dunia fanasia. hidup segala macam ras. dari ras manusia, setengah hewan, peri, kurcaci, duyung, iblis, malaikat, bahkan dewa pun ada di dunia ini.
aku adalah dewa perang. tugasku adalah berperang jika tahta dewa di serang, atau jika atasanku menyuruhku turun ke dunia untuk menyelesaikan masalah.
tapi... tak ada masalah yang muncul yang mengharuskan aku turun. dan juga sudah ratusan ribu tahun tak ada yang menyerang tahta dewa. jangankan menyerang, makhluk jaman sekarang bahkan untuk naik ke langit ke tempat tahta dewa mereka tak mampu. aku mulai bosan.
jadi setelah ribuan tahun aku berhasil menciptakan sihir baru, sihir reinkarnasi. akhirnya... selamat tinggal kebosananku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon amar basalamah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bangkit dan mengaku
cahaya menusuk mata aku. perlahan mata aku mulai terbiasa. aku menatap sebuah lampu dengan di tenagai batu sihir di atas aku. melihat dari lampu dan atap aku mengenal jelas tempat ini. tempat biasa aku berbaring untuk melewati malam.
aku merasakan kehadiran di kiri aku dan kehangatan di tangan kiri aku. melirik perlahan aku dapat melihat wajah eris yang sedikit berkeringat. ia menggenggam tangan kiri aku sambil tertidur duduk dengan setengah badan bersandar di kasur aku.
Aku duduk dengan kaku. eris terbangun karena merasakan tangan kiri aku yang terlepas.
"tuan... kau sudah bangun". mata eris berkaca-kaca terharu. aku hanya tersenyum membalas tatapannya.
"aku lapar eris, apa ada makanan?" tanya aku lembut.
"ya tuan akan aku siapkan". eris segera pergi.
Aku menggerakkan tangan aku beberapa kali, masih kaku karena tidur yang panjang. mental tubuh aku benar-benar lelah setelah menggunakan tranformasi.
Tapi walau pun itu memberatkan tubuh, aku membutuhkan kekuatan itu. setidaknya jika dewa sampai ikut campur aku dapat melawan dengan baik. tapi kekuatan itu membutuhkan banyak sekali manna. tak ada cara lain yang terpikirkan oleh aku untuk mencapai manna sebanyak itu tanpa mengambil dari ratusan artefak dan senjata sihir.
setelah memikirkan itu eris datang membawa semangkuk makanan hangat. tangan aku yang bergetar mencoba mengambil mangkok. tapi eris tiba-tiba menjauhkan mangkok.
"eh kenapa..?".
"dengan tangan gemetaran seperti itu bagaimana cara tuan akan makan".
"eh.. yah kau benar".
eris mengambil sesendok makanan lalu mengarahkannya ke mulut aku. apa dia benar-benar ingin menyuapi aku. aku yang seorang dewa perang tak terkalahkan, disuapi oleh gadis iblis karena tangan aku yang gemetaran. seandainya gemetar ini karena luka, aku akan dengan mudah menyembuhkannya.
"jangan coba memikirkan hal lain, aaaa... ".
dia sudah merawat aku selama ini jadi untuk menolak akan sulit. akhirnya aku dengan terpaksa membuka mulut aku, menerima suapan makanan darinya. ini pertama kalinya semenjak aku terwujud di alam ini disuapi oleh orang lain.
...****************...
kabar tentang ragas yang terbangun menyebar di geng hembusan angin. dan dalam dua minggu kabar itu dengan cepat di dengar oleh raja ebon.
kota telah pulih sepenuhnya, bahkan tembok yang hancur di sisi depan telah diperkuat dengan berbagai cara.
Raja ebon segera ingin mengadakan pesta besar untuk kebangkitan pahlawan baru, ia mempersiapkan segala halnya dan mengirimkan utusan untuk membawa geng hembusan angin dan ragas. putri melania ikut menjadi utusan pergi ke kota sura untuk menemui ragas.
Tapi malam itu sebelum utusan datang, ragas mengumpulkan semua anggota geng hembusan angin yang berjumlah 24 orang. disana ragas membuat sumpah kontrak untuk semua anggota geng hembusan angin. semua perkataan yang keluar dari mulutnya adalah rahasia geng, jika sampai bocor maka orang itu akan mati sebelum menyelesaikan kata-katanya.
"bagi yang tidak ingin mendengarkan, kalian bebas untuk keluar dari sini, kalian akan tetap menjadi geng hembusan angin kok walau pun tidak mendengar ini" ucap ragas duduk di atas balok-balok kayu. geng hembusan angin duduk rapi di depan ragas, di tengah mereka ada api unggun yang dibuat untuk memberikan pencahayaan.
walau pun hidup mereka dipertaruhkan hanya untuk menjaga rahasia, tidak ada satu pun yang angkat kaki atau pergi. bukan karena malu atau karena penasaran dengan kata-kata apa. tapi mereka sudah terlanjur mencintai geng, menganggap geng sudah seperti keluarga sendiri. ragas sendiri sempat terkejut karena tidak ada satu pun yang beranjak dari tempatnya. mereka siap menerima sumpah kontrak.
