Wanita Di Balik Pohon Pisang

Arka menatap Udin yang usai bercerita bahwa orang tua nya memang mengambil emas dari rumah keluarga Raharjo dan Udin juga menunjukan sebuah kalung, perkiraan sekitar lima suku yang di bawa oleh Udin ini. tak lupa dia juga mengatakan kalau di bawah amben masih ada lagi, yang berarti memang banyak orang tua nya mengambil.

Sudah tentu Udin sangat kecewa bercampur dengan rasa bersalah, dia kecewa karena Asri malah tidak mau mengaku bahwa sudah mengambil emas di sana. bersalah karena merasa dia sebagai anak hanya menjadi beban saja untuk orang tua, tanpa bisa bantu dengan uang yang besat sehingga kehidupan lebih tercukupi.

Sebab Udin juga tau bahwa Emak nya pasti sangat terpaksa untuk melakukan itu semua, otak sudah pusing karena tidak punya apa apa dan sering kali pula kelaparan. kadang Udin juga berpikir, andai saja mereka tidak ada maka pasti tidak akan jadi beban orang tua nya yang hidup melarat dan juga sengsara.

Namun anak anak hadir bukan karena mau nya juga, andai saja Sarjo lebih menjaga otong nya maka tidak akan banyak anak yang keluar dari rahim nya Asri, dasar dia saja yang melarat tapi masih tidak sadar diri. coba saja cuma ada Udin dan Lula, maka pengeluaran tidak akan sebanyak itu, anak juga tidak perlu menderita dalam kesusahan.

Ini anak banyak dan kadang mau jajan saja sampai merintih rintih akibat tidak punya uang, memang kalau sudah tidak punya uang sangat susah sekali, jangan kan kan lima ribu rupiah. seribu saja tidak ada yang tersisa, jadi anak anak cuma bisa melihat teman makan jajan, lalu sekarang Asri merasa girang akan uang uang yang dia dapatkan.

"Emak ku pasti tidak mau mengaku karena dia sangat senang akan uang uang itu." ujar Udin menarik nafas berat.

"Dari sejak melihat Bapak mu yang mendadak gila saja aku sudah bisa menduga nya." ujar Arka mulai sibuk juga mencari cara.

"Tolong lah Bapak ku agar waras kembali ya, Ar! biar aku yang akan mengembalikan emas itu kerumah Raharjo." janji Udin yang ingin Sarjo baik baik saja.

"Memang baik nya kau kembalikan dulu emas itu kerumah Raharjo, setelah itu mari kita lihat bagai mana reaksi nya Bapak mu." ujar Arka.

Maka Udin pun mengangguk dan dia sudah nekat untuk pergi kerumah Raharjo untuk mengembalikan emas yang sudah di curi orang tua nya, tidak enak dan serasa dia menjadi anak penaling handal karena Bapak nya saja sampai gila gara gara mengambil barang dari rumah tersebut yang tidak pernah terurus.

"Ah jadi Sarjo memang mengambil emas dari rumah itu, dia gila karena habis mencuri dan bisa jadi Adit mati karena itu juga." Kopsah mendelik karena syok mendengar kabar tersebut.

"Ih ngeri sekali hidup jadi orang miskin ya, anak saja sampai mati karena orang tua mencuri." Kopsah membatin sendirian di sebelah gang.

Padahal tadi dia tidak ada niat mau menguping pembicaraan dua pemuda itu, malah tak sengaja pula dia dengar dan ini sebuah berita besar pasti nya, bibir Kopsah sudah berkedut tidak karuan karena dia merasa sangat ingin mengatakan pada semua orang yang mendengar nya pasti juga sangat syok seperti dia.

"Tidak bisa aku diam saja, ini bukan masalah gosip atau tidak. tapi ini demi keamanan bersama, bagai mana kalau nanti Sarjo malah gatal ingin mencuri terus!" Kopsah segera pergi mencari tempat gosip.

Dengan alasan untuk keamanan maka Kopsah pun segera pergi tergopoh gopoh untuk menyalurkan cerita yang sangat hot ini, sudah pasti orang kampung akan percaya karena dari awal sudah banyak yang curiga, mana Sarjo juga berteriak demikian saat mereka mau menguburkan Adit kala itu. sayang nya tidak dapat apa apa di rumah Asri, sudah di geledah juga dan ini membuat sebagian percaya tapi sebagian lagi masih curiga juga pada keluarga ini.

"Kau jangan sembarangan, kemarin sudah di geledah tapi tidak ada!" sergah Bu Ita sebagai orang tua di kampung ini.

"Aku ini baru saja mendengar dari mulut nya Udin sendiri, dia cerita sama Arka!" Kopsah berusaha untuk meyakinkan.

"Tapi mungkin saja ya, soal nya Sarjo memang ngomong begitu kan." Mayang menantu Pak Lurah pun agak percaya.

"Jangan langsung main percaya saja begitu, nanti jatuh nya jadi fitnah!" Mbak Nanda menepuk tangan Mayang.

"Astaga kalian kok susah sekali di bilangi, ayo kita kerumah Asri lewat belakang saja dan paksa untuk membuka kantung gandum di bawah amben." tanyang Kopsah yang sudah dengar.

"Udin bilang begitu ya?" tanya Bu Ita merasa cemas pula.

"Ya memang Udin yang bilang, maka nya ayo kita buktikan." paksa Kopsah pula.

Dengan hati yang agak ragu dan bimbang, empat wanita ini segera menuju rumah Sarjo untuk tanya tanya soal emas yang sudah mereka curi, maka nya pergi semua agar bisa melihat semua dengan mata sendiri dan tidak ada kebohongan.

...****************...

"Wah aku pokok nya kapok mau kesini lagi, Pakde!" seru Anton saat hari sudah siang dan dia di jemput dari rumah Kinan tadi malam.

"Dia memang suka menampakan diri saat ada yang lewat, entah itu hantu siapa yang ada di kebun Raharjo." ujar Bambang alias Pak RT.

"Raharjo itu kan Ayah nya Radja itu to?" tanya Anton lebih jelas.

"Lah iya, kamu masih ingat?" Bambang balik bertanya.

"Ingat lah, aku kan masih berteman juga sama Radja sampai sekarang." jawab Anton mengunyah pisang goreng hangat.

Dulu keluarga Anton memang sering kesini saat Anton masih kecil, dia sering main dengan Radja dan ternyata bisa sampai besar dan pertemanan mereka awet sekali. sekarang saat balik kesini malah Anton di takuti dengan hantu di kebun pisang milik keluarga Radja, jadi agak syok.

"Radja cuma sendiri saja di kota?" tanya Bambang jadi penasaran.

"Iya, kan dia sekarang sudah punya istri." angguk Anton.

"Kalau dia sendirian berarti keluarga nya tidak ada di sana juga, kau pernah tidak melihat Ayah dia?" tanya Bambang lagi.

"Tidak pernah sih, bahkan dia juga tidak pernah membahas orang tua nya." jawab Anton apa ada nya.

"Keluarga nya menghilang begitu saja, lalu sekarang dia ada di kota." gumam Pak RT jadi kepo.

"Memang nya kenapa sih, Pakde?!" Anton penasaran juga.

Bambang menggeleng karena mau cerita sama Anton pun percuma karena dia tidak tau apa apa, tau nya ya cuma Radja dan hidup di kota, masalah yang ada di desa mana lah dia tau, di tambah Anton pun masih puyeng akibat masuk kedalam got.

Nah selamat pagi semua nya, jangan lupa like dan comen nya ya sayang ku semua.