NovelToon NovelToon
Cinta Pada Pandangan Pertama

Cinta Pada Pandangan Pertama

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Hani Syahada

Kalandra merupakan siswa pintar di sekolah dia selalu datang tepat waktu, Kalandra bertekad untuk selalu membahagiakan ibunya yang selama ini sendiri menghidupinya. Kalandara ingin memiliki istri yang sifatnya sama seperti ibunya dan setelah dia berkata seperti itu, ternyata semesta mendengar doanya Kalandra bertemu seorang gadis cantik ketika dia membaca buku di perpustakaan. Kalandra terpesona oleh gadis itu yang belakangan di ketahui bernama Aretha. Apakah Aretha juga punya perasaan yang sama seperti Yang Kalandra rasakan. Jangan lupa selalu tunggu cerita menarik dari Kalandra dan Aretha ya...!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani Syahada, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 28 CPPP

Di perjalan, aku terus memikirkan hal tersebut sampai-sampai aku tidak menyadari kalau di depanku ada pohon duren besar.

“Brak..Brak..

Tabrakan pun tak terhindarkan, aku kemudian terpental beberapa meter dari pohon duren tersebut, motor yang aku naiki tertancap di pohon duren yang membuat bodi motor depanku penyok, namun di satu sisi ada keajaiban yang datang tak terduga karena walaupun aku terpental lumayan jauh tetapi aku tidak terluka sedikit pun.

Padahal, motorku bodi depannya rusak tidak berbentuk tetapi aku selamat dan karena tabrakan itu, membuat para warga yang tinggal di sekitar situ menjadi kaget karena mendengar suara benturan yang sangat keras, kemudian para warga pun mendatangi sumber suara tersebut dan setelah tahu ada kecelakaan mereka pun memeriksaku.

“Ya.. ampun nak, ayo semua bantu anak ini kita bawa ke puskesmas!” ujar para warga yang ada di sekitar area tempat aku kecelakaan.

Para warga, memanggil mobil ambulan desa untuk mengantarku ke puskesmas.

“Cepat hubungi ambulan desa, anak ini harus cepat di tolong!” ujar salah satu warga, yang menyuruh untuk cepat memanggil ambulan karena takut aku semakin parah.

Aku benar-benar tidak beruntung hari ini karena aku baru saja keluar puskesmas dan sekarang harus masuk lagi, selain itu tiba-tiba saja pikiranku menjadi ruwet karena sekarang yang aku pikirkan adalah ibu, bagaimana aku memberitahukannya kalau aku kecelakaan dan motorku rusak parah.

Aku tidak mau membuatnya khawatir. Aku harus bagaimana mana ini, mana hari sudah mulai gelap, kalau ibuku menungguku bagaimana. Di saat aku lagi di angkat ke mobil ambulan, tiba-tiba saja telepon ku berdering.

“Drrttt...Drrttt....

Bunyi teleponku itu, membuat para warga yang mengantarku ke puskesmas menjadi kaget.

“Nak, kamu masih bisa mengangkat telepon kah? Kalau tidak bisa, biar kami saja yang angkat!” ucap salah satu warga yang ada di mobil ambulan yang mengantarku.

“Saya, bisa kok, pak! Terima kasih ya.. mungkin itu telepon dari ibu saya!” ucapku sambil mengambil telepon di saku celanaku.

“Halo nak, kamu di mana? Udah sore ini kenapa belum pulang juga!” ujar ibuku, khawatir.

Aku bingung memberitahukannya bagaimana, karena aku takut ibu nanti pingsan atau bersedih, aku tidak mau membuat ibuku sedih.

“Nak, kenapa kamu diam! Terus kenapa ibu mendengar banyak sekali orang di sekitarmu nak, sebenarnya kamu dimana sih..? Ucap ibu, dengan suara yang berat.

“Ibu, Andra! Minta maaf karena bikin ibu panik, sebenarnya Andra mengalami kecelakaan bu! Ini lagi di bawa ke puskesmas!Tapi ibu tenang saja aku tidak terluka sedikit pun!” Ujarku, yang berusaha untuk menenangkan ibu.

