Lupa ingatan?
Mana mungkin aku mau menerima jika ke dua orang tua ku menyuruh ku untuk menerima kekasih ku sendiri jadi adik angkat ku sekarang.
Baru kemarin diri nya melamar gadis yang akan menjadi adik angkat nya.
" Aku menolak, aku tidak mau jika dia menjadi adik ku" Tolak Wafa menahan kesal.
Halo semua nya, minta dukungan nya ya...biar semangat nulis nya. Thank you.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syari Ba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penjelasan, terungkap kenyataan
" Pah, di mana Wafa?,,,belum pulang juga?" Tanya balik Mama Zahra.
" Wafa lembur di kantor,,,kata mya nggak pulang ke rumah malam ini....lalu sebenar nya apa yang terjadi pada Liam?" Tanya kembali Papa Arga.
Mama Zahra menjelaskan semua nya pada Papa Arga.
" Pah,,suruh Wafa pulang,,, Mama mau minta penjelasan pada anak itu" Suruh Mama Zahra.
Papa Arga merogoh saku celana nya, mengambil ponsel lalu menekan nomer ponsel putra nya.
tut...tut...tut...
Panggil tersambung....
" Halo Pah ada apa lagi,,,Wafa kan tadi udah bilang malam ini nggak bisa pulang ke rumah" Ucap Wafa sebelum Papa Arga mengucapkan sesuatu.
" Pulang sekarang...!!" Suruh Papa Arga.
" Pah, aku baru saja bilang lo..."
" Wafa,,,papa bilang pulang sekarang,,,tidak ada penolakan,,,kami butuh penjelasan dari mu,,pulang sekarang juga" Ucap Papa Arga langsung menutup sambungan telpon nya.
" Pah tunggu dulu,,, Pah,,,jangan tut..." Wafa menghela nafas nya. Papa nya sudah menutup panggilan nya.
Kening nya mengerut, sebenar nya apa yang harus diri nya jelas kan. Wafa benar - benar tidak mengerti. Sudahlah,lebih baik pulang saja.
Wafa terpaksa meninggal kan pekerjaan nya. Nanti saja di rumah melanjut kan pekerjaan nya.
Sesampainya di rumah...
Semua anggota keluarga sudah duduk di ruang tamu. Wafa masuk ke dalam rumah.
Pandangan pertama nya tertuju pada Putra nya yang duduk di pangkuan Nisa.
" Duduk di sini..." Suruh Papa Arga memecahkan lamunan nya.
Wafa menurut dan duduk di tempat duduk, seperti yang di katakan papa nya.
" Jelas kan pada kami sekarang, kenapa Liam tadi bilang kalian bertiga sudah saling mengenal?" Ucap Papa Arga.
" Kenapa kalian sekarang penasaran?, bukan nya sejak pertama aku ingin memberi alasan tentang kenapa aku tidak mau menerima nya,,,,Mama dan Papa selalu saja mengelak mendengar kan penjelasan dari ku?" Ucap Wafa menyilangkan kaki nya.
" Dasar anak ini,,,buruan jelasin..." Suruh Mama Zahra.
" Iya...iya,,,Wafa jelasin" Jawab Wafa.
Nisa memandang wajah Wafa lekat - lekat, yang akan mulai memberikan penjelasan.
" Sebenar nya sebelum Nisa hilang ingatan,,,aku ingin melamar nya menjadi istri ku" Ucap Wafa.
" Apa..." Semua nya terkejut, terkecuali Liam yang sudah mengetahui nya.
" Tunggu,,, aku tidak mengerti,,,apa maksud kak Wafa?,,,aku tidak mengerti..
aku kan adik kandung kak Wafa,,,kenapa mau di jadikan istri????....
" Apa maksud nya ini Pah,,,Mah,,,,?" Tanya Nisa beralih menatap ke dua orang tua angkat nya.
Mama Zahra menatap ke arah suami nya. Papa mengangguk kan kepala nya, lalu akan bicara jujur pada Nisa.
" Baiklah,,,,sebaik nya kita jujur saja... toh lama kelamaan setelah ingatan Nisa kembali, pasti Nis juga akan mengetahui nya" Ucap Papa Arga.
" Sebenar nya kamu ini kami adopsi setelah kami menemukan mu,,,dan ini surat adopsi mu baru saja papa ambil tadi,,,,dan kamu jiga sudah masuk ke kartu keluarga kita" Ucap Papa Arga menjelaskan.
Nisa terdiam. pikiran nya kacau mendengar kan kenyataan yang baru di dengar nya.
