NovelToon NovelToon
​ Dendam Sang Mantan Istri Miliarder

​ Dendam Sang Mantan Istri Miliarder

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Mertua Kejam / Pelakor / Pelakor jahat / Tukar Pasangan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Selingkuh
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Adrina salsabila Alkhadafi

​💔 Dikhianati & Dibangkitkan: Balas Dendam Sang Ibu
​Natalie Ainsworth selalu percaya pada cinta. Keyakinan itu membuatnya buta, sampai suaminya, Aaron Whitmore, menusuknya dari belakang.
​Bukan hanya selingkuh. Aaron dan seluruh keluarganya bersekongkol menghancurkannya, merampas rumah, nama baik, dan harga dirinya. Dalam semalam, Natalie kehilangan segalanya.
​Dan tak seorang pun tahu... ia sedang mengandung.
​Hancur, sendirian, dan nyaris mati — Natalie membawa rahasia terbesar itu pergi. Luka yang mereka torehkan menjadi bara api yang menumbuhkan kekuatan.
​Bertahun-tahun kemudian, ia kembali.
​Bukan sebagai perempuan lemah yang mereka kenal, melainkan sebagai sosok yang kuat, berani, dan siap menuntut keadilan.
​Mampukah ia melindungi buah hatinya dari bayangan masa lalu?
​Apakah cinta yang baru bisa menyembuhkan hati yang remuk?
​Atau... akankah Natalie memilih untuk menghancurkan mereka, satu per satu, seperti mereka menghancurkannya dulu?
​Ini kisah tentang kebangkitan wanit.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adrina salsabila Alkhadafi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27 permintaan maaf yang tak kunjung keluar

Tim di sekeliling meja tercengang. Natalie selalu fokus, tetapi hari ini ia terlihat dingin dan agresif, memancarkan aura yang jauh lebih kejam daripada biasanya. Kemarahan yang seharusnya ia lampiaskan pada dirinya sendiri, kini ia tumpahkan pada papan strategi.

​Natalie menggunakan kekuasaannya sebagai pelarian. Jika ia tidak bisa mendapatkan kejujuran Arif, setidaknya ia bisa memuaskan dahaga kekuasaan yang dulu ia yakini sebagai pengganti cinta.

​Pertemuan Tak Terhindarkan di Yayasan

​Dua hari kemudian, Natalie memutuskan untuk mengambil langkah berani. Ia tidak bisa menunggu Arif kembali. Ia harus menghadapi kenyataan di mana Arif bekerja.

​Ia membatalkan semua janji pertemuan siang dan meminta supirnya mengantar ke kantor Yayasan Whitmore-Ainsworth—mantan rumah Aaron. Ia mengenakan setelan bisnis mahal yang jarang ia gunakan saat bersama Arif, kembali ke citra CEO yang sempurna.

​Sesampainya di sana, ia masuk ke kantor Yayasan. Tuan Hadiningrat, penasihat hukumnya, terkejut melihat Natalie di sana.

​"Nyonya Natalie! Ada apa? Anda tidak biasanya datang ke sini tanpa pemberitahuan."

​"Saya ingin memeriksa arsip Yayasan, Tuan Hadiningrat. Dan siapkan mobil lain untuk saya," perintah Natalie.

​Saat ia sedang melihat-lihat laporan, Rendra, kepala operasional Yayasan, masuk dengan wajah panik.

​"Nyonya, ada masalah di lobi. Ada pria yang mencari saya. Dia ingin tahu tentang pinjamannya dan siapa founder yayasan ini. Saya berusaha mengusirnya, tapi dia bersikeras."

​Jantung Natalie mencelos. Arif.

​"Biarkan dia masuk," kata Natalie dingin. "Saya akan menemuinya."

​Arif masuk ke ruang kerja Natalie, yang ironisnya adalah ruang keluarga mewah Aaron dulu. Arif mengenakan kemeja kerjanya yang biasa, tangannya sedikit kotor oleh serbuk kayu. Ia tampak terkejut melihat keindahan dan kemewahan tempat itu.

