waktunya untuk berbicara." Senyum tipisnya kembali muncul.

"Hah! Sudahlah! Tenagaku habis hanya untuk berdebat denganmu, Yu Jia!" Sia akhirnya menyerah, menyeret Jiayu ke sebuah kedai makanan kecil. Dia memesan dua porsi nasi dan sup ayam dengan suara lantang, seolah mereka adalah orang kaya yang baru memenangkan undian.

Mereka menyantap hidangan itu dengan lahap, tanpa bicara lagi. Hanya suara sendok kayu yang berbunyi karena berbenturan dengan mangkuk, dan kunyahan yang cepat. Tak lama, tempat makan mereka bersih seperti baru dicuci.

Sia masih mengunyah paha ayam terakhir yang digenggamnya erat.

"Yu Jia," ucapnya dengan mulut penuh. "Setelah ini, kau akan kemana?"

Jiayu menatap mangkuk kosongnya. "Belum tau," jawabnya, nadanya tiba-tiba lebih rendah, lebih sendu.

"Mungkin... mencari pekerjaan di sini. Aku tidak bisa pulang." Bayangan adiknya, senyumnya, melintas di pikirannya, meninggalkan rasa hampa yang menyakitkan.

Sia menghentikan kunyahannya. Tatapannya yang tadi ceroboh menjadi lebih lembut. Dia mungkin gila, tapi dia bukan seseorang yang tidak peka. Dia melihat kesedihan yang mendalam di mata Yu Jia.

"Aaa, kebetulan sekali!" serunya, mencoba menghidupkan kembali suasana.

"Aku sedang mencari... pekerja! Apakah kamu mau bekerja denganku?" tawarnya, mendorong wajahnya mendekati Jiayu.

"Apa pekerjaannya?" tanya Jiayu, waspada. Dia menyandarkan tubuh ke belakang, matanya menyapu penampilan Sia yang urakan dan berani.

"Aku tidak mau kalau bekerja sebagai penghibur." Katanya tegas, membentengi dirinya. Seorang putri kekaisaran, bahkan dalam pelarian, tetap memiliki harga diri.

"Haish!" Sia menghela napas dramatis, tangannya terangkat ke udara.

"Kau butuh pekerjaan tapi masih sangat pemilih! Apapun pekerjaannya, yang penting menghasilkan uang! Agar kau tidak kelaparan dan mati di selokan!" ucapnya dengan penuh semangat, seolah itu adalah pepatah hidup terhebat.

"Lebih baik aku jadi gelandangan daripada menjadi wanita penghibur," tegas Jiayu.

" Aku seorang putri kekaisaran, tidak mungkin menjadi wanita penghibur" bisik hatinya, tidak mungkin dia merendahkan diri seperti itu, bahkan jika itu hanya sandiwara.

"Ish, kau ini keras kepala sekali!" gerutu Sia, menggigit-gigit tulang ayamnya. Lalu, wajahnya tiba-tiba berbinar.

"Baiklah, baiklah! Aku akan memberimu pekerjaan lain. Bagaimana kalau... kau jadi pelayanku?" tawarnya, senyum liciknya kembali.

"Mau kan? pokoknya harus mau!" desaknya, menunjuk-nunjuk ke arah Jiayu dengan tulang ayam.

"Akan aku—" Jiayu mencoba menjawab, tapi ucapannya sudah terpotong.

"Tidak boleh!" potong Sia, mengangkat tangannya tinggi-tinggi seperti seorang hakim.

"Kau tidak boleh memikirkannya! Kau harus mau! Atau..." Suaranya tiba-tiba berubah menjadi bisikan berbahaya.

"Atau aku akan memanggil para prajurit yang tadi mengejar kamu. Toh, kalau kau tertangkap, aku tidak rugi. Malah aku mungkin dapat imbalan atas informasiku." Senyum liciknya semakin lebar.

Jiayu tertantang. "Memangnya hanya kau yang bisa mengadu? Aku juga bisa memanggil prajurit yang tadi mengejar si pencuri kecil," ancamnya balik, menantang tatapan Sia.

