Seri kedua Kau Curi Suamiku, Kucuri Suamimu. (Hans-Niken)
(Cerita Dewa & Fitri)
Masih ada secuil tentang Hans-Niken, ya? Juga Ratu anak kedua Hans.
Pernikahan yang tak diharapkan itu terjadi, karena sebuah kecelakaan kecil yang membuat warga di kampung Fitri salah mengartikan. Hingga membuat Fitri dan Dewa dipaksa menikah karena dituduh melakukan tindak asusila di sebuah pekarangan dekat rumah Fitri.
Fitri berusaha mati-matian supaya Dewa, suaminya bisa mencintainya. Namun sayangnya cinta Dewa sudah habis untuk Niken, yang tak lain istri dari Papanya. Dewa mengalah untuk kebahagiaan Papanya dan adik-adiknya, tapi bukan berarti dia berhenti mencintai Niken. Bagi Dewa, cinta tak harus memiliki, dan dia siap mencintai Niken sampai mati.
Sayangnya Fitri terus berusaha membuat Dewa jatuh cintai padanya, meski Dewa acuh, Fitri tidak peduli.
"Aku bisa membuatmu jatuh cinta padaku, Tuan!"
"Silakan saja! Cinta tidak bisa dipaksakan, Nona! Camkan itu!"
Apakah Fitri bisa menaklukkan hati Dewa?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hany Honey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 28 - Siapa Dia?
Ratu tidak mau memikirkan soal sopir barunya itu lagi. Mau masih muda atau sudah tua, yang penting Ratu sekarang kembali punya sopir pribadi untuk mengantarkan dirinya ke mana pun dia mau pergi.
“Non, ini benar hotelnya?” tanya Andra.
“Iya benar, Andra. Ini hotelnya,” jawab Ratu.
Andra mengangguk, lalu dia langsung membelokan mobilnya dan mengantar Ratu sampai di depan lobi hotel.
“Kalau sudah selesai, hubungi saya saja, Non,” ucap Andra.
“Bagaimana bisa saya menghubungi anda? Nomor anda juga tidak tahu?” jawab Ratu. “Kemarikan ponselmu,” pinta Ratu.
Ratu menuliskan nomornya di ponsel Andra, lalu memanggil nomornya itu, supaya Ratu tahu nomor Andra.
“Sudah saya save nomor saya di ponselmu. Saya pun sudah misscall tadi,” ucap Ratu dengan mengembalikan ponsel Andra.
“Baik, Non. Saya tunggu di sana,” ucap Andra.
“Silakan.”
Ratu pun turun dari mobilnya. Dia segera masuk menemui kliennya yang sudah menunggu di Restoran yang ada di hotel tersebut. Untung saja Andra bisa disuruh ngebut, dan dia sepertinya hafal dengan jalan-jalan alternatif, jadi tadi cepat sampai di hotel. Semua itu karena klien tiba-tiba mengajukan jam untuk bertemu, dan akhirnya mau tidak mau Andra harus menambah kecepatan lajunya.
^^^
Sementara Dewa, seperti biasanya pagi hari dia yang menyiapkan sarapan untuk istrinya. Padahal Fitri sudah melarangnya supaya Dewa tidak usah membuatkan sarapan lagi, karena itu termasuk tugas istri. Namun, Dewa tetap pada pendiriannya, dia tidak mau istrinya capek, apalagi semalam dia minta berkali-kali pada istrinya itu. Jadi, Dewa tidak tega kalau pagi harinya Fitri harus capek lagi untuk menyiapkan sarapan.
“Mas, besok lagi aku saja ya yang bikin sarapan?” ucap Fitri.
“Loh kenapa? Gak enak ya masakanku?” tanya Dewa.
“Enak, Mas. Sangat enak, tapi aku gak enak kamu terus yang masak. Aku ini istrimu. Malah nganggur-ngangguran gini?” ujar Fitri.
“Ya biarin dong? Biar kamu gak lelah, kalau perlu saja kamu sudah gak usah kerja lagi. Fokus di rumah,” ucap Dewa.
“Gak betah, mau apa di rumah. Mending kerja kan jadi banyak teman, Mas? Gak jenuh juga. Kecuali aku sudah punya anak nantinya, baru aku berhenti bekerja karena aku ingin mengurus anak-anakku saja nantinya.”
“Kalau begitu, ayo bikin anak lagi? Biar cepat jadinya,” ajak Dewa dengan terkekeh.
“Mas ih, baru semalam begituan pikirannya sudah ke sana lagi?”
“Habisnya kamu nagih banget, Sayang.”
“Apaan sih Mas?”
Mereka jadi tambah akrab. Fitri pun sudah terbiasa dengan candaan Dewa. Sejak kemarin, Dewa sudah bukan Dewa yang kaku dan dingin lagi. Dewa jadi sering bercanda, dan membuat Fitri bahagia.
Mereka mendengar suara bel pintu berbunyi. Entah siapa pagi-pagi yang datang ke rumah mereka. Namun, Dewa sudah bisa menebaknya. Siapa lagi kalau bukan Tama yang datang pagi-pagi ke rumahnya.
“Pasti tuh si Tama datang. Biang rusuh pagi-pagi mau apa sih datang ke rumah orang?” cebik Dewa kesal.
“Sudah, Mas. Gak usah begitu. Lebih baik aku buka siapa yang datang,” ucap Fitri.
“Jangan kamu, aku saja. Itu pasti Tama,” cegah Dewa.
Dewa langsung membukakan pintu rumahnya. Benar, Tama yang datang. Entah mau apa pagi-pagi Tama datang ke rumahnya.