“Apa...! Kamu kecelakaan!”

Tiba-tiba saja, telepon ibu berhenti dan aku tidak tahu apa yang sedang terjadi, namun yang jelas ibuku dari nada bicaranya sepertinya syok berat.

“Nak, bagaimana bisa kamu kecelakaan, bukanya tadi kamu sama Retha! Kenapa sekarang jadi begini nak!” ujar ibuku yang menangis terisak.

“Uuuuuuuuu... Waaaaaaa....."

Aku mendengar suara tangisan ibu yang terengah-engah di telepon, membuat hatiku semakin teriris karena baru kali ini ibu benar-benar terpukul, padahal ibu adalah orang yang jarang memperlihatkan kesedihannya tapi sekarang aku melihat itu, jujur saja aku benar-benar sedih tidak mau membuat ibu menangis.

“Nak, kamu bertahan ya.. ibu akan ke sana! Kamu harus kuat, jangan tinggalkan ibu! Ibu tidak mau kehilangan untuk kedua kalinya! Tunggu ya... Nak!” ujar ibuku, yang kemudian mematikan teleponnya.

“Halo bu, halo bu..? Ucapku sedikit bingung.

Aku tidak tahu, apa yang di maksud ibu, memangnya ibu pernah kehilangan siapa, kenapa ibu begitu panik ketika mendengar kecelakaan, apa yang sebenarnya terjadi karena orang yang paling ibu cintai adalah ayahku tapi ibu sendiri tidak pernah memberitahu aku penyebab meninggalnya ayah, lalu siapa yang ibu maksud.

Ditengah kebingunganku itu, ternyata aku sudah sampai di puskesmas dan para warga membantuku turun dari mobil dan kemudian membawaku ke UGD.

“Nak, kamu bertahan ya.. sebentar lagi kita masuk ruang UGD!” ucap salah satu warga.

“Dok, tolong tangani pemuda ini secepatnya dia habis kecelakaan!” ujarnya lagi.

“Baik pak, kami akan semaksimal mungkin untuk merawatnya tapi jika luka pada pemuda ini parah, maka pihak puskesmas akan memberikan surat rujukan untuk di bawa ke rumah sakit! Ujar dokter itu, yang kemudian memeriksaku.

“Baik dok, terima kasih! Kami akan tunggu di sini sampai pihak keluarganya datang!” ujar para warga.

“Baik pak, silahkan tunggu di luar ya..!” ucap dokter itu yang kemudian menutup pintu UGD.

Karena hanya pihak keluarga yang boleh masuk, sedangkan ibuku masih berada di jalan.

Aku benar-benar merasa berterima kasih kepada para warga, yang cepat tanggap dalam menolong seseorang, bahkan rela menunggu sampai pihak keluargaku datang, aku sangat beruntung bisa bertemu orang-orang baik seperti mereka.

“Dok, saya tidak apa-apa kok, sungguh saya tidak terluka!” ujarku kepada dokter.

“Mana bisa begitu Andra, kamu harus tetap di periksa takutnya ada darah yang mengumpul di otak, soalnya di sini kamu tahu sendirikan, fasilitasnya tidak memadai, jadi mau tidak mau harus di rujuk!

"Tapi jangan khawatir, saya juga dokter kok, dan magang juga di rumah sakit! Saya periksa kamu dengan menyeluruh ya..!”

Ucap dokter itu, sambil membawa peralatan medis rumah sakitnya.

Tapi, yang bikin aku bingung adalah bagaimana dokter itu bisa tahu namaku, soalnya aku saja belum memperkenalkan diri, apa mungkin ibu yang memberitahukannya namun ibuku bukan orang seperti itu, terus dia tahu dari mana namaku, mana waktu itu dokter itu juga yang berbisik di telingaku, apa aku tanya saja dari mana dia tahu namaku.

“Dok, anda kok, biasa tahu nama saya, padahal kan saya belum memperkenalkan diri!” tanyaku penasaran karena dia bisa tahu namaku.