Nisa jadi tau kenapa Wafa bersikap pada diri nya seperti itu. Diri nya benar - benar tidak mengingat nya sama sekali. Nisa tau persis perasaan yang di rasakan Wafa dengan keadaan seperti ini, maka nya Wafa sampai bersikap seperti itu pada diri nya.
" Sayang,,,Maafin Mama ya....bukan maksud Mama mau membohongi mu,,,hanya saja Papa dan Mama begitu sangat menyayangi mu dan mengadopsi mu sebagai putri kami" Ucap Mama Zahra merasa menyesal, takut Nisa akan marah dan menjauh dari diri nya.
" Kami berdua tidak memberitahu mu jika Ibu dan Kakak mu masih ada,,,jika kamu tau pasti kamu tidak akan mau jadi putri kami" Sambung Mama Zahra.
" Ibu dan kakak ku masih ada?,,,apa mereka berdua tidak mencari ku?" Tanya Nisa.
" Em,,,seperti nya tidak,,,karena...
" Karena apa pah?" Tanya menunggu kata - kata dari papa Arga.
" Kerena, waktu kami hilang baru beberapa hari,,di rumah mu sudah ada bendera kuning,,,mereka pikir kamu sudah tiada tanpa mencari mu terlebih dahulu" Jelas Papa Arga.
Nisa syok mendengar nya. Apakah benar seperti itu, kenapa...?,,,kenapa ibu nya tidak datang mencari nya..?, apa ibu dan kakak nya memang menginginkan diri nya pergi untuk selama - lama nya.
Ekspresi Nisa berubah menjadi sedih. Bahkan air mata nya pun tak tahan ingin ia keluar kan.
" Kak Nisa nggak perlu sedih, Kakak akan tetap menjadi kakak ku,,, meskipun kakak kandung Kak Nisa dan ibu kakak tidak menginginkan Kak Nisa,,,tapi kami semua sayang sama Kak Nisa" Ucap Vani memeluk Nisa yang akhirnya menangis juga.
" Benar sayang,,,kamu tetap putri Mama"
" Iya,,,,Mami,,,, jadi Liam akan tinggal bersama Mami setiap hari" Ucap Liam senang.
" Benarkah,,,,apa tidak masalah seperti itu?" Ucap Nisa terisak.
" Tidak papa,,,memang apa salah nya,,,,lagian kan kamu memang sekarang sudah masuk ke dalam kartu keluarga ini,,,," Ucap Papa Arga.
Nisa mengusap air mata nya, meskipun ingatan nya belum kembali, akan tetapi di sayangi seperti ini rasa nya menyenangkan. Seperti diri nya terisi, tidak seperti hari - hari yang telah berlalu.
Nisa memandang ke arah Wafa yang sedari tadi diam sembari mengusap air mata nya.
Wafa dari tadi hanya memandang gadis yang di cintai nya menangis, tanpa ingin menghibur dan berbicara untuk menenangkan nya.
Sampai Nisa melihat ke arah nya pun Wafa masih tetap diam tidak ingin berbicara.
" Kak, kamu tidak ingin mengucap kan sesuatu,,,kak Nisa dari tadi lihat ke arah kakak lo" Ucap Vani.
" Apa yang harus kakak katakan,, kakak sudah tau semua nya semenjak bertemu dengan Nisa,,, Nisa yang selalu di marahi dan di aniaya oleh ibu dan kakak nya setiap hari,,,,kakak harus bilang begitu?" Ucap Wafa mengangkat sebelah alis nya.
" Apakah benar seperti itu?" Tanya Vani sedih dan di angguki kepala oleh Wafa.
" Terus kakak diam aja lihat Kak Nisa di perlakukan seperti itu?" Vani malah jadi marah pada kakak nya.
" Siap yang bilang,,,orang kakak yang datang nolongin sampai Nisa sekarang jadi calon istri kakak" Ucap Wafa.
" Sudah,,sudah jangan berdebat, kasihan Nisa" Lerai Mama Zahra.
" baiklah ,,,jadi besok Papa sudah merencanakan akan mengadakan pesta penyambutan Nisa sebagai putri keluarga kita" Ucap Papa Arga.
" Mama Setuju...
" Vani juga setuju....
" Liam juga...
" Aku menolak,,," Ucap Wafa membuat mereka semua melihat ke arah Wafa.
" Memang nya kenapa kak, kenapa kakak menolak nya..." Tanya Vani heran pada Kakak lelaki nya yang satu ini.