“Mau apa kamu?” tanya Dewa.
Tama menarik tangan Dewa untuk keluar dari rumahnya. Entah kenapa Tama tiba-tiba seperti itu.
“Ini apaan sih, Tam! Datang-datang malah gini?” umpat Dewa kesal.
“Dia sudah kembali, Dewa! Kamu masih ingat, kan?” ucap Tama dengan tatapan sinis.
“Dia siapa?” tanya Dewa yang pura-pura lupa akan sesuatu yang suatu hari pasti akan seperti ini.
“Gak usah sok pura-pura lupa, Dewa!”
“Sekarang kamu lebih baik pulang! Hubunganku dengan Fitri baru saja baik, Tama. Aku mohon sama kamu,” ucap Dewa.
“Hubungan baru baik, tapi aku yakin sebentar lagi Fitri akan kecewa dengan kamu!”
“Kalau dia kecewa kamu mau apa? Ambil dia dariku? Silakan kalau bisa! Aku tidak akan melepaskannya, Tama!”
“Aku tahu, kamu tidak akan melepaskannya, tapi dia kembali, Dewa! Kamu tahu bagaimana dia, kan? Dan kalian ini masih ada ....”
“Mas!” panggil Fitri.
Ucapan Tama akhirnya terpotong, karena Fitri keluar memanggil Dewa. Buka pintu saja sampai lama, jadi Fitri penasaran apa yang dilakukan suaminya di luar. Barangkali suaminya ribut dengan Tama, karena dirinya yakin Tama yang datang pagi ini.
“Hai, Fit! Fresh banget kamu?” sapa Tama.
“Ya memang biasanya aku begini? Ini kenapa ngobrolnya di luar? Sambil berdiri lagi?” tanya Fitri.
“Ehm ... ki—kita sedang ....”
“Kalian tidak berantem, kan?” potong Fitri.
“Eng—enggak!” jawab Tama dan Dewa bersamaan.
“Aku kira kalian berantem? Lalu kenapa masih di luar?” tanya Fitri penasaran, apalagi tadi melihat Tama bicara dengan berbisik-bisik pada Dewa.
“Ehm ... kami hanya mengobrol soal kantor, ya kan, Dewa?” jawab Tama.
“Iya, ada masalah sedikit di kantor, Sayang,” ucap Dewa.
“Ya sudah kalian lanjutkan saja. Aku kira kalian ini sedang berantem? Makanya aku keluar, habisnya kalian lama sekali di luarnya?” ujar Fitri.
“Iya, supaya bisa leluasa bicaranya , Fit,” jawab Tama.
“Ya sudah aku ke dalam dulu, ya? Aku juga mau siap-siap berangkat kerja,” ucap Fitri.
“Berangkat bareng aku saja sekalian ya, Fit?” ucap Tama.
“Gak boleh! Enak saja!” sergah Dewa.
Fitri hanya menggelengkan kepalanya. Lagian siapa yang mau berangkat dengan Tama. Yang ada Dewa jadi tantrum kalau dirinya berangkat dengan Dewa.
“Sana pulang! Gak usah bawa-bawa berita gak bermutu!”
“Gak bermutu menurutmu, ini itu berita sangat penting, Dewa! Kamu sama dia itu masih ....”
“Stop, Tam! Jangan bahas ini lagi! Semua sudah berlalu, jadi tolong, tidak usah bahas hal ini. Mau dia kembali mau bagaimana pun itu, aku tidak peduli. Dia yang mulai, jadi dia yang harus terima resikonya! Bukan aku! Kamu tahu bagaimana menderitanya aku selama bertahun-tahun, kan? Dia yang egois, bukan aku! Harusnya kamu paham itu, Tama! Bukan malah memojokkan aku!” erang Dewa kacau.
“Sorry, De. Iya sih dia yang salah, tapi kalian ini kan ....”
“Itu urusan nanti! Aku gak mau bahas ini, lagian masih berita saja dia akan balik ke Indonesia, kan? Aku juga sudah tahu sebetulnya dari kemarin saat aku ke rumah Bibi Ratna. Aku tidak mau hubungan aku sama Fitri yang sedang membaik ini, menjadi runyam. Tolong, Tam. Kamu ngerti aku,” pinta Dewa.
“Oke, semoga saja semuanya baik-baik saja. Awas kamu kalau sampai sakiti Fitri, aku orang pertama yang akan mengambilnya!”
“Gak akan, Tama. Percaya padaku!”
“Gak akan? Kamu bilang gak akan? Aku gak percaya!”
“Terserah!”
Dewa langsung masuk ke rumahnya, tanpa peduli Tama. Dewa tidak menyangka Tama pun tahu kalau dia akan kembali.
Dia siapa ya kira-kira? Dewa misterius banget, ya?
padahal susah dan sgt sulit tp ratu keren
lain crita ma dewa smpe 3 th lho biarin si fitri
dann ohh dewaaaa.. tukann fitri aja segitunya ma kamu masa iya kmu mau nyakitin lagi fitri kan kasihan 😭😭
ayo dewa seleksaikan maslah kmu dgn viona dlu
biar g ada slh paham jd terus terang aja lebih baik dgr dr mulut suami sndri dro pd org lain itu menyakitKan
tp jgn terkecoh ya dewa istrimu itu lho ya cantik kann masa iya baru baikan masa mau cekcok lagi g luci tau wa
katany masih muda penampilan kek nya g kalah deh dr yg lain sukur2sia cuma nyamar aja jd sopir biar g kthuna klo kaya raya
lanjit kk thor
mkin mesra nnti si dewa mlh jd bucin akut nnti sm fitri