Cinta Ku Habis Di Kamu

hari kedua di rumah sakit sudah ada sedikit kemajuan walau pun biel belum bisa makan hanya demam dan panas nya sudah turun, pagi ini setelah sarapan dokter yang menangani biel akan visit.

"pagi nona abigail putri dewanta, kami akan pergantian jaga ya.."seru suster karena setiap pergantian shift mereka akan menyapa pasien.

"apa ada keluhan? Masih mual ya? Salah satu suster bertanya sambil mengganti infusan.

"mual masih dan makan juga belum banyak..'lirih biel

"ngga apa yang penting setiap tiga jam coba ngemil sedikit sedikit..'ujar suster lalu mereka pamit dan keluar dari kamar rawat inap biel

gadis manis itu pun kembali memejam kan mata nya dan tertidur karena efek obat. Mariana yang baru kembali memberi sarapan pun mengecek sebentar keadaan biel lalu dia memilih duduk dan membaca majalah sambil menunggu kedatangan alex dan suami nya.

"pagi mah.."sapa alex yang baru masuk di susul pak adam dan ada si mbok ikut juga.

"si mbok biar di sini temani mama, biar mama gak kesepian.."ucap papa adam "gimana apa ada perkembangan?

"sudah ngga panas dan demam hanya mual serta sakit kepala nya masih..tadi mau makan hanya tiga suap.."lirih mariana

adam mengusap bahu istri nya.."itu sudah lebih baik.."

"mbok sini duduk nya..sambil nonton tv.."panggil alex karena si mbok duduk di sofa yang ada di dekat ranjang pasien.

"di sini aja den..biar non biel bangun, si mbok mau urut kaki nya.."jawab si mbok

Setelah selesai sarapan alex dan papa adam berangkat ke kantor dan berjanji makan siang akan menyempatkan datang lagi ke rumah sakit karena arumi mengajak makan siang bersama biel.

"selamat pagi nona abigail..dokter mau visit ya.."sapa suster yang sudah masuk ke dalam ruangan dan kebetulan biel sedang memakan buah, dia hanya mengangguk saja tanpa melihat dokter tersebut.

"ada keluhan? Tapi seperti nya mba sudah mulai mau makan ya? jadi sudah ada peningkatan? Tanya pak dokter

"masih mual dok.."sahut biel tanpa menoleh

"apa nona biel mau di pesan kan ayam geprek dan es kopi susu plus susu.."ucapan si dokter membuat biel menoleh lalu memicingkan mata nya

"apa ada yang salah nona biel atau mau saya bawa ke kedai bang udin makan mie yamin.."kekeh pak dokter

"jevan..lo jevan? Kok bisa lo jadi dokter gue!! Kan otak Lo ngga sampe sampe.."tebak biel setengah kaget.

dokter adiwinata alias jevan adiwinata hanya terkekeh saja.

"baru tahu ya? Dari kemarin saya yang handle kamu..? Gimana belum mau makan juga? Mau saya pesan kan siomay aja atau mie yamin?

Bibir biel maju lalu melirik ke arah jevan,"mana ada bisa makan mie yamin?

"yah bisa aja asal sehat dulu..tapi kalau siomay bisa sih..mau? Tawar jevan.."nanti setelah visit saya ajak kamu makan siomay di dekat sini ya..sekarang bisa kan makan bubur..sedikit gak masalah kok.." biel sadar jika jevan sedang mengecoh pikiran nya.

"hah tidak semudah itu ferguso.."ucap biel lalu dia memperhatikan jevan lagi karena semakin pria itu tersenyum membuat jantung biel bergetar.

"kenapa? Tanya jevan

"ngga ada cuma kayak nya gue bermasalah di jantung deh.."sahut biel membuat seorang jevan tertawa keras.

"abi..abi..dari dulu selalu gitu!! tawa devan

"jeje..jeje dari dulu masih aja tuh otak ngga konek.." cibir biel, ya dulu biel pernah berharap jevan menjadi pacar walau pun menurut biel otak jevan ngga pinter tapi pria itu sangat sabar dan selalu ada buat biel.

