Suami Pengganti (Menikah Dengan Calon Kakak Ipar)

Hantara menatap intens wajah istrinya yang kini terlelap karena kelelahan usai pergulatan mereka tadi.

"Ternyata kamu wanita yang tangguh." gumam Hantara sembari menatap wajah Gita.

Beberapa saat yang lalu Hantara menerima pesan dari Armada hasil penyelidikan pria itu selama beberapa hari terakhir tentang Gita. Hantara tidak menyangka wanita yang kini tengah terlelap di hadapannya, sudah harus berjuang melawan kerasnya kehidupan di saat usianya baru lima belas tahun.

Armada juga tak lupa memberi informasi pada Hantara tentang hubungan Gita dengan Paman dan bibi serta kedua saudari sepupunya lewat pesan.

Berkat kerja keras serta kepintarannya lah yang mampu mengantarkan wanita yang kini tengah terlelap di hadapannya itu menjadi seorang dokter.

Hantara mengelus lembut puncak kepala Gita sebelum beberapa saat kemudian tangan pria itu turun ke bagian perut sang istri. " Semoga kamu segera hadir di sini untuk mempererat hubungan diantara kami." Hantara bergumam lirih sembari mengelus perut rata milik istrinya.

Melihat jam dinding kamarnya kini telah menunjukkan pukul dua belas malam, Hantara pun ikut merebahkan tubuhnya sembari memeluk pinggang istrinya. tak lama Hantara pun masuk ke alam mimpi seakan pelukan istrinya itu begitu menenangkan baginya.

🌹🌹🌹

Tidak seperti hari sebelumnya hari ini Hantara kembali ke rumah larut malam, karena harus melakukan peninjauan langsung di lokasi pembangunan sebuah gedung pencakar langit yang menjadi proyeknya sebulan terakhir.

Beberapa jam berlalu setelah memastikan semua berjalan sesuai dengan rencana awal, Hantara kembali ke rumah. namun saat tiba di rumah pria itu di kejutkan dengan laporan Bu Dian jika Gita belum juga kembali dari rumah sakit.

Hantara mencoba menghubungi Gita namun ponsel wanita itu sedang berada di luar area. hal itu semakin membuat Hantara khawatir. Hantara yang masih mengenakan jas lengkapnya kembali melajukan mobilnya menuju rumah sakit.

🌹🌹🌹

Sore tadi Gita harus menggantikan salah satu rekan sejawatnya untuk bertugas jaga sore, sebab anak beliau harus menemani sang suami menghadiri sebuah acara kantor.

Kini waktu menunjukkan pukul sebelas malam, Anis dan Gita yang kebetulan memiliki shift yang sama berjalan bersama keluar dari gedung rumah sakit. namun saat berada depan gerbang rumah sakit Gita melihat sebuah mobil yang sangat dikenalinya melaju dengan kecepatan sedang ke arahnya.

"Mas Hantara." Gita di buat terkejut sekaligus bingung, saat pria yang baru saja turun dari mobil tersebut menariknya ke dalam pelukannya, siapa lagi kalau bukan Hantara pelakunya. sedangkan Gita hanya diam saja tak menolak perlakuan suaminya.

Kedua mata Anis membulat sempurna saat menyaksikan adegan tersebut.

Beberapa saat kemudian Hantara mengurai pelukannya. Hantara seolah tidak peduli dengan keberadaan Anis di antara mereka.

"Kenapa ponselmu tidak bisa di hubungi??." tanya Hantara. sedangkan Gita yang masih bingung dengan sikap suaminya masih diam untuk beberapa saat sebelum menjawab. "Tadi baterai ponselku habis." jawab Gita seadanya. setelahnya Gita memandang Anis yang nampak bertanya tanya, terbukti dari sorot mata gadis itu saat menatap Gita.

"Lain kali kamu bisa menghubungi rumah menggunakan telepon rumah sakit, kamu membuatku khawatir." ucap Hantara.

Terlihat jelas kekhawatiran di sorot mata Hantara dan hal itu semakin membuat Anis bertanya tanya, ada hubungan apa antara sahabatnya itu dengan tuan Hantara putra Adipura Sanjaya.

"Ayo kita pulang!!." Ajak Hantara.

"Tapi." ucap Gita sembari memandang ke arah Anis seolah mengatakan bagaimana dengan sahabatnya itu.

"Pulanglah Gita, sebentar lagi ayahku pasti akan segera menjemputku." jawab Anis seolah paham dengan apa yang saat ini ada di benak Gita.

Hantara ikut memandang datar ke arah Anis pandangan yang jauh berbeda kala pria itu memandang sang istri." kita akan mengantarkan temanmu lebih dulu" tawar Hantara, namun dengan cepat di tolak oleh Anis. "Tidak perlu tuan terima kasih sebelumnya, lagi pula sebentar lagi ayahku pasti akan segera datang menjemputku." baru saja Anis berkata demikian sebuah sepeda motor melaju dengan kecepatan sedang ke arah mereka.

"Itu ayahku datang." kata Anis.

"Baiklah kalau begitu aku pergi dulu Anis." ucap Gita pada sahabatnya dan Anis pun mengangguk sembari menampilkan sebuah senyum tipis. senyuman tipis penuh makna.

"Kau berhutang penjelasan padaku Gita." sekiranya begitulah Gita menafsirkan senyuman Anis saat ini.

Terima kasih sayang sayangku sudah sudi meluangkan waktu untuk menikmati karya recehku 🙏🙏🙏🙏🙏 semoga kita semua selalu dalam lindungan Tuhan yang maha esa. Aamiin,,,,I LoVe you all 🥰🥰🥰❤️❤️

.