Rossa memeiliki suami yang selalu berpihak kepada keluarganya karena dia satu-satunya lelaki dalam keluarganya
Dirinya selalu merasa tersisihkan manakala ipar dan mertuanya selalu berusaha memonopoli suaminya dari segala sisi baik keuangan maupun perhatian,
Dia beruntung dibalik sikap mertua dan ipar bak Seorang madu untuknya, suaminya akhirnya sadar dengan semua perbuatannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 27
Darah menatap sinis Aini, dia harus bisa memanfaatkan perempuan ini untuk kepentingannya.
"Sebaiknya kamu kerumah ibuku dulu, kamu minta restu dan ambil hatinya, kamu tahu kan jika Datang itu sangat tindik dan patuh pada ibuku selama ini".
" Boleh, kamu benar Fatan akan menurut keinginan ibumu jika aku berhasil mengambil hatinya itu akan memudahkan aku mendapatkan kembali Fatan, aku akan kesana besok".
"Jangan lupa bawah oleh-oleh kesukaan ibu supaya kamu diterima langsung olehnya, dia kunci kita saat ini".
Aini mengangguk mengiyakan perkataan Farah, dia tidak akan menyerah mendapatkan Fatan, kehidupan makmur menantinya, bodoh amat dnegan pengganggu seperti istri nya itu
"Oh iya kamu tahu apa yang bisa membuat Fatan membenci istrinya?? ". Tanyanya dengan pelan
Dia harus punya rencana cadangan jika seandainya dia gagal membujuk calon mertuanya untuk menerima dan memaafkannya.
"Sepertinya penghianatan dan perselingkuhan, kamu tahu sendiri Kamu pernah melakukan hal seperti itu pada Fatan dan akibatnya sangat fatal".
Aini mengangguk, dia jelas tidka mau sama Fatan saat itu karena kerjanya masih kerja kasar sedangkan suaminya dulu adalah orang kaya jadi dia meninggalkan Fatan dan memilihnya tapi nasibnya jelek sekali, dia diceraikan suaminya karena hidupnya yang boros dan membuat suaminya bangkrut.
Keesokan harinya Aini melancarkan aksinya dengan mendatangi ibunda Fatan. Dia sengaja membawa bingkisan yang bagus untuk menarik simpati Ratih padanya agar jalannya mendekati Fatan mulus.
Kini dia telah berada dirumah ibu Fatan, dia berpenampilan heboh agar terlihat menarik dan bergaya supaya ibunda Fatan yakin sekarang dia sudah kaya.
Dia mengetuk pintu rumah dan terdengar langkah kaki dari dalam rumah dan benar saja yang keluar adalah ibunda Fatan sendiri.
"Hai tante bagaimana kabarnya?? ". Ucap Aini dengan sopan dan juga sangat ramah.
Mata Ratih membulat sempurna melihat siapa perempuan yang berada didepan rumahnya.
Ratih yang melihat perempuan yang dulu menghancurkan hidup anaknya itu langsung mendengus amarah karena teringat bagaimana menderitanya Datang ditinggal oleh perempuan ini.
"Mau apa kesini dan dari mana kamu tahu rumah saya??". Ucapnya dengan tidak suka.
Wajahnya langsung berubah masam dan emosi melihat Aini muncul dihadapannya, tangannya mengepal erat siap menghajar wanita yang berada didepannya ini
Aini menelan ludahnya sukar, dia seolah-olah lupa apa yang dia lakukan pada Fatan dimasa lalu sampai bersikap sok akrab seperti tak terjadi apapun.
Melihat Aini yang bengong dan tidak menjawab apa yang dia katakan, Ratih langsung menghardiknya dengan kasar.
"Apa yang kau lakukan di rumahku?? ". Tanyanya nyaris berteriak.
Aini langsung tersentak mendengar teriakan ibunda Fatan itu, nyalinya menciut seketika melihat amarah pada diri parubayah itu.
"Maaf tante, aku hanya ingin menyambung silaturahmi yang sempat putus karena putusnya hubungan saya dengan Fatan waktu itu". Ucapnya terbata-bata.