"kalau gitu nanti saya jemput kamu untuk makan di dekat sini ya..saya pamit mau visit ke pasien yang lain.."tidak lupa jevan juga pamit ke mariana.

Setelah jevan keluar dari ruangan nya, biel tersenyum lalu dia meminta mama nya untuk membantu mengganti baju nya.

"mama tahu ngga? Itu loh si jeje..jeje mah!! Biel sudah mulai mengoceh

"iya mama tahu kan dari kemarin juga dia ngobrol sama papa dan mama, alex juga tahu.."

"kenapa alex ngga bilang sih!! Kesal biel

"kamu nya kan sakit dan kamu juga ngga lemah banget baru ini kan kamu mau duduk.."terang mariana

Biel lalu mengganti baju nya dan dia juga merapihkan rambut, dia ngga sabar menunggu jevan menjemput nya.

"itu calon korban lagi ya non.."canda si mbok

biel langsung tertawa terbahak bahak.."justru biel jadi korban dia karena dia belum mau jadi pacar aku.."

Mama mariana mendengarkan ucapan biel hanya tersenyum, jevan anak yang baik dan memang satu keluarga berprofesi jadi dokter. Hanya apa biel bisa mempunyai pacar dokter yang waktu nya akan habis untuk melayani masyarakat.

"bukan nya non biel pengen punya pacar dokter? Nah itu dokter ganteng pasti mau dong sama non.."ledek mbok

"ah aku mau dia nya ngga..baru kali ini aku di tolak cowo!! Mungkin dia takut kali ya mbok." keluh biel

"takut kenapa? Tiba tiba mariana menimpali obrolan biel dan si mbok

"iya takut biel nyakitin dia.. Karena dia pernah ngomong gitu waktu kita mau masuk universitas.." biel pun cerita ke mama nya, dulu waktu kelas tiga sekolah menengah keatas. Dia sama jevan pernah dekat dan yang membuat biel sayang sama jevan karena pria itu act of service walau otak jevan agak bodoh, biel cerita sambil tersenyum.

"jadi dia first love kamu? Tebak mama mariana

"yah bisa di bilang gitu mah.."sahut biel santai

"siapa tahu bisa jodoh lagi..dan kamu juga harus tahu kalau pacaran sama dokter waktu nya sedikit.."mariana hanya mengingatkan ke biel agar suatu hari nanti jika mereka jadian tidak mempermasalahkan waktu.

"yang penting komunikasi kan mah..saling memberi kabar!! Jawab biel

"bukan hanya itu tapi kepercayaan..saling percaya itu yang penting dan satu lagi di cintai lebih baik di cintai dari pada kita mencintai.."tutur mama mariana

Biel pun paham memang lebih baik di cintai dari pada mencintai dan jika suatu hari putus, bisa melepaskan nya tanpa harus drama. Biel jadi mengingat mantan mantan nya ketika biel putus beberapa bulan kemudian mereka mengejar biel lagi dan mungkin mereka baru sadar tidak ada yang setulus diri nya kalau sudah jatuh cinta.

Setelah dua jam menunggu akhirnya dokter jevan datang dengan membawa kursi roda. "sorry lama ya? Baru selesai dan sekarang waktu nya istirahat..kita pergi sekarang aja? pasien spesial ku.."ujar jevan

"it's oke..justru gue yang ngga enak ganggu kerjaan Lo.."sahut biel

"no problem..kita jalan sekarang ya!! Sini aku bantu duduk di kursi roda.."jevan pun mematikan dulu selang infusan sebelum menggendong biel untuk duduk di kursi roda.

"tante maaf apa ada sweter atau jaket, biar badan biel tidak kedinginan.."tanya jevan sopan

"oh ada sebentar tante ambilkan.."mariana menyerahkan sweter ke jevan. Jevan langsung memakaikan nya ke badan biel, dari situ mariana bisa menebak perhatian nya jevan sangat tulus.

"saya ijin bawa biel jalan jalan sebentar ya tan..biar pasien spesial ngga bosan.."pamit jevan sambil terkekeh.

"silahkan..hati hati.."jawab mariana dengan seulas senyum, hati nya menghangat melihat kedua pasangan itu saling bercanda.