NovelToon NovelToon
My Villainess Return

My Villainess Return

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Kebangkitan pecundang / Romansa / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Psikopat itu cintaku
Popularitas:20.9k
Nilai: 5
Nama Author: eka zeya257

Deva, seorang gadis petakilan yang menjadi anggota bodyguard di salah satu perusahaan ternama. Meski tingkahnya sering kali membuat rekannya pusing, namun kinerja Deva tak bisa di ragukan. Pada suatu malam, Deva yang baru selesai bertugas membeli novel best seller yang sudah dia incar sejak lama.

Ketika dia sedang membaca bagian prolog sambil berjalan menuju apartemennya, sebuah peluru melesat tepat mengenai belakang kepalanya dan membuatnya tewas.

Hingga sebuah keajaiban terjadi, Deva membuka mata dan mendapati dirinya menjadi salah satu tokoh antagonis yang akan meninggal di tangan tunangannya sendiri. Akankah kali ini Deva berhasil mengubah takdirnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eka zeya257, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

Bel pulang berbunyi lima belas menit yang lalu. Deva bersama Rora baru saja keluar dari kelas, berjalan menuju parkiran kampus. Canda tawa mengiringi langkah mereka, meski sejak tadi Deva tampak lebih pendiam dari biasanya.

"Deva, gue punya tebakan buat lo. Jawab, ya!" seru Rora ceria.

Deva hanya mengangguk singkat, menunggu teka-teki keluar dari bibir sahabatnya itu.

"Baiklah, ini dia! Apa yang selalu datang tapi nggak pernah tiba?" Rora tersenyum lebar, matanya berbinar penuh semangat.

Deva mengerutkan dahi, berusaha memikirkan jawaban. Ia menggigit bibir sambil menatap lorong kampus yang mulai ramai.

"Hmm… apa ya?" gumamnya pelan, mencoba mengalihkan pikirannya dari masalah yang sejak tadi mengganggu.

"C’mon, Dev! ini gampang banget!" Rora menggoda.

Setelah beberapa detik, Deva mengangkat tangan menyerah. "Gue nggak tau. Apa jawabannya?"

"Jawabannya adalah… besok!" Rora tertawa lepas, suaranya menggema di antara deretan kendaraan di parkiran.

Deva tersenyum tipis, "Lucu juga, ya. Besok selalu ada, tapi kita nggak pernah tahu bisa sampai atau nggak."

Rora menatapnya, menangkap gurat kesedihan di wajah Deva. "Lo masih kepikiran soal kakak lo, ya? Udah deh, jangan dibawa terus. Semua orang juga tahu kok kalau lo udah berusaha keras baikan sama mereka, cuma mereka aja yang nggak sadar diri."

Deva terkekeh hambar, lalu menghela napas. "Bukan itu, Ra. Gue cuma mikir… gimana kalau umur gue pendek? Padahal masih banyak yang harus gue lakuin."

"Eh, lo ngomong apa sih? Jangan bikin gue takut! Lo bakal panjang umur, sampai tua, sampai rambut lo putih dan punya anak, cucu, cicit yang banyak!" sahut Rora cepat.

Kali ini senyum Deva sedikit lebih lebar. "Iya, lo bener. Gue harus punya itu semua dulu, baru pergi."

Rora terkekeh, lalu merangkul pundaknya. "Ya, kita harus bersahabat sampai tua. Nanti kita jalan bareng sama anak-anak kita."

Deva mengangguk. Tapi dalam hatinya, bayangan amplop dari dokter kemarin kembali muncul.

‘Apa gue masih bisa mewujudkan mimpi itu?’ batinnya getir.

Ketika Deva sampai di samping kendaraannya, ia menyapukan pandangan pada semua motor yang masih berdiri rapi, berbeda dengan motornya yang sudah terguling dan baret dimana-mana.

"Sialan!" umpat Deva, ia melihat pada semua mahasiswa yang berlalu lalang.

Hingga pandangannya tertuju pada sosok pemuda yang tengah menyeringai padanya, tanpa pikir panjang ia berjalan cepat menghampiri pemuda itu yang tak lain adalah Dito.

"Woi, Dito!" teriak Deva.

Dito yang sedang duduk di atas motor, seketika terkejut saat mendengar namanya di panggil.

"Ngapain lo manggil-manggil gue?" sinis Dito, menatap malas ke arah Deva.

"Minta maaf sama gue!" Deva berdesis, "Sekarang!"

