NovelToon NovelToon
Gadis Kesayangan Om Tampan

Gadis Kesayangan Om Tampan

Status: tamat
Genre:CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers / Tamat
Popularitas:24.8k
Nilai: 5
Nama Author: Rita Tatha

Berawal dari ganti rugi, pertengkaran demi pertengkaran terus terjadi. Seiring waktu, tanpa sadar menghadirkan rindu. Hingga harus terlibat dalam sebuah hubungan pura-pura. Hanya saling mencari keuntungan. Namun, mereka lupa bahwa rasa cinta bisa muncul karena terbiasa.

Status sosial yang berbeda. Cinta segitiga. Juga masalah yang terus datang, akankah mampu membuat mereka bertahan? Atau pada akhirnya hubungan itu hanyalah sebatas kekasih pura-pura yang akan berakhir saat mereka sudah tidak saling mendapatkan keuntungan lagi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rita Tatha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

Ines merasa kesepian karena Lily tidak berangkat. Gadis itu mengatakan bahwa dirinya terpaksa izin karena tidak enak badan. Ines tidak tahu kejadian semalam dan hal itulah yang membuat Lily merasa tidak nyaman jika harus bertemu dengan Rama. 

Di saat sedang sibuk menata bunga, Ines dikejutkan dengan kedatangan Brian juga Sherly. Yang membuatnya heran adalah raut wajah Brian terlihat seperti sedang menahan amarah. 

"Tuan Brian, hari ini Lily tidak berangkat." Ines berbicara sopan. 

"Aku datang bukan untuk bertemu Lily. Di mana bosmu?" tanya Brian penuh penekanan. 

"Ada di ruangannya." 

Tanpa berbicara, Brian melangkah menuju ke ruangan Rama. Diikuti oleh Sherly juga Ines yang merasa penasaran. Sepertinya keadaan sedang tidak baik-baik saja. Ines bisa merasakan hawa panas di sekitar mereka. 

Saat baru masuk ruangan, Brian melangkah masuk mendekati meja Rama. Menarik kerah lelaki itu dan bahkan langsung melayangkan sebuah pukulan di wajah Rama. Hal itu sontak membuat mereka semua terkejut. Termasuk Rama yang tidak bisa menghindar karena belum siap menerima pukulan tadi. 

"Brengsek!" Brian kembali memukul wajah Rama hingga setitik darah keluar dari sudut bibir lelaki itu. 

"Brian, sudah! Jangan memukul Rama lagi." Sherly berusaha melerai. Mendorong tubuh Brian agar sedikit menjauh lalu membantu Rama berdiri. 

"Ada apa? Kenapa tiba-tiba kamu memukulku? Apa aku bersalah padamu?" tanya Rama sembari meringis kesakitan. Ia mengusap sudut bibirnya. 

"Lily itu milikku! Jangan pernah mengambilnya!" teriak Brian. 

Mendengar nama sahabatnya disebut, Ines mengirim pesan pada Lily untuk datang. Bahkan, ia merekam pertengkaran itu. 

"Aku tidak mengambil Lily darimu. Bukankah Lily juga bukan milikmu?" Rama menarik sebelah sudut bibirnya tersenyum miring. 

"Semalam kamu mengatakan cinta pada dia. Kamu menembaknya. Bukankah kamu tahu kalau Lily adalah wanitaku," ujar Brian. Dadanya naik-turun dipenuhi emosi. 

"Oh, kalian hanya sebatas kekasih pura-pura. Setelah perjanjian kalian selesai, bukankah Lily bukan lagi milikmu? Kamu tenang saja, aku lebih bisa membahagiakan Lily daripada kamu!" Rama justru menantang. Sama sekali tidak takut terhadap Brian. 

"Kata siapa? Tidak ada pria mana pun yang berhak memiliki Lily kecuali aku!" Brian hendak memukul lagi, tetapi Sherly dengan sigap berdiri di depan Rama. Menghalangi pria tersebut. 

"Brian, sadarlah. Kamu memiliki dia hanya sebatas untuk ganti rugi dan main-main. Sementara aku? Aku mencintainya!" ucap Rama dengan tegas. Ia tidak menyadari bahwa wanita yang menghadang pukulan untuknya, kini merasakan luka yang teramat pedih. 

Brian melihat itu. Ia bisa menangkap sorot mata Sherly yang penuh luka. Sebagai sahabat yang baik, ia sudah sangat paham betapa Sherly sangat mencintai Rama. 

"Lily menolakmu. Dia tidak mencintaimu." Brian mulai menurunkan nada bicaranya. Bagaimanapun juga ia harus sadar bahwa Rama juga sahabat karibnya. 

"Aku tidak peduli itu. Aku saja yang mencintai Lily itu sudah cukup." 

Sherly memejamkan mata saat mendengar kalimat itu terlontar dari mulut Rama. Ia benar-benar harus menyerah. Rama sudah sangat mencintai Lily dan tidak ada sedikit pun lagi namanya di hati pria itu. 

"Oh Ya Tuhan, gue capek banget." 

Kedatangan Lily berhasil menarik perhatian mereka. Lily membungkuk. Memegang lutut dengan kuat sembari mengatur napasnya yang tersengal. Mendengar bahwa ada keributan, Lily mengayuh sepeda dengan sangat cepat untuk menuju ke toko. Bahkan, ia nyaris terjatuh beberapa karena hampir kehilangan  keseimbangan. 

"Kamu datang ke sini?" Brian mendekati Lily. Hendak menyentuh gadis tersebut, tetapi Lily langsung menepis dengan kuat. 

