NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Kultivator Terkuat

Reinkarnasi Kultivator Terkuat

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Romansa Fantasi / Kultivasi Modern
Popularitas:18k
Nilai: 5
Nama Author: Wibuu Sejatii

Yuan Sheng, kultivator terkuat yang pernah ada, bosan dengan puncak kesuksesan yang hampa. Tak ada tantangan, tak ada saingan. Kehidupannya yang abadi terasa seperti penjara emas. Maka, ia memilih jalan yang tak terduga: reinkarnasi, bukan ke dunia kultivasi yang familiar, melainkan ke Bumi, dunia modern yang penuh misteri dan tantangan tak terduga! Saksikan petualangan epik Yuan Sheng saat ia memulai perjalanan baru, menukar pedang dan jubahnya dengan teknologi dan dinamika kehidupan manusia. Mampukah ia menaklukkan dunia yang sama sekali berbeda ini? Kejutan demi kejutan menanti dalam kisah penuh aksi, intrik, dan transformasi luar biasa ini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wibuu Sejatii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3.7 : Dermaga Kita Fongkai

Wu Yuan keluar dari toko perhiasan milik Gin Ling, diantar langsung oleh Nona Gin Ling.

“Teman muda, kalau boleh tahu, siapakah namamu?”

“Eh… Nama saya Wu Yuan, Kak. Kalau boleh tahu, siapakah nama Kakak?”

“Hmmm… Nama yang bagus. Nama saya Gin Ling. Panggil saja saya Gin Ling, tidak perlu menggunakan embel-embel Kakak segala.”

“Ehh… Iya, Gin Ling. Permisi, saya akan pulang segera.”

“Tunggu, Wu Yuan. Saya mau tanya, kapan kamu akan pergi ke tempat judi batu lagi? Kalau bisa, tolong pilihkan beberapa batu untuk toko saya ini.”

“Ohh… Nanti sore jam lima, Pak Tua Fang Diwang akan mengajak saya untuk memilihkan beberapa batu untuk Pak Tua Fang Diwang.”

“Hah… Apakah Pak Fang Diwang dari Ibukota Provinsi Hubing?”

Wu Yuan menganggukkan kepalanya, membenarkan pertanyaan Gin Ling. Hal ini membuat Gin Ling sangat terkejut. Dia tidak menyangka kalau Wu Yuan bisa berkenalan dengan orang top dari Ibukota Provinsi Hubing.

“Di manakah Pak Tua Fang Diwang akan membawa mu memilihkan batu?”

“Menurut perkataan Pak Tua Fang Diwang, nanti sore dia akan menjemput saya dan membawa saya ke Dermaga terbesar Kota Fongkai, karena di sana akan datang batu dari Myanmar.”

“Hmmm… Baiklah, nanti sore saya juga akan ke sana. Setelah nanti kamu selesai memilihkan batu untuk Pak Fang Diwang, tolong pilihkan beberapa batu untuk saya juga ya?”

“Eh… Hmm… Baiklah.”

“Eh, Wu Yuan, berapakah nomor ponselmu? Nanti kalau kamu telah sampai di sana, dan saya tidak melihatmu, saya bisa menghubungi mu.”

Wu Yuan memberikan nomor ponselnya kepada Gin Ling dan setelah itu berjalan pergi. Wajah dan ekspresi Wu Yuan tampak biasa saja, seakan-akan memilihkan batu untuk mereka adalah pekerjaan yang mudah baginya. Bahkan Wu Yuan tidak pernah menanyakan berapa mereka akan membayarnya, atau menanyakan soal gaji atau upah.

Segera Wu Yuan berpamit kepada Gin Ling dan segera berjalan pulang menuju Jalan Manzhouli nomor tiga. Sesampainya di dalam kamar, Wu Yuan segera mengambil sebuah pisau kecil dan mulai duduk bersila memejamkan mata. Wu Yuan ingin mengumpulkan kekuatannya dalam mengukir cincin emas putih itu menjadi Cincin Ruang Angkasa.