Akhirnya dengan enggan ragas membuat sumpah kontrak kepada mereka semua tanpa terkecuali. sekalinya di taruh, kontrak tidak mungkin dibatalkan kecuali dengan kehendak dewa kontrak, atau dengan level kontrak yang lebih tinggi.
"mungkin kalian penasaran, bagaimana aku yang seorang bocah memiliki kekuatan dan kemampuan sebesar ini. jika kalian menganggap aku bukanlah ragas yang dulu kalian benar, jiwa didalam tubuh ini bukan ragas".
geng hembusan angin menahan nafas mereka. mereka tidak lagi terkejut, karena mereka sudah mengira kalau ragas bukanlah ragas yang mereka kenal. ungkapan ragas hanya seolah membenarkan apa yang mereka pikirkan selama ini.
"aku akan tetap merahasiakan nama asli aku. tapi yang perlu kalian tahu adalah aku merupakan reinkarnasi dari entitas kuat. aku menguasai ribuan teknik dan menguasai banyak senjata. dan yang perlu kalian tahu juga, aku bereinkarnasi atas pilihan aku sendiri".
Penyataan ragas membuat semuanya jelas. itulah kenapa di perjalanan menuju misi sebelumnya ragas menceritakan siklus reinkarnasi dengan detail, itu karena dia sudah merasakan siklus reinkarnasi itu sendiri, tapi tanpa kehilangan ingatannya. tapi ada satu pikiran yang mengganggu beberapa orang. aken terlihat gelisah, karena entitas kuat seperti ragas memilih geng hembusan angin. apakah untuk perang, atau untuk uji coba. tapi pernyataan ragas setelahnya menjawab itu semua.
"aku mengalami kebosanan di kehidupan aku sebelumnya. aku tak punya perasaan. aku hanya membunuh, berlatih dan tidur. itu sungguh kehidupan membosankan".
"awalnya aku memilih geng ini hanya karena iseng, melatih fisik kalian dan mencoba menanamkan manna dalam diri kalian. tapi semakin lama aku merasa hangat disini, tepat di hatiku". ragas menyentuh dadanya sambil tersenyum.
"kebosanan aku hilang, dan aku tiba-tiba saja merasakan kalian dekat. mungkin sekarang ini disebut dengan perasaan keluarga. bagi aku geng hembusan angin sudah seperti keluarga. melihat kalian berkembang dan semakin kuat entah kenapa aku merasa senang".
mereka juga memiliki perasaan yang sama dengan ragas. perasaan hangat yang muncul di hati mereka. menganggap anggota geng hembusan angin lain sebagai saudara. tak peduli ras apa mereka tau asal-usul mereka. mau dulunya mereka pengemis, pencuri, pembunuh atau budak, tak ada kasta seperti itu di geng. hanya ada siapa yang lebih kuat dan siapa yang lebih lemah.
"tapi reinkarnasi aku sudah diketahui beberapa individu, dan mereka bukan orang yang akan membiarkan aku begitu saja. mereka akan memburu aku untuk mengembalikan aku ke siklus reinkarnasi. mungkin jika disingkat, aku punya musuh di luar sana. dan kekuatan mereka bisa lebih lemah dari barga yang aku lawan di kota saka, atau bahkan bisa lebih kuat beberapa kali lipat dari itu".
Mereka yang tidak hadir di kota saka sudah mendapatkan cerita lengkapnya. dari awal mula kejadian bertemu setan, sampai akhirnya terjadi bencana labirin, peperangan, dan prajurit putih muncul mengakhiri peperangan. itu menjadi cerita seru bagi mereka dan semakin semangat untuk menjalani metode latihan ragas. mendengar ada sesuatu yang akan muncul dan berkemungkinan lebih kuat dari barga, mereka bergidik ngeri. tapi walau pun takut itu tidak melunturkan semangat mereka untuk berlatih, bahkan itu membuat mereka semakin termotivasi menjadi lebih kuat.
ragas melihat wajah mereka satu persatu, melihat semangat mereka masih ada dia hanya dapat mengeluh.
"kalian ini benar-benar, apa kalian tidak takut mati apa".
"kan bos sendiri bilang ada reinkarnasi, jadi buat apa takut mati" ucap opi. dan kemudian mereka tertawa bersama.
"terserahlah, tapi jangan mati terlalu cepat. setidaknya kalian harus jadi orang hebat dulu oke".
"siap bos". sekali lagi mereka tertawa. ragas ingin mereka berpikir dan khawatir jika memilih hidup bersama, tapi ternyata percuma. keyakinan mereka pada ragas malah membuat ucapan ragas jadi motivasi untuk bertambah kuat.
"tapi walau pun aku orang lain, tetap panggil aku ragas oke. aku sudah mulai menyukai nama ini soalnya" ucap ragas malu-malu.
Mereka malah jadi tertawa lagi melihat bos mereka malu-malu. itu semakin membuat ragas malu.
"semuanya mari kita bersumpah". opi dengan tegas mengangkat suaranya. dia bergerak menunduk ke ragas di depannya. lalu semua serentak mengikuti.
"kami bersumpah akan selalu setia kepada ragas, ketua geng hembusan angin sampai akhir hayat kami". setelah opi mengatakan itu yang lain mengikuti.
"kalian tidak perlu sampai segitunya bodoh" gumam ragas tersenyum hangat.