"Om, ngapain, sih! Harus bikin keributan di sini. Sampai mukul Pak Rama. Om, dia itu bos gue di sini. Kalau sampai Om ngelukai Pak Rama, bisa-bisa gue dipecat." Lily mengomel sambil berkacak pinggang. Sementara Brian hanya diam dan menahan kekesalan. 

"Aduh, aduh. Ini sakit sekali." Rama mengaduh sambil memegang pipinya yang masih meninggalkan bekas merah. Sherly yang masih berdiri di depan Rama pun terlihat khawatir. Padahal bukan itu maksud Rama sebenarnya. 

"Pak Rama, bagaimana kalau Bapak berobat saja. Periksa ke dokter. Nanti saya yang akan bayar biayanya. Potong gaji tidak apa, Pak." Lily menangkup kedua tangan di depan dada. Sementara Brian mendelik tidak percaya. 

"Apa maksudmu berbicara seperti itu? Kalau hanya biaya. Aku bisa memberikan. Kamu tidak perlu sampai memotong gajimu. Bahkan, uangku sangat cukup jika hanya untuk membeli toko ini." Brian berbicara ketus dan angkuh. 

Lily berdecih. "Ya udah. Kalau gitu Om yang bayar biayanya. Toh, yang buat Pak Rama terluka itu Om Tampan. Pria sejati itu harus bertanggung jawab. Jadi, om harus melakukan itu," celoteh Lily. "Lagian, ngapain sih, Om. Pakai mukul-mukul segala." 

"Aku tidak suka dia menembakmu. Dia itu tidak pantas untukmu." 

"Lalu Om pikir, Om pantas gitu?" Lily justru menanyakan hal yang membuat Brian harga dirinya turun. 

"Dengarlah, Brian. Dia juga tidak mencintaimu. Kita impas bukan?" Rama tertawa meremehkan. Brian ternyata tidak lebih dari dirinya. 

"Sudahlah, Om. Jangan ribut mulu. Malu dilihat orang. Mendingan sekarang kita pulang," ajak Lily. 

"Aku masih mau di sini. Katakan pada Rama kalau kamu tidak mencintainya." Brian mendesak.

"Om, astaga. Jangan bikin gue marah. Gue emang enggak suka sama Pak Rama. Kita hanyalah sebatas karyawan dan atasan. Om puas!" ujar Lily ketus. Kali ini, Brian yang tersenyum menang, sedangkan Rama tampak sedih. Lily sungguh menolak dirinya. 

"Kalau denganku? Apakah kamu mencintaiku?" tanya Brian dibarengi senyum menggoda. 

"Om, jangan buat gue kesal! Gue lagi istirahat dan Om bikin keributan." Saking gemasnya, Lily bahkan menjewer telinga Brian. 

Melihat itu, Yosep yang baru datang pun tak kuasa menahan tawa. Niatnya datang untuk menjemput Brian, tetapi ia justru melihat pemandangan yang begitu menggelitik. 

"Tuan, telinga Anda hampir putus." 

"Berhentilah tertawa, Yosep! Atau kamu sudah bosan berkerja denganku!" gertak Brian. Mulut Yosep langsung terkatup rapat. "Kalaupun telingaku putus. Biarlah bocah nakal ini yang ganti rugi." 

"Eh, jangan, Om!" Lily langsung melepaskan jeweran itu. Terlihat jelas telinga Brian sangat merah. "Yang kemarin aja belum lunas, masa harus ganti rugi lagi, sih." 

"Kita pulang sekarang." Brian menarik tangan Lily. Tidak peduli meski gadis itu sudah meronta. 

"Tuan, saya sudah memesan presidential suite di Hotel Amazone untuk Anda." 

"Baiklah." 

"Om, jangan bilang kalau elu mau .... Lepasin, Om! Lepasin." Lily memukul punggung Brian karena lelaki itu sudah memanggul dirinya seperti karung beras. "Om, jangan macam-macam. Kalau sampai kita digrebek sedang di hotel bersama, maka kita akan langsung dinikahkan." 

"Tidak apa. Dengan senang hati aku akan menikahimu saat itu juga." 

"Ishhhhh, Ommmmm!!! Gue adalah gadis suci yang mau dinodai. Siapa pun tolong gue!" Lily berteriak tapi percuma.

1
Gia Nasgia
cieè bakalan jodoh Lily and papa gula😍
Gia Nasgia
Liliy titisannya gang somplak😂
Gia Nasgia
pertemuan part dua😂
love sick
hb
love sick
uh
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
🤣🤣🤣
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
tiba" amnesia 🤣🤣
Rahma Inayah
dikira brian mau buka supermarket bl coklat 1 box mobil....
Othor Gemoy: iya kak 😂😂

makasih ya kak sudah setia sama kisah ini sampai tamat 😘😘
total 1 replies
Melia Gusnetty
ubah dong panggilan nya lili..jgn om terus...dn jgn lo gue juaga..itu suami mu...dewasa dikit dong lili dh jd istri..
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
Dasar Lily 🤣🤣🤣
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
Aamiin 🤲🏻
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
🤣🤣🤣
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
Lariiiiii🏃🏻🏃🏻
Rahma Inayah
nah kebakaran jenggot skrg brian kemrn2 nolak klu gk dikirm foto lily mkn km.mash ogah mau nikah
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
tuh kan 😏
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
Akan terjadi salah paham lg kl ga dikasih tau siapa pengantin perempuannya 😔
Rahma Inayah
waduh...jgn sampai gagal bs malu lily dan ayah nya.brian km akan nyesel klu tau siapa yg bkl calon istri loh..wanita yg slm ni km cinta dan km cari
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
kamu akan menyesal Brian 🤭
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
sepertinya Yosep tau dimana Lily 🤭
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
Pasti bohong nih 😏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!