Ia mengamati pakaian Dito, dari ujung kaki hingga ujung kepala hingga ia melihat stiker dari motornya menempel di baju Dito.

Dito menaikan satu alisnya, ia tidak paham dengan ucapan gadis itu yang menyuruhnya minta maaf.

"Minta maaf? emang gue ngapain, sampai harus minta maaf sama lo?"

"Jangan pura-pura bego deh, lo yang rusakin motor gue, kan?" jawab Deva spontan.

Dito menggelengkan kepala, mencoba mempertahankan sikap acuh tak acuhnya.

"Gue nggak rusakin motor lo. Itu mungkin lo yang kurang hati-hati pas parkir," balasnya sambil memandang dengan sinis.

Deva merasa darahnya mendidih. "Kurang hati-hati? motor gue baik-baik aja tadi pagi, dan sekarang terguling karena ulah lo! lo yang bikin motor gue rusak dan sekarang malah nyalahin gue?"

Dito menghela napas, terlihat sedikit terganggu dengan situasi ini. Ia tahu bahwa dirinya mungkin memang berkontribusi dalam insiden itu, tetapi ego-nya tidak mau mengakuinya.

"Oke, kalau mau nyalahin gue, silakan. Tapi gue nggak mau minta maaf atas sesuatu yang nggak gue lakuin," jawabnya dengan nada menantang.

Deva mulai merasa lelah berdebat. "Dito, lo tahu kan kita sama-sama mahasiswa di sini? kenapa sih lo nggak bisa bertanggung jawab sedikit aja?"

Nada suaranya bergetar, mencerminkan perasaan emosi yang sedang ia tahan mati-matian.

Dito terdiam sejenak, menilai situasi. Di satu sisi, ia merasa tidak adil jika semua beban di timpakan padanya. Namun, di sisi lain, ia menikmati saat melihat betapa frustrasinya Deva.

"Gue bahkan nggak ngapa-ngapain. Kenapa lo terus nuntut gue?" Dito terus mengelak dari tuduhan Deva, seakan ia tak bersalah.

Tanpa di duga, Deva tiba-tiba menarik kerah baju belakang Dito dan menyeretnya turun dari atas motornya.

"Lepasin gue, sialan!" teriak Dito marah.

Deva melepaskan kerah baju Dito dan mendorongnya menjauh, ia menarik napas dalam-dalam.

"Lo emang nggak pernah bisa di ajak bicara baik-baik, ya!" sindir Deva dengan nada dingin.

"Lo yang keras kepala, gue nggak salah pake nyuruh gue minta maaf. Lo kira gue boneka yang bisa lo suruh-suruh." Sahut Dito tak terima.

Hari itu, parkiran kampus terasa lebih panas dari biasanya. Deva berdiri dengan dagu terangkat, matanya menyala penuh kemarahan.

Deva tak akan semarah ini jika motor kesayangannya, tak rusak parah. Tapi saat ini, kaca spion patah, catnya tergores, dan ban depan tampak kempis.

"Apa gigi lo yang patah kemarin belum cukup, Dit? lo mau nambah hm!" tanya Deva remeh.

Dito tampak berusaha untuk terlihat santai, meski wajahnya menunjukkan sedikit rasa takut. "Lo terlalu baper, Dev. Itu kan cuma motor."

Satu kalimat itu seperti menyulut api kemarahan pada gadis itu. "Cuma? itu bukan cuma barang, Dito! itu hasil kerja keras gue! lo nggak bisa menghargai benda milik orang lain hah?"

Dito mendengus, "Lo lebay, deh. Lo bisa benerin itu. Kenapa lo harus marah-marah gini?"

Deva tak bisa menahan diri lagi. Rasa sakit dan kekecewaan yang terpendam selama ini meledak dalam sekejap. Ia melangkah maju, mendekati Dito dengan ekspresi yang menggambarkan semua perasaannya.

"Lo udah melangkah terlalu jauh, mengusik kehidupan gue, Dit. Ini bukan hanya tentang motor! ini tentang lo yang nggak pernah bisa menghargai perasaan orang lain!" sentak Deva, kilatan kebencian terlihat di mata gadis itu.

Tanpa peringatan, Deva langsung melayangkan pukulan ke arah wajah Dito. Pukulan itu tepat sasaran, membuat Dito terhuyung mundur, ia terkejut dengan reaksi Deva yang tak terduga.

"Gue udah cukup sabar dengan semua sikap lo, tapi gue muak kalo terus-terusan harus nelen sabar!" ucap Deva menusuk, napasnya mulai memburu.

