NovelToon NovelToon
AKULAH ANTAGONIS IDAMAN

AKULAH ANTAGONIS IDAMAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Fantasi Wanita
Popularitas:8.1k
Nilai: 5
Nama Author: Monacim

Felisha Rumi adalah seorang siswi SMA yang mendapatkan gelar ratu sekolah. Kecantikan yang kekayaan yang ia miliki sangat menunjang hidupnya menjadi yang paling dipuja. Namun sayang, Felisha merasa cinta dan kasih sayang yang ia dapatkan dari kekasih dan teman-temannya adalah kepalsuan. Mereka hanya memandang kecantikan dan uangnya saja. Hingga suatu hari, sebuah insiden terjadi yang membuat hidup Felisha berakhir dengan kematian yang tragis.

Namun, sebuah keajaiban datang di ambang kematiannya. Ia tiba-tiba terikat dengan sebuah sistem yang dapat membuatnya memiliki kesempatan hidup kedua dengan cara masuk ke dalam dunia novel yang ia baca baru beberapa bab saja. Dirinya tiba-tiba terbangun di tubuh seorang tokoh antagonis bernama Felyasha Arumi yang sering mendapatkan hinaan karena bobotnya yang gendut, kulit yang tak bersih, dan wajah yang banyak jerawat. Terlebih ... dirinya adalah antagonis paling tak tahu diri di novel itu.

Bagaimanakah Felisha menjalankan hidup barunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Monacim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PERHATIAN DAN CEMBURU

Yokan mengetuk ruang BK. Pak Farhan mempersilakan masuk dengan tatapan yang tak mengenakan. Entah apa yang ada di pikiran beliau. Jelasnya jika Yokan biasanya diseret ke ruang BK, kini ia memasuki ruang BK dengan senang hati seperti tak terjadi apa-apa. Tak ada bonyok sama sekali.

"Mau apa kamu ke sini, Yokan?"

"Kalem dong, Pak. Kali ini saya nggak bikin gara-gara. Tapi saya mau ngelaporin orang yang buat gara-gara. Sesama cewek nih, Pak," ujar Yokan seraya duduk di hadapan Pak Farhan.

"Siapa?"

Yokan menyerahkan ponselnya yang berisi video ketika Dhea dan teman-temannya menyuruh Felya minum alkohol. Bagaimana Sweet Pink girang ketika mendapati Felya yang sudah teler. Melihat hal itu, membuat Pak Farhan geram.

"Saya kan mau naruh basket ke gudang, eh, malah nonton ini sekalian. Saya kesel sih mereka ini sering nakal tapi nggak ketangkap. Giliran saya? Gerak dikit aja dilaporin ke BK. Makanya saya videoin. Bapak harus adilin nih lima cewek. Anak orang direcokin minuman memabukkan. Di lingkungan sekolah lagi," ujar Yokan mengompori.

"Kurang ajar mereka. Apa yang ada di pikiran mereka sampai berbuat nekat kayak gini. Anak zaman sekarang nggak ada senonoh kelakuan!"

"Eh, saya juga?"

"Terus kamu pikir enggak? Sudah sana kamu ke kelas!" usir Pak Farhan.

"Yaelah, Pak. Bukannya makasih saya kasih info bagus."

"Kamu juga salah nggak langsung lapor ke saya pas Felya direcokin. Malah videoin dulu. Teler anak orang nunggu kamu selesai videoin," ujar Pka Farhan.

"Serah deh. Saya mau ngaso dulu," ujar Yokan seraya beranjak dari tempat duduknya.

"Langsung ke kelas, Yokan! Belajar!"

"Gurunya nggak ada, Pak! Bolos gurunya nggak mau ngajar," sahut Yokan dari luar.

Sementara itu, Felya baru saja sadar dari pingsannya. Pandangannya masih belum jelas. Ia tak tahu ia di mana sekarang. Hingga beberapa menit kemudian, kedua matanya pun mengedar. Menelisik sekitar yang ia kenali adalah UKS.

"Kok gue ada di sini, ya?" gumamnya bingung.

DING!

[Selamat! Misi kamu membalikkan keadaan berhasil. Kamu berhak mendapatkan hadiah yang telah kami janjikan. Silakan cek ranselmu.]

Mendengar ucapan sistem itu, membuat Felya akhirnya mengingat apa yang terjadi. Ia tadinya ke gudang dan direcoki anggur  yang memabukkan oleh Dhea dan teman-temannya. Hingga ia hilang kesadaran saat menunggu Yokan untuk datang.

"Ah, iya! Gue kan teler di gudang. Eh, Yokan datang nggak ya tadi? Kok gue bisa ada di sini?"

Tiba-tiba tirai terbuka, menampilkan sosok Yokan yang membawa sebuah kantung kresek berisi sesuatu. Tanpa ragu duduk di ujung ranjang yang ditempati oleh Felya.

"Datang gue," sahutnya.

"Eh, beneran lo datang tadi? Tepat waktu nggak? Gue sempat diapa-apain nggak sama mereka?" tanya Felya cemas.

"Yaelah nih orang. Kalau gue nggak datang tepat waktu, lo nggak bakal dengan damai rebahan di UKS. Paling lo bangun-bangun masih ada di samping Beni."

Felya tersenyum kecut. "Iya juga, ya. Bererti lo berhasil dong membalikkan keadaan?"