“Kamu ini Andra, bisa-bisanya lupa sama teman TK mu sendir! Waktu itu aku berbisik sama kamu, kamu malah diam saja! Ku kira kamu mengenalku! Ujar dokter itu sedikit kesal.

“Tapi maaf nih... Dok, teman TK saya yang mana ya.. saya benar-benar lupa!” ujarku sambil mengingat kembali siapa teman TK yang aku lupakan.

“Tuh kan, kamu lupa sama aku! Kamu benar-benar tidak ingat! Namaku Andri Wijaya Kusuma! Ucap dokter itu dengan memegang ku.

“Apa! Kamu Andri! Andri yang gemoy itu! Tapi kok beda, sekarang lebih kekar! Ujarku kaget dengan perubahan Andri.

“Kamu ini! Pakek bilang aku gemoy lagi! Malu tahu, ya... Itukan dulu waktu TK sekarang sudah dewasa ya.. tentu dong aku banyak berubah! Ucap Andri dengan tertawa kecil.

“Tapi, kamu kan, masih sekolah, kok bisa jadi dokter disini? Tanya ku penasaran.

“Masak kamu lupa sih.. waktu itu kan aku pernah bilang, kalau aku di TK cuma di titipkan saja karena ibu dan ayahku sibuk kerja, aslinya kan aku sudah SD waktu itu! Tentu jarak umurku sama kamu lumayan jauh! Ujar Andri sambil memeriksaku.

“Oh.. iya ya.. aku hampir lupa kalau kamu waktu itu lebih besar badannya dari anak-anak lain, berarti kamu sekolah homeschooling ya.. ? Tanyaku kepada Andri.

“Iya dan karena aku memang bercita-cita menjadi dokter sejak kecil, ibu dan ayahku memberi les privat untukku, sehingga ketika aku SMP aku bisa loncat kelas, begitu pun waktu SMA sehingga aku bisa lulus cepat! Ujar Andri.

“Itu berarti kamu dokter muda ya disini..? Tanyaku sambil menatap Andri terus karena tidak menyangka bisa berubah drastis.

“Iya aku baru magang disini sekitar satu bulan, waktu itu aku magang di rumah sakit di Samarinda dan sekarang di tempatkan di desa!” Ujar Andra dengan tersenyum kepadaku.

“Aku tidak menyangka kita akan bertemu lagi Andri, tapi malah di puskesmas! Ujarku sambil tertawa.

“Iya Andra, kok bisa kita ketemu di sini! Tapi aku sarankan kamu untuk pergi ke rumah sakit deh.. ! Soalnya kita tidak tahu, bagian tubuhmu apakah terkena benturan atau tidak!

"Karena waktu itu, aku pernah merawat pasien kecelakaan juga sama seperti kamu, cuma kata dia, dia tidak merasakan sakit apa pun, sehingga memutuskan untuk di rawat di rumah!

"Namun, dua minggu kemudian dia meninggal dunia karena ada pembekuan darah di otak!

"Untuk itu, demi keselamatanmu, aku sarankan untuk berobat ke rumah sakit! Nanti aku kasih surat rujukannya!”

Ucap Andri yang kemudian menulis surat rujukan untukku.

“Oke Andri, makasih ya.. ! Ucapku

“Iya sama-sama Andra, kalau begitu aku keluar dulu ya.. mau periksa pasien lain!” ujar Andri sambil berjalan keluar.

“Oke Andri”

1
via☆⁠▽⁠☆人⁠*⁠´⁠∀⁠`。⁠*゚⁠+
mampir nich Thor /Hey/
Seven sweet: aku juga mampir thor
Seven sweet: makasih thor sudah mampir
total 2 replies
mampir say~ AGREEMENT
Semangat kakk ... ditunggu yahhh
mampir say~ AGREEMENT
wahh pake pov satuu
Seven sweet
seru banget
HANDER
semangat tor, ditunggu bab selanjutnya
Seven sweet: Terima kasih thor, kamu juga semangat ya... di tunggu juga bab selanjutnya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!