Saat ini Wu Yuan telah menerobos ke Tahap Delapan dari Ranah Pembentuk Awal. Sebenarnya, dengan kekuatan Wu Yuan saat ini, dia belum sanggup untuk mengukir Formasi Cincin Ruang Angkasa. Tapi Wu Yuan berpikir, bahwa dengan kekuatannya saat ini, dia akan mampu membuat Formasi Cincin Ruang Angkasa dan dapat membuat ruang dengan ukuran setengah meter persegi dengan bantuan Batu Roh yang dibelinya dari Rumah Lelang.

Wu Yuan kemudian mengeluarkan Batu Roh yang telah didapatkannya dari Rumah Lelang, untuk memperkuat energinya. Wu Yuan hanya memanfaatkan energi dari Batu Roh untuk membantunya membuat ukiran Formasi di Cincin Ruang Angkasa. Kalau murni mengandalkan energinya saja, sudah pasti ukiran yang akan dibuatnya tidak akan bisa dibuat menjadi Cincin Ruang Angkasa.

Setelah mengumpulkan kekuatannya selama beberapa menit, tubuh Wu Yuan terus menerus menyerap energi Batu Roh dan dikumpulkan di tangannya yang memegang pisau. Perlahan-lahan, cincin itu diukir dengan energi spiritualnya dan juga bantuan dari Batu Roh.

Selama satu jam lebih, baru Wu Yuan mampu mengukir sebuah Formasi kecil di atas cincinnya, tapi itu sudah menghabiskan hampir semua energi spiritual yang ada di dalam tubuhnya. Wu Yuan pun duduk bersila menyerap Batu Roh yang ada di tangannya untuk mengisi energinya.

Energi yang terkandung di dalam Batu Roh sebenarnya sangat kaya dan kental. Dalam satu jam lebih Wu Yuan mengukir Formasi di cincin, energi yang terkandung di dalam Batu Roh bahkan terlihat tidak berkurang, dan Wu Yuan menyerap energi Batu Roh untuk memulihkan energinya hanya memerlukan waktu lima belas menit saja.

Setelah energinya terisi penuh, Wu Yuan membuka matanya dan menatap Batu Roh itu dengan takjub.

“Luar biasa, bahkan energinya sepertinya tidak berkurang. Batu Roh ini memang sesuai dengan reputasinya.”

Wu Yuan segera menyimpan Batu Roh itu di wadahnya, berupa sebuah peti kayu. Kayu itu bukan kayu sembarangan, karena peti kayu itu mampu memelihara energi Batu Roh, dan membuat energinya tidak bocor keluar.

Kemudian Wu Yuan menggunakan Kesadaran Ilahi untuk mengintip ruang yang ada di Cincin Ruang Angkasanya.

“Hmmm… Lumayan, hanya inilah batas kemampuan ku. Setengah meter persegi sudah merupakan batas kekuatan ku membuat Cincin Ruang Angkasa ini.”

Wu Yuan mencoba menyimpan Batu Roh itu ke dalam Cincin Ruang Angkasa yang baru saja dibuatnya.

“Wusshh…!!”

Peti Batu Roh pun menghilang dan masuk ke dalam Cincin Ruang Angkasa. Kembali Wu Yuan mengintipnya menggunakan Kesadaran Ilahi, kemudian dia tersenyum puas.

Setelah selesai, dia pun pergi membersihkan diri, karena ketika dia melirik jam, waktu telah menunjukkan jam empat lewat tiga puluh menit. Karena jam lima Pak Tua Fang Diwang akan datang menjemputnya sore ini, Wu Yuan segera mandi.

Selesai mandi, Wu Yuan memakai pakaian yang tadi di pasar ketika dia berjalan pulang membeli sepasang pakaian. Pakaian yang dibelinya juga bukan merupakan pakaian mahal, karena bagi Wu Yuan, bukan soal harganya, tapi nyaman ketika dipakai, itulah yang paling baik baginya. Pakaian itu dibelinya dengan harga tidak sampai empat ratus Yuan. Baju dan celana panjang yang nyaman dipakaipun dipakai. Baju berwarna biru dengan celana panjang berwarna hitam, terlihat penampilan Wu Yuan semakin tampan.