Sia hanya tertawa kecil. "Aku tidak takut. Silahkan saja. Kita lihat nanti siapa yang lebih rugi."

Alisnya kembali menari-nari. "Kau yang terlihat seperti orang asing yang jelas-jelas bersembunyi, atau aku, gadis lokal yang ceria dan tidak bersalah?"

Jiayu menghela napas panjang yang dalam dan lelah. " Hah... Kenapa aku selalu dikelilingi orang-orang yang tak waras," gumamnya dalam hati, dia sekarang teringat Mei Yin.

" Lepas dari satu orang gila, bertemu satu orang gila lain"

"Baiklah," memuruskan menyetujui saja pada akhirnya, kepalanya menunduk lesu. "Aku terima tawaranmu."

" Yeeeee! " Sia melompat kegirangan, hampir menjatuhkan bangku.

"Kalau begitu, ayo kita pulang! Akan kuperkenalkan kau dengan keluargaku!" Dia bersemangat menggandeng tangan Jiayu lagi dan mulai menariknya.

Jiayu mengikuti dengan rasa pasrah, membayangkan sebuah rumah kecil yang sederhana di ujung desa. Namun, baru beberapa langkah, Sia tiba-tiba berbelok dan menyeretnya.

"Hey!" protes Jiayu, mencoba menarik tangannya kembali.

"Kenapa kita kesini? Apakah keluargamu tinggal di sini?" Jiayu mengernyit bingung saat Sia menariknya memasuki sebuah bangunan.

.

.

🌹****Hai... hai... Sayangnya Mami🤗

Kira-kira Jiayu dibawa ke mana oleh Sia?

Apakah tempat berbahaya?

Ikuti terus kisah Jiayu selanjutnya, tetap pantau terus yaaaa

JANGAN LUPA KASIH LIKE & KOMEN, VOTE SERTA HADIAH JUGA YAAA..

TERIMA KASIH SAYANGKU🥰🥰🥰

1
Dewi Ink
mungkin mereka akan kerjasama nanti
Dewi Ink
dia juga putri ternyata . pasti udah lama bgt
Dasyah🤍
atasga kenapa ngak nutup mulut mu dek
Dasyah🤍
wkwkwk,ini Kakek kayaknya punya hobi tersendiri mengata ngatai 🤣
🖤⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘƳ𝐀Ў𝔞
hmm ide apa nih, jadi penasaran 😆
🖤⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘƳ𝐀Ў𝔞
si kakek udh tua tapi jeli, orang sakti nieh... /Shy/
🖤⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘƳ𝐀Ў𝔞
wkwkwk tangannya borosss /Facepalm/
Jemiiima__
ling jun yuhuuuu
btw dia jd Sekutu atau musuh ya klo udh saling tau
Jemiiima__
sperti biasa linhao dengan celetukannya /Facepalm/
Jemiiima__
km pasti sengaja ya dufeng krn gamao kerja /Smug/
Jemiiima__
kerasa bgt vibes pesta rakyatnya 😍
Penapianoh📝
🤣🤣 lin hao sini duel klo lg gabut, bisa-bisanya hdup tenang malah nyari mslh
Penapianoh📝
ngk ngilu kah cabut anak panah yg nancap d dada itu😩
Drezzlle
Mungkin saat tadi Sia keceplosan, dan sekarang dia memainkan perannya lagi untuk berpura-pura
Drezzlle
Takut kalau ini jebakan ya, kan Jiayu
Avalee
Siaa wkk jiayunya ga enak lah, setelah semua yg terjadi. Mingkin bisa aja sih dia tendang kepala kau, tapi kan itu ga mungkin bgt 🤭😮‍💨
Avalee
Km ga salah denger, ak aja tau kok 🤭🤭
Septi Utami
kejahatan bukan karena niat kadangkala juga karena situasi yang membuatnya terjepit sehingga harus berbuat ''jahat"
bluemoon
pasti brisik tapi walaupun brisik orang seperti juga pasti seru
Mutia Kim🍑
Sini biar kepala kau saja yg ku t*bas🤬
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!