​Lalu, matanya tertuju pada Natalie. Natalie berdiri di tengah ruangan, mengenakan blazer elegan, jam tangan mahal, dan aura kekuasaan yang tidak pernah ia tunjukkan sebelumnya. Ia terlihat seperti ratu di istana pribadinya.

​"Natalie," suara Arif kering.

​"Tuan Arif. Selamat datang di Whitmore-Ainsworth Foundation Headquarters," sapa Natalie, berusaha menjaga jarak.

​Arif mengabaikan kemewahan di sekitarnya. Matanya hanya fokus pada Natalie.

​"Jadi, ini 'kantor cabang' temanmu yang lama kerja di akuntan?" sindir Arif tajam. "Ini adalah rumah mewah Aaron Whitmore yang kamu ambil alih, kan? Aku baca di berita, meski aku nggak peduli sama berita gosip. Tapi aku ingat alamatnya."

​"Ini adalah aset legal milik Kenzo yang aku kelola. Tapi intinya, ya. Ini adalah sebagian dari 'kekayaan' yang aku sembunyikan darimu," balas Natalie, nada suaranya tegas.

​Arif maju satu langkah. "Aku datang ke sini bukan untuk lihat kemewahanmu. Aku datang untuk mengembalikan ini."

​Arif mengeluarkan amplop dari saku kemejanya, berisi sebagian uang yang ia terima dari pinjaman bank.

​"Pinjaman itu. Aku nggak mau dijamin. Aku nggak mau uang yang aku dapat dari kebohongan. Aku mau Yayasanmu menarik jaminannya. Aku akan bayar pinjaman itu sendiri, dengan kerja keras. Kalau perlu, aku jual bengkelku."

​"Jangan konyol, Arif! Itu pinjaman untuk modal! Aku tidak akan biarkan kamu menjual bengkel yang baru kamu bangun!" seru Natalie.

​"Kenapa? Kenapa kamu peduli, Natalie? Apa kamu mau aku berutang budi seumur hidup agar kamu punya alasan untuk melihatku? Agar kamu punya mainan untuk dimanipulasi?" tanya Arif, kekecewaannya begitu besar hingga ia terdengar lelah.

​"Aku tidak memanipulasimu! Aku mencintaimu, Arif! Aku berbohong karena aku sangat mencintaimu! Aku takut kehilanganmu seperti aku kehilangan segalanya dari Aaron! Aku takut kamu melihat hartaku dan bukannya melihat diriku!" Natalie akhirnya meledak, suaranya bergetar.

​Arif menatapnya lama. "Cinta itu butuh kejujuran, Nat. Bukan penyamaran. Kamu nggak bisa membangun masa depan di atas kebohongan. Kamu tahu, kamu wanita terkuat dan tercerdas yang pernah kukenal. Tapi kamu pengecut. Kamu pengecut karena memilih berbohong daripada mengambil risiko untuk percaya pada ketulusanku."

​Arif meletakkan amplop itu di meja. "Aku akan bayar pinjaman itu. Aku nggak akan lari. Aku nggak mau jadi bagian dari drama balas dendam dan penipuanmu. Aku butuh Natalie yang jujur, bukan CEO yang lagi main drama jadi orang susah."

​Arif berbalik dan berjalan menuju pintu.

​Upaya Terakhir

​"Arif! Tunggu!"

​Natalie berlari mengejar Arif, tanpa peduli pada pandangan Hadiningrat dan staf Yayasan. Ia meraih tangan Arif di lobi.

​"Tolong. Aku janji, aku akan jujur. Aku akan membuktikannya. Tapi aku butuh waktu," kata Natalie.

​Arif menoleh, matanya masih terluka. "Buktikan apa, Nat? Buktikan kalau kamu bisa membeliku? Aku bukan boneka, aku bukan CEO, dan aku bukan Aaron. Aku hanya Arif, tukang kayu."

​Natalie menyadari, ia harus menggunakan kelemahannya, bukan kekuatannya.

