NovelToon NovelToon
CUP OF TEA

CUP OF TEA

Status: tamat
Genre:One Night Stand / Selingkuh / Cinta Terlarang / Tamat
Popularitas:428
Nilai: 5
Nama Author: Tilia

Di balik hutan Alaska, Rowan menikahi cinta pertamanya, Anna. Mereka tinggal di rumah yang ia bangun dengan harapan suatu hari akan di penuhi tawa anak-anak. Tapi Anna belum siap menjadi ibu dan Rowan menghargainya.

-
Kabar tak terduga tiba “Rowan, Anna mengalami pendarahan di Prancis”.

-
Pria muncul di tengah penantian Rowan, Anna tengah mengandung.
“Aku ingin melakukan Tes DNA pada bayi kembar itu!!”

-
Kesetian, Kepercayaan, Penghianatan serta Penantian.
Segelas teh hangat di tengah hutan gelap.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tilia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tangisan di bawah bukit

Angin meniup pohon yang berdiri di bukit sendirian, membawa daun yang terlepas dari dahan pohon yang kuat menuju tempat yang jauh meninggalkan rumah yang telah melindunginya.

Di bawah bukit, beberapa orang berkumpul dengan pakian hitam mereka untuk mengantar kepergian anggota keluarga yang belum sempat mereka temui ataupun berbagai kebahagian bersama. Di kejauhan dua wanita menatap proses itu, mereka tidak mendekat namun kesedihan dan terluka tergambar di wajah keduanya.

Carol memegang pundak Anna yang masih duduk di kursi roda, Anna menghapus air matanya yang terjatuh melihat peti mati bayinya perlahan di masukan ke dalam tempat istirahat terakhirnya.

Rowan melemparkan tangkai bunga mawar di ikuti anggota keluarga dan kerabat yang lainya.

“Boleh aku melakukanya?” tanya Rowan saat seorang akan mulai menyekop tanah, pria itu mengangguk. Rowan segera melepas jas hitamnya, menggulung kemeja putihnya.

Memegang batang sekop dengan tanganya, ia mulai mengambil tanah dan melemparkannya ke dalam tempat istirahat putranya, pria yang lai menatap pada Benjamin seolah-olah bertanya apakah mereka akan membantu atau membiarkan Rowan melakukannya sendiri.

Benjamin mengangguk, mereka segera membantu Rowan. Semua orang ikut meneteskan air mata melihat ini. Andrew mengelap air matanya memegang tangan ibunya dengan erat dan bersandar padanya, Velma mengelus rambutnya perlahan.

“Aku akan menemaninya” Max menjabat beberapa rekan yang hadir pada pemakaman ini.

“Terimakasih, Max” Benjamin menepuk pundaknya dan pergi bersama keluarganya, Andrew melihat pamannya berlutut mengelus foto di batu peringatan.

“Ayooo Andrew, paman akan kembali nanti” Velma menarik tanganya. Max menepuk pundak Rowan yang masih duduk menatap kosong pada foto bayinya di sana, mereka duduk dalam hening di antara pemakaman lainya, angin dingin yang tak seharusnya ada di tengah musim panas ini meniupkan dedaunan di atas bukit.

Kursi roda mendekat, tangan putih yang indah meletakan buket bunga di depan batu peringatan itu ia mengelus foto bayinya, Rowan melirik pemilik tangan yang di kenalinya selama bertahun-tahun.

“Anna, apa ini yang kau inginkan?” tanya Rowan dengan serak dan dingin, Anna tidak ingin berbicara dengan Rowan saat ini ia segera memutar kursi rodanya.

“Apa kesalahan ku, Anna?” Rowan menahan kursi Roda itu dan menariknya membuat Anna melihat padanya, tindakannya mengejutkan Max dan Carol.

“Semua yang ku berikan pada mu itu tidak berarti?”

“Aku menghormati keinginan mu selama bertahun-tahun untuk menunda memiliki anak..!” Rowan berbicara dengan tinggi, Anna mengecilkan dirinya menghindari menatap Rowan.

“Kau berkali-kali tidur dengan pria lain, Anna!!”

“Apa bayi pertamu mu juga bukan milik ku???!!” tanya Rowan dengan amarah dan pilu.

“Bayi itu miliknyaaaa!!!”

“Katakan pada ku Anna!!!” ia melepaskan kursi roda, menunduk dengan lemah membelakangi makam putranya.

“Mengapa kau melakukan ini…” punggung Rowan bergetar, air matanya berjatuhan pada tanah merah yang masih basah. Max mengelap air matanya, mengambil jas Rowan.

“Rowann, ayo kita pergiii” ia memegang pundak Rowan yang lemah membantunya berdiri meninggal Anna di sana. Anna menangis ia tidak membalas satu perkataan pun dari Rowan, Carol segera menghampirinya mengelus-elus pundak gemetar Anna.

Di luar jalan dekat area pemakaman, Orlando tengah memberikan susu pada bayinya di luar mobil menunggu kedatangan Anna.

Seseorang menarik kerah kemejanya dari belakang, mendorong tubuhnya dengan keras pada mobil hingga terdengar suara benturan yang keras. Susu botol di tangan Orlando terjatuh membuat bayi dalam stoler terkejut dan mulai menangis.