Ponsel pun dilihatnya untuk memastikan tidak ada panggilan dari siapa pun dan dia juga melihat jam di ponselnya telah menunjukkan jam empat lewat lima puluh lima menit.

Wu Yuan keluar dari kamarnya dan menunggu di depan rumah kos sambil berpikir.

“Hmm… Sepertinya sudah saatnya aku membeli sebuah motor, atau sebuah rumah…???”

Saat memikirkan untuk membeli motor, terlintas di pikiran Wu Yuan untuk membeli rumah.

“Ah… Sepertinya uang saya tidak akan cukup untuk membeli sebuah rumah, lebih baik beli sebuah motor…!!! Hmmm… Motor atau mobil…???”

Saat-saat melamun itu, tiba-tiba terdengar suara klakson sebuah mobil yang sangat mewah menurut Wu Yuan maupun penulis.

“Tiiinnn… Tiiinnn…!!”

Sebuah mobil Rolls Royce Phantom tampak panjang, kaca samping belakang pun terbuka dan di sana terlihat wajah Pak Tua Fang Diwang yang memanggil Wu Yuan.

“Nak Wu Yuan…!! Mari masuk ke dalam mobil, kita segera berangkat.”

Di belakang mobil Rolls Royce, Wu Yuan juga melihat ada sebuah mobil sedan Mercedes dan berpenumpang empat orang. Mereka adalah pengawal dari Pak Tua Fang Diwang.

Segera Wu Yuan berjalan menuju mobil yang pintunya telah terbuka. Wu Yuan pun masuk dan dia sedikit terkejut, karena mobil ini sangat lega di dalamnya dan juga sangat mewah.

Di dalam itu Wu Yuan melihat Pak Tua Fang Diwang dan cucunya bernama Fang Ling duduk di kursi yang menghadap ke depan. Sedangkan Wu Yuan duduk di depan mereka menghadap ke belakang. Tepat di depan mereka terdapat sebuah meja kecil dan di sana terdapat satu poci teh dan tiga cangkir kecil khusus teh.

“Silakan diminum tehnya, Nak Wu Yuan. Ini adalah teh terbaik yang bernama Teh Longjing.”

Pak Tua Fang Diwang menuangkan teh melalui sebuah teko kecil yang terbuat dari keramik yang panas itu ke cangkir kosong dan bersih, kemudian menyerahkannya kepada Wu Yuan.

“Terima kasih, Pak Tua Fang.”

Biarpun di atas mobil berjalan, tapi teh yang ada di gelas tidak terguncang dan tumpah. Mobil Rolls Royce memang sangat stabil dan memiliki suspensi terbaik.

Wu Yuan menyesap tehnya dan merasakan teh itu sangat harum dan juga menyegarkan. Samar-samar Wu Yuan dapat merasakan sedikit aura energi spiritual terkandung di dalam teh itu.

“Luar biasa, teh ini sungguh-sungguh teh yang sangat harum dan terbaik yang pernah saya rasakan.”

“Hehehe… Ini adalah Teh Longjing yang memang termasuk di dalam kelas teh terbaik di dunia. Mari minum lagi, sebentar lagi kita akan sampai di Dermaga Kota Fongkai, jangan sia-siakan teh yang sudah diracik.”

Cara meracik teh juga memiliki tata caranya. Pak Tua Fang Diwang sangat terampil, sedangkan Fang Ling tampak sangat tenang, sesekali melirik wajah Wu Yuan yang memang sangat tampan.

Sejak Wu Yuan berhasil berkultivasi, banyak kotoran di tubuhnya keluar dari pori-pori kulitnya, sehingga membuat kulit Wu Yuan menjadi sebening salju dan selembut kulit bayi. Apalagi wajah Wu Yuan yang memang sudah tampan, semakin membuatnya menjadi tampak sangat tampan. Tidak mudah bagi seorang wanita muda untuk tidak melirik wajah tampan Wu Yuan.

Namun karena Wu Yuan masih berumur tujuh belas tahun, dia belum memikirkan atau belum terpikirkan tentang hubungan antara pria dan wanita, jadi sikapnya terhadap Fang Ling hanya layaknya memandang seorang senior atau kakak wanita saja. Hati Wu Yuan masih terlalu polos untuk memikirkan hubungan pria dan wanita. Pak Tua Fang Diwang juga dapat melihat tatapan mata Wu Yuan yang masih sangat murni dan tidak ada ekspresi apa pun di matanya.