​"Aku tahu. Aku tahu aku salah. Aku janji aku akan memperbaiki ini. Aku akan tarik jaminan Yayasan itu. Biarkan kamu bayar pinjaman itu sendiri, Rif. Aku akan membantumu sebagai teman, tanpa uang. Aku akan menggunakan jaringan bisnisku untuk mencarikanmu kontrak mebel besar, di mana kamu bisa bersaing secara murni. Kamu akan dibayar sesuai harga, tidak ada amal, tidak ada jaminan. Maukah kamu memberiku kesempatan untuk membuktikan bahwa aku bisa menjadi teman bisnis yang jujur, sebelum kita bicara soal cinta?"

​Arif terdiam. Tawaran Natalie kini terdengar masuk akal. Bukan lagi sebagai malaikat pelindung, tetapi sebagai koneksi bisnis yang kuat.

​"Kontrak apa?" tanya Arif, rasa ingin tahu profesionalnya muncul.

​"Whitmore Group sedang merenovasi ratusan kantor cabang di seluruh Indonesia," jawab Natalie. "Kita butuh furnitur kantor yang minimalis, kuat, dan tentunya, harus mendukung UMKM yang jujur. Kamu dan bengkelmu bisa mengajukan penawaran. Aku akan pastikan kamu diperlakukan sama adilnya dengan penawar lain."

​Arif memandang Natalie lama. Ini adalah risiko besar bagi harga dirinya, tetapi juga kesempatan besar bagi bengkelnya.

​"Baik. Aku akan mengajukan penawaran," kata Arif. "Tapi jangan ada satu pun kebohongan lagi. Dan kalau aku sampai tahu kamu memengaruhi panitia tender atau memberiku keuntungan curang, aku akan langsung batalkan, dan kita selesai. Selamanya."

​"Sepakat," kata Natalie, napasnya tertahan.

​Natalie kembali ke kantornya. Aura agresifnya hilang, digantikan oleh fokus yang tajam. Ia memanggil kepala logistik dan pengadaan.

​"Untuk proyek renovasi kantor cabang, saya ingin tender furnitur kantor dibuka untuk UMKM. Tidak ada perusahaan besar. Saya ingin kualitas, dan harga yang kompetitif," perintah Natalie.

​"Kami sudah ada penawar, Nyonya, dari perusahaan lama..."

​"Batalkan. Buat persyaratan baru. Dan jika ada proposal dari Bengkel Kayu Jujur, pastikan dia diperlakukan dengan standar yang sama adilnya dengan penawar lain. Tidak ada keistimewaan. Tapi tidak boleh ada diskriminasi karena ukurannya kecil," tegas Natalie.

​Natalie tahu, ia sedang mempertaruhkan kontrak bernilai puluhan miliar hanya untuk membuktikan kejujuran pada satu pria. Namun, itulah yang harus ia lakukan. Ia tidak ingin lagi menjadi CEO yang ditakuti; ia ingin menjadi wanita yang dipercaya.

​Permintaan maafnya telah dilontarkan. Kini, tinggal menunggu apakah kerja keras dan kejujuran dalam bisnis bisa memulihkan kepercayaan Arif. Natalie tersenyum tipis. Kali ini, ia akan menggunakan kekuasaannya, bukan untuk mengendalikan, tetapi untuk memfasilitasi mimpi orang yang ia cintai. Babak balas dendam telah berakhir. Babak pembangunan kepercayaan, baru saja dimulai.

​Natalie mengambil bingkai foto Kenzo. Ia telah berjuang untuk putranya. Kini, ia harus berjuang untuk dirinya sendiri. Keadilan dan Kekuasaan telah ia genggam, sekarang saatnya meraih Kejujuran dan Cinta.

1
partini
dari sinopsisnya ngeri " sedap menarik
Himna Mohamad
lanjut thoor
putri lindung bulan: siap akan saya lanjutkan
total 1 replies
Himna Mohamad
good thoor sat set
Himna Mohamad
👍👍👍👍👍
Himna Mohamad
sdh mampir thoor,,lanjut
putri lindung bulan: terimakasih sudah mampir , salam kenal ya
total 1 replies
Himna Mohamad
awal yg bagus thoor👍👍👍👍👍
putri lindung bulan: terimakasih sudah mampir
total 1 replies
putri lindung bulan
untuk sahabat adri selamat datang di dunia nataly.semoga kalian suka novel.jika suka jangan lupa beri like,dan sisipkan komentar.salam kenal semuanya🙏🙏🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!