Dia tidak menyangka reaksi ibu Fatan malah tidak sejalan dengan pemikiran dirinya yang akan diterima baik.
"Tidak usah, lebih baik kamu pulang, saya tidak mau berurusan dengan perempuan tidak punya perasaaan dan matre kayak kamu". Ucapnya dengan berkacak pinggang.
Ratih masih mengingat dengan jelas berapa depresinya Fatan saat itu, dia bahkan kesulitan mencari pekerjaan karena selalu terbayang-bayang oleh Aini, beruntung anaknya bertemu dengan Rossa, walau dia tidak begitu suka dengan perempuan itu setidaknya berkat Rossa lah anaknya itu bisa bangkit dan seperti sekarang ini
Aini langsung memegang tangan Ratih dan bersimpuh untuk berpura-pura putus asa.
"Aku minta maaf atas kejadian dulu tante, aku tidak bermaksud menghina mas Fatan, dulu aku didesak penat tuaku untuk menerima lelaki itu karena utang budi, aku sengaja membuat mas Fatan membenciku karena aku tidak mau kalau kak Fatan menunggu aku yang tidak bisa bersamanya". Tangis palsu itu pecah.
Dia berakting seolah-olah dirinya tersakiti padahal dia sengaja melakukannya untuk menarik simpati.
Ratih menghempaskan tangan Aini yang memegang tangannya, dia seperti tidak sudi berurusan dengan perempuan di hadapannya ini, entah bagaimana caranya anak ini tahu tempat tinggalnya sekarang.
"Pergi dari sini, saya tidak sudi melihat wajahmu, anak saya sudah bahagia dan punya segalanya, walau saya tidak menyukai menantu saya tapi dia lebih baik dari kamu karena bisa a menyembuhkan luka anak saya dan bisa bangkit dan sukses seperti ini".
Ratih memundurkan dirinya karena tidak mau berdekatan dengan perempuan ini, sebagai seorang ibu, walau dia tidak begitu menyayangi Fatan tapi saat melihat anak lelaki satu-satunya itu terpuruk, dia merasa menjadi ibu yang paling buruk.
"Tante tolong jangan seperti ini, dengarkan dulu penjelasan aku karena tante hanya salah paham padaku saat ini". Ucapnya tidka menyerah.
Dia harus bisa meyakinkan ibunda Fatan ini bagaimanapun caranya, jalannya akan sangat mulai jika dia berhasil mendapatkan restu darinya.
"Saya tidak mau dengar dan tidak mau tahu, sekarang kamu pergi dari rumah saya, jangan pernah datang lagi apalagi mengganggu kehidupan anak saya, saya akan cari kamu dan buat perhitungan jika kamu kembali mengacaukan nya lagi". Hardiknya sambil mendorong Aini keluar dari pagar rumahnya.
"Dasar perempuan tidak tahu malu". Umpatnya dengan kasar.
Aini jatuh terduduk diatas aspal akibat dorongan keras ibu Fatan itu, otaknya kini tidak mampu berpikir, ini semua akan jauh lebih sulit dari yang dia duga apalagi ibu Fatan juga menolaknya seperti ini.
"Aku tidak akan menyerah, aku akan mendapatkan Fatan bagaimana pun caranya".
si farah benar2 gak punya malu+otak, dia mau menghancurkan rumah tangga adiknya agar dia bisa berkuasa dengan apa yg dimiliki fatan...
padahal si farah sudah diberi nasehat ibunya, dan ibu mertuanya tapi dia tetap saja menyangkal atas kesalahan yang dia lakukan kepada fatan.... dan pras sudah lelah menghadapi sikap buruk farah tapi tak kunjung berubah jika tetap begitu kamu bkalan diceraikan oleh pras dan pastinya ibu mertuamu akan setuju keputusan anaknya.....
terlalu berambisi, serakah, boros/foya-foya tapi kamu yg akan rugi. kamu akan ditinggalkan keluarga mu farah....
sekarang sudah tau kan tindak tanduk kakak & ibumu... kasih ketegasan dong fatan. jangan menyudutkan rossa apalagi rani sering sekali di bully oleh keponakanmu... jangan buat mereka makin tertindas harusnya kamu bisa melindunginya...