Dito memegangi pipinya, rasa sakit mulai menjalar. "Apa lo gila? kenapa lo harus sampe segitunya?" ia bertanya, nada suaranya campur aduk antara marah dan bingung.

"Karena lo nggak pernah mau dengar peringatan gue! lo selalu bertindak tanpa mikir, dan sekarang motor gue yang jadi korbannya."

1
Wahyuningsih
d tnggu upnya thor yg buanyk n hrs tiap hri sehat sellu thor tetp semangat
Hikam Sairi
😂😂😂😂😂👊👊👊👊👊
Amazing Grace
kenapa sih karakter nya si Deva jadi menye menye gini? padahal di awal penggambaran nya ga gitu deh
jadi agak aneh crita nya
dan juga Daddy nya itu bukan nya sayang sama dia?
kalo memang si deva ini di fitnah dan dihina sedemikian rupa kenapa masih tetap berharap dan bertingkah sama keluarga nya?
katanya dia punya perasaan dan dia juga manusia tapi sikapnya ga sesuai sama apa yang di cerita kan
kesel banget
Amazing Grace
terlalu menye menye dan klasik tapi tetap semangat author
Amazing Grace
crita agak ga nyambung tapi semangat author, dan di bab sebelumnya sama bab ini juga si Deva ini udah tau si Sera menye menye bahkan ada dialognya"padahal gue yang jatuhnya lebih keras daripada dia" seolah olah dia belum paham tentang sifat munafik si Sera
jdi kesannya kayak si Deva ini lebih menye menye dan agak lain yang didalam tanda kutip karakternya"kelihatan tidak sesuai sama penggambaran karakter awalnya" seolah olah di awal hanya sebatas penggambaran di awal saja
tapi tetap semangat ya authori💪
"hmm.. " ❄❄❄❄❄❄❄❄❄
triplek gak tuh.. /Chuckle/
"hmm.. " ❄❄❄❄❄❄❄❄❄
hmm... menarik.. 😏
Inay
mw sampe bab berapa begini terus? gk ada yg percaya sama deva.
Raine
sat set gebukin , habis cuman ngomong doang
Raine
nah ternyata benar , ayah juga sama aja makanya deva di hina terus
Raine
bapaknya salahhh weii , tegas dari awal kan gak mungkin sampe kekgini, kecuali emang sudah diacuhkan dari awal deva di hina
saniati Amat
saran jha y,klau gx mw istrinya mati jgn buat anak,hidup jha berdua,jd gx ada yg jd korban keegoisan,gx usah cari ahli waris,udah tahu mlahirkn taruhannya nyawa,msih geser jha tuch otak gx nalar,buat sedih jha,
Zee✨: iya bnr bgt, di kira lahiran gampang tinggal brojol kali😄
total 1 replies
Wahyuningsih
thor buat kluarga deva menyesal d buat segan mtipun tk mau biar nyakho mreka n buat deva badas abiz
Wahyuningsih
asli thor q smpe nangis nyesek banget pas baca
Lina Hibanika
adu mulut mah ga ada habis nya,, dah adu jotos aja Deva,, kamu kan jago,, ga cape apa adu mulut terus
Lina Hibanika
suka heran dengan orang yang punya pemikiran kematian sang istri saat melahirkan anaknya,, malah menuduh bayi yg sudah membunuhnya,, otak sengklek emang 😡
Zee✨: bener banget kak🤣🤣
total 1 replies
Lina Hibanika
kamu pantas bahagia Deva, tapi mungkin belum waktunya
Lina Hibanika
aku yg bacanya juga ikutan nyuutttt hati ini, dasar bapa gendeng,, ta kutuk jd kodok burik
fril bunny🌼
sumpah klo aja gw bisa masuk ke dlm ni novel,,udh gw cincang-cincang si gio njing😭🗿🔪
Zee✨: sabar2 tugas itu biar si deva yg ambil alih wkwk
total 1 replies
Wahyuningsih
asli thor q marah banget ama ke 2 kakaknya deva lbh percaya pd oran lain ketimbang adiknya sendiri menyebalkn,thor buat kakaknya menyesal d buat segan matipun tk mau biar nyakho dia n buat si pick me menderita lbh dri deva d tnggu upnya thor yg buanyk n hrs tiap hri sehat sellu jga keshtn tetp semangat n tengkyu buat author🥰🥰🥰
Zee✨: siap, makasih dah baca ceritaku kak☺️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!