Setelah berjalan selama hampir satu jam, akhirnya mobil yang mereka tumpangi memasuki gerbang pelabuhan dan langsung menuju ke dermaga tempat kapal pengangkut batu dari Myanmar bersandar. Di sana sudah menunggu ratusan orang-orang yang berbisnis batu giok maupun perhiasan. Mereka juga bersiap untuk membeli batu-batu mentah yang datang dari Myanmar dengan membawa ahli-ahli pilihan mereka.

Mobil yang ditumpangi oleh Wu Yuan serta Pak Tua Fang Diwang dan cucunya di tempat parkir khusus, dan juga dekat dengan dermaga pembongkaran batu. Ketiganya turun dari mobil mewah itu dan banyak orang-orang yang telah berkumpul di sana menatap kedatangan ketiga orang itu. Terdengar bisik-bisik banyak orang yang ada di sana, mereka tidak menyangka kalau Pak Tua Fang hadir juga di kesempatan kali ini.

“Coba kalian lihat, bukankah itu Pak Fang Diwang?”

“Ohh… Ya… Itu pemimpin Keluarga Fang dari Kota Hubing.”

“Wahh… Dia adalah orang kaya yang sangat terkenal.”

“Heran…!! Kenapa orang kaya sekelas Pak Fang Diwang mau datang ke Kota Fongkai kita?”

Memang biasanya Fang Diwang tidak akan pernah datang ke Kota Fongkai, karena kelasnya memang bukan di kota sekecil Kota Fongkai. Kota Fongkai hanyalah sebuah kota kecil bagi Fang Diwang. Namun karena tadinya Fang Diwang ada keperluan atau perjalanan bisnis melewati Kota Fongkai, dan lagi dia mendengar ada pemuda yang bisa memilih batu mentah yang berisikan Giok Giok bermutu tinggi, dia pun penasaran. Dia ingin mencoba keahlian Wu Yuan di Kota Fongkai ini dulu. Kalau memang Wu Yuan benar-benar dapat memilih batu mentah yang berisikan giok bermutu tinggi, dia tidak akan sayang-sayang mengeluarkan uang untuk mengundang Wu Yuan ke kelas yang lebih tinggi.

Ketika Wu Yuan serta dua orang Keluarga Fang datang, batu-batu yang berasal dari Myanmar yang diangkut dengan kapal sedang dibongkar. Wu Yuan dapat merasakan energi spiritual yang dikandung di batu-batu itu jauh lebih padat daripada yang ada di Kompleks Perjudian Batu.

1
dawin sapunsya
saran saja min untuk bagian paragraf yg panjang di potong saja setiap tanda titik nya cape soalnya baca terlalu panjang
dawin sapunsya
thor kenapa namanya menjadi wu long apakah ganti lagi namanya karena mirip mata uang china yuan
dawin sapunsya
setelah LPN baru ketemu novel yg alur ceritanya bagus semoga kedepannya tetap bagus agar betah membacanya, thanks thor 😁👍
Abi
ko macet thor
Mia Amelia Syarif
..
Sugab
kenapa gw ngerasa penulis novel ini gak konsisten ya 🤔
Abi
mcx jgn di butakn oleh cinta thor
Kayuzen: rencananya, Wu Yuan akan di buat sakit hati sih
total 1 replies
Abi
up
Abi
semangat thor
Abi
tajir melintir
Zee
wahh waahh knapa jdi cing hau yg brkultivasi thor,, sadar thor,, sadaarrrr
Abi
semangat thor
Abi
wkwkwk baru tau ...... bisa bisa bangkrut klu bgitu
Dobi Papa Sejati
lanjuttttt
Abi
mantao.... terus di lanjut thor
Abi
kpn upx thor
Kayuzen: hari ini! namun tgg saja
total 1 replies
Abi
tambah thor upx
Abi
up yg byk thor
Abi
kereeeen
Abi
mantap..... di lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!