"Berhasil seratus persen. Kalo nggak percaya liat aja hp lo nanti. Di sana ada video dan foto yang gue kirim ke elo. Lo bisa gunain tuh foto buat ngancem Dhea sama teman-temanya supaya nggak ganggu lo lagi. Tapi kalo lo mau nyebarin ya silakan. Gue sih bodo amat," ujar Yokan.

"Wih, keren juga kerja lo, ya. Emang bisa diandelin lo," ujar Felya girang sambil merogoh ponselnya. Namun sayangnya ponselnya sedang kehabisan daya. "Yah, abis baterai lagi."

"Udah deh ntaran aja lo cek. Nih, gue beliin bubur sama teh hangat," ujar Yokan menyodorkan kantung plastik yang ia bawa tadi.

Felya tak menyangka jika Yokan benar-benar peduli padanya. 'Duh, nih cowok kok peduli banget sama gue. Gimana gue mau menghindar coba. Misi dari sistem kan gue harus hindarin dia terus deketin si Sandrio. Ini konsepnya gimana coba.'

"Mau nggak?"

Felya langsung merebut plastik itu sambil bangun dari posisinya. "Maulah! Btw, thank you, ya. Lain kali gue yang bakal bantuin lo. Oh, ya. Tawaran gue masih berlaku. Gue bakal lakuin apa aja buat lo. Tinggal minta aja."

Yokan tersenyum miring. "Bener, ya? Apapun?"

"Ya tapi jangan aneh-aneh lo. Yang sewajarnya aja!"

"Emang gue pernah wajar?"

"Yokan!"

Yokan tertawa puas.

Di sisi lain, Dhea dan teman-temannya menunduk di ruang BK. Mereka berhadapan langsung dengan kepala sekolah dan guru BK. Tak lama, orang tua mereka datang ke sekolah. Dhea nyaris menangis melihat tatapan bengis ayahnya.

'Matilah gue. Sialan Yokan. Bisa-biasanya dia bikin gue kayak gini. Pasti tuh cewek udah pelet Yokan. Sialan tuh cewek.'

Berita tentang Sweet Pink dibawa ke BK setelah mengerjai Felya dan Beni. Walau video dan foto tak ada yang tersebar, tetapi kabar itu tetap saja membuat heboh. Apalagi kedatangan orang tua masing-masing, menambah serius berita itu.

Citra dan Sendrio yang sedang duduk berdua di koridor sekolah juga menjadikan berita itu menjadi topik pembicaraan mereka. Lebih tepatnya Sendrio yang ingin membahasnya.

"Jadi beneran Felya yang jadi korban mereka? Bukannya mereka dulu satu geng, ya?"

"Bukan cuma Felya, tapi Beni juga korbannya, Sen," sahut Citra.

"Beni mah udah biasa jadi korban bully. Jadi nggak heran lagi. Kalau Felya kan bagian dari mereka dulu. Emang mereka ada masalah apa sama Felya? Itu yang bikin aku bingung," kata Sendrio.

Citra mengangguk setuju, walau raut wajahnya terlihat bosan. "Iya sih, Sen. Mungkin karena Felya nggak mau gabung sama mereka lagi? Felya kan diterima sama mereka karena bisa dijadiin kambing hitam. Sekarang Felya udah cantik, mereka tuh kayak iri gitu mungkin. Mereka nggak bisa jadiin Felya budak lagi. Felya nggak sejelek dulu."

Sendrio menoleh pada Citra dengan tatapan yang sulit diartikan. "Tapi sejelek apapun seseorang, seharusnya nggak sepantasnya mereka menjadikan Felya kambing hitam atau dijadiin antagonis dalam geng mereka. Menurut aku ya, Felya itu nggak sejahat itu dari dulu. Cuma karena dia pengin gabung geng Sweet Pink yang paling berpengaruh, dia mau ngelakuin apa aja. Makanya dia berakhir nyaman dengan sisi antagonis itu. Sebab dengan sisi antagonis itu, dia bisa mewujudkan keinginannya menjadi bagian dari Sweet Pink," tutur Sendrio.

Citra terdiam mendengarnya. Entah mengapa ia merasakan panas di dadanya. Sedari tadi Sendrio terus saja membahas tentang Felya. Padahal dirinya ada di samping Sendrio.

"Iya kali. Tapi kok kamu dari tadi muji Felya terus? Apa kamu salah satu orang yang terpesona sama Felya? Kan dengar-dengar sekarang banyak cowok yang suka sama Felya. Sampai kolong mejanya banyak hadiah," sindir Citra dengan senyuman manis terpatri di bibirnya.

Sendrio terkejut mendengar pertanyaan itu. Cowok itu sedikit gelagapan dibuatnya. Sendrio menegakkan tubuhnya dengan perasaan cukup cemas. "Ya enggak dong, Cit. Aku tuh cuma menyayangkan aja gitu sama kelakuin mereka. Nggak seharusnya gitu."

"Tapi aku ngerasa gitu, Sen. Kamu sukanya sama Felya, bukan sama aku. Kalau gitu faktanya, mending jangan deketin aku lagi," ucap Citra tak tahan lagi. Matanya berkaca-kaca dengan perasaan teramat kesal.

"Eh, Cit. Bukan gitu--"

Citra langsung meninggalkan Sendrio dengan perasaan yang berkecamuk.

'Bahkan kamu nggak ngejar aku, Sen.'

1
Gedang Raja
Luar biasa
Mona_cim: thank u
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!