“Bajingan seperti mu!! Seharusnya tidak memiliki anak” Rowan menahan leher Orlando dengan tanganya, menatapnya dengan tajam dan berbicara dengan dingin.

“Sekarang semuanya telah jadi milik mu!!” ucap Rowan menambah tekanan di lehernya, membuat Orlando kesulitan bernapas.

“Rowann, hentikannn” Max mencoba memisahkan keduanya. Tangisan bayi semakin nyaring, Rowan melirik bayi di dalam stoler yang menangis dengan wajah yang memerah hatinya teringat putranya ia melepaskan Orlando dan pergi.

Orlando terjatuh memegang lehernya, wajahnya memerah mencoba mengatur napasnya ia terbatuk-batuk menatap dengan ngeri pada punggung Rowan dan Max yang berjalan jauh.

“Sialan, dia akan membunuh kuuu” ucapnya dengan kesusahan.

“Ada apa?” Anna kembali mendengar tangisan bayinya dan kondisi Orlando yang masih terbatuk-batuk. Carol segera mengambil botol yang terjatuh dan menenangkan bayi itu.

“Mantan suami mu hampir saja akan membunuhku” ucapnya membuka kancing kemejanya untuk bernapas lebih lega.

“Apa maksud mu??” Anna perlahan melihat di kejauhan bayangan punggung Rowan dan Orlando, ia menutup kedua bibirnya dengan rapat menahan dirinya.

......................

“Terimakasih, Max” ucap Rowan di dalam mobil mengelap tangannya yang kotor.

“Aku mungkin tidak akan sekuat dirimu menahan semua ini” ucapnya sambil menyetir.

“Kau bisa mengambil waktu untuk istirahat, urusan pabrik kita akan melakukannya seperti biasa” tambahnya.

“Yaa, mungkin aku akan istirahat dalam beberapa hari kedepan”

“Dan mencari rumah baru untuk ku” jawabnya melihat pepohonan di sisi jalan.

......................

“Ini kunci rumah itu” Anna memberikan kunci rumah pada Carol untuk membukanya terlebih dahulu.

Anna keluar dari mobilnya, berjalan perlahan sementara Orlando lebih dulu membawa stoler bersama Carol memasuki rumah itu, Anna berhenti menatap rumah yang berikan Rowan padanya tidak ada perubahan apapun bahkan tanaman pun tidak bergeser.

Melangkahkan kakinya memasuki rumah itu, Anna terkejut dengan apa yang di rasakannya rumah nampak sepi dan dingin seperti kehilangan sesuatu, ia melihat foto Rowan serta pernikahannya telah menghilang, membuka kamar bayinya barang-barang yang telah di siapkan masih berada di tempatnya.

“Anna, sepertinya ini untuk mu” Carol memberikan surat serta tangkai bunga mawar yang telah layu, memegang keduanya Anna tidak ingin membacanya segera memasukanya ke dalam laci di dalam kamar itu. Menuju lantai dua membuka kantor Rowan semua barang-barang telah di pindahkan ruangan itu kosong, Anna segera menuju kamarnya foto pernikahannya dan Rowan telah tiada, membuka pintu tempat pakaiannya hanya tersisa pakaiannya saja.

Anna kembali membuka beberapa lemari dan laci di kamarnya hanya tersisa barang-barangnya saja tak satupun barang pribadi Rowan yang tertinggal,

Anna duduk di tempat tidur melihat kamarnya masih sama namun terdapat sesuatu yang menghilang dan mengganjal hatinya.

“Sayang-ku?” Orlando membuka pintu kamar dan melihat Anna duduk di tempat tidur memegang bantal di tanganya.

“Apa yang kau pikirkan?” ia berlutut memegang kedua tangan Anna dan mengecupnya. Anna melihat pria di hadapanya denga bingung.

“Anna-ku, kau menginginkan sesuatu?” tanyanya dengan lembut.

“Tidakk..” jawab Anna dengan pelan sambil melihat ke dalam kamar mandi.

“Bayi kita membutuhkan ibunya di bawah”

“Dan aku membutuhkan hati mu di jantung ku” Orlando memegang tangan Anna pada dadanya.

“Kau memikirkannya?” tanya Orlando menatap Anna.

“Tidak, aku hanya memikirkan apa yang harus kita masak malam ini” Anna segera membuang perasaan mengganjalnya dan berdiri melepas atasan hitam yang ia kenakan.”

"Kita berbelanja bersama?” Orlando memeluknya dari belakang.

“Aku sangat lelah hari ini, bagaimana jika kita memesan saja?” jawab Anna.

“Aku akan pergi untuk membeli beberapa bahan makanan untuk kita”

“Kau membutuhkan makanan yang bergizi untuk anak kita” ujarnya.

“Baiklah, terimakasih” Anna memakai pakaian biasanya, Orlando mengecup keningnya dan pergi.

Anna menghela napas melihat bayangan di cermin, membuka laci kecil kalung pemberian Rowan masih ada di sana serta beberapa perhiasan lainya, ia duduk di depan cermin menutup wajahnya dengan kedua tanganya.

“Apa yang ku lakukan ini benar??” pertanyaan muncul dalam hatinya.

...----------------...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!