Wajib membaca novel sebelumnya "Suami pengganti (menikah dengan calon kakak ipar).
Karena Kejadian yang tak terduga membuat Rahma harus menerima kenyataan pahit di benci oleh calon suaminya sendiri.
Demi kesehatan sang ayah pria bernama Riko harus tetap menikahi seorang gadis yang di jodohkan oleh ayahnya, meski kenyataannya sehari sebelum pernikahan dirinya memergoki gadis itu di sebuah hotel bersama seorang pria yang tak lain adalah adik sepupunya sendiri.
Akankah Rahma mampu membuktikan kepada Riko jika dirinya tak seburuk pemikiran Riko?? akankah Rahma bisa membuktikan jika dirinya hanyalah korban fitnah keji seseorang???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wanita itu istriku.
Hari terus berlalu hingga tak terasa sudah seminggu Riko berada di kota tersebut. Tian pun kembali dari kabupaten XXX untuk menjenguk istri dan anaknya saat cuti, sehingga malam ini meja makan lebih ramai dari biasanya.
Usai makan malam dua orang pria dewasa yakni Tian dan Riko memilih duduk di teras depan untuk mengobrol santai, sementara Cristi memilih menemani boy mengerjakan tugasnya dari sekolah.
"Bagaimana, apa kamu sudah mendapat kabar tentang istri kamu??." pertanyaan kakak iparnya membuat raut wajah Riko berubah seketika.
"Sampai saat ini belum ada, mas. apa ini sebuah hukuman untukku karena selama ini aku terlalu mengabaikan keberadaannya." jawaban Riko membuat Tian menepuk pundak Riko.
"Jangan berpikir seperti itu, tidak ada manusia yang sempurna. Setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan, tinggal bagaimana kita menyikapinya agar lebih baik lagi kedepannya." Riko hanya tersenyum saja mendengar perkataan bijak kakak iparnya itu.
"Ngomong ngomong bagaimana pekerjaanmu, apa kau betah tinggal di kota ini??." Tian sengaja mengalihkan pembicaraan.
Riko kembali tersenyum, Namun kali ini lebih natural."Alhamdulillah semua berjalan lancar dan aku juga senang berada di kota ini, meski terik mataharinya lebih menggigit rasanya." ucapnya dan Tian tersenyum mendengarnya.
"Di lintasi garis katulistiwa membuat kota palu memang jauh lebih panas dari kota lain di Indonesia." jawab Tian apa adanya dan Riko pun mengiyakannya dengan sebuah anggukan.
"Maaf jika selama kamu di sini Boy sering merepotkan." ucap Tian merasa sungkan, beberapa saat kemudian.
"Tidak masalah mas, aku justru senang jika direpotkan sama keponakanku itu." jawaban Riko membuat Tian merasa bersyukur karena putranya memiliki seorang paman yang begitu menyayanginya.
Tak berselang lama, seseorang yang tengah menjadi topik pembicaraan muncul dengan wajah tak bersahabat.
"Ada apa anak ganteng??." tanya Riko dengan raut wajah bingung saat Boy meyerahkan ponsel miliknya.
"Ada apa sayang, apa ponsel om Riko berdering???." Tian ikut bertanya ketika melihat putranya menyerahkan ponsel milik Riko.
Tidak seperti biasanya, kali ini Boy hanya mengangguk saja saat menanggapi pertanyaan dari papanya karena ia lebih fokus pada Sosok pria dewasa yang kini duduk di samping ayahnya.
"Boy." Cisti ikut menyusul langkah Boy.
Cristi yang tadinya mendengar ponsel Riko berdering kemudian meminta bantuan pada Boy untuk membawakan ponsel pada pemiliknya, tetapi Cristi di buat bingung saat melihat raut wajah putranya berubah seketika saat melihat ponsel yang tadinya masih berdering tersebut.
"Bisa Om jelaskan semua ini pada Boy!!!." dengan wajah menuntut Boy bertanya seraya menyerahkan ponsel Riko.
"Kenapa Om Riko pergi menemui Tante cantik tanpa mengajak Boy??." tanya Boy memasang wajah sebal pada Riko.
Mendengar pertanyaan Boy membuat Riko memandang ke arah Cristi seolah bertanya, namun Cristi yang tidak tahu menahu hanya mengangkat kedua bahunya tanda tak tahu.
"Boy, Om Riko sama sekali tidak pernah menemui Tante cantik kamu itu, kalau pun Om Riko mau bertemu Tante cantik kamu itu pasti Om Riko akan mengajak kamu tentunya." jawab Riko seadanya.
"Bohong om Riko bohong, kalau Om Riko tidak menemui Tante cantik lalu kenapa di ponsel Om Riko ada Foto om Riko dan Tante cantik." Karena Riko tidak menguncinya sehingga saat ini Boy bisa membuka ponselnya dan memperlihatkan wallpaper ponsel Riko yang menampilkan Foto Riko dan Rahma ketika keduanya menghadiri acara aqiqah baby Kay beberapa bulan yang lalu.
Riko mencerna setiap kalimat yang di utarakan Boy saat menerima ponselnya dari keponakannya tersebut.
"Maksud kamu wanita di dalam Foto ini adalah Tante cantik yang kamu maksud selama ini, Boy??." tanya Riko dengan wajah berubah serius dan Boy pun mengiyakannya dengan sebuah anggukan kepala.
Melihat anggukan Boy membuat Riko mengusap wajahnya dengan kasar lalu bangkit dari duduknya.
"Ada apa Ko??." tanya Cristi saat Melihat perubahan di wajah Adik sepupunya itu.
"Kak, wanita yang ada di gambar ini adalah Rahma, istrinya Riko."
Jawaban Riko bak petir di siang bolong begitu mengejutkan bagi mereka tak terkecuali Boy.
*
"Apa yang akan kamu lakukan selanjutnya??."
Dengan susah payah akhirnya Cristi bisa sedikit menenangkan dan meyakinkan Riko agar tidak terburu buru menemui Rahma saat itu juga.
Sementara Boy, di usianya yang masih sepuluh tentunya belum terlalu paham dengan urusan orang dewasa, sehingga Cristi meminta putranya untuk kembali ke kamarnya mengingat saat ini waktu pun telah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam.
Riko nampak diam seperti sedang berpikir.
"Boleh Riko minta bantuan kakak??."
"Jangan macam macam Ko." jawab Cristi yang bisa menebaknya dari sorot mata Riko.
"Kak, Rahma itu istri Riko apalagi saat ini dia sedang mengandung anak Riko, tidak mungkin Riko akan berbuat yang tidak tidak pada istri Riko yang sedang mengandung kak." akhirnya Riko Berhasil meyakinkan Cristi.
"Enggak Ko, kakak nggak berani karena itu sudah menyalahi aturan Ko." spontan jawab Cristi saat Riko membisikkan sesuatu di telinganya.
"Ayolah kak, please...." Riko mengatupkan kedua tangannya di hadapan Cristi sehingga membuat Cristi tak tega melihatnya.
Setelah mendapatkan yang diinginkan, Riko pun meraih kunci mobilnya di atas meja kemudian berlalu meninggalkan Cristi.
"Semoga Riko tidak sampai melakukan sesuatu yang gila." gumam Cristi saat menyaksikan mobil Riko meninggalkan gerbang dari kaca jendela.