NovelToon NovelToon
Terjebak Menikah Karena Wasiat

Terjebak Menikah Karena Wasiat

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:10.1k
Nilai: 5
Nama Author: PenaJenaira

Kalisha Maheswari diwajibkan menikah karena mendapat wasiat dari mendiang Kakek Neneknya. Dirinya harus menikah dengan laki laki yang sombong dan angkuh.
Bukan tanpa sebab, laki laki itu juga memaksanya untuk menerima pernikahannya karena ingin menyelamatkan harta mendiang kakeknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaJenaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Melamar Pekerjaan

Mobil Edward pun sampai di rumah megahnya. Khalisa yang kekenyangan pun tertidur pulas di dalam mobil Edward.

"Hei bangun," Ucap Edward yang mencoba membangunkan istrinya.

Tidak ada pergerakan dari Khalisa. Edward mulai memberanikan diri untuk menggoyang- goyangkan tubuh istrinya. Namun hasilnya masih nihil. Khalisa malah tertidur lebih pulas.

"Lagi lagi aku harus menggendongnya." Racau Edward.

Pak Yahya sudah berdiri di depan rumah menyambut kedatangan Edward. Pria paruh baya itu tak pernah terlihat lelah sedikitpun.

Edward mulai membuka pintu mobilnya dan menggendong tubuh istrinya lalu membawanya ke dalam kamarnya. Saat sampai dikamar, Edward pun membaringkan Khalisa diatas ranjangnya. Saat akan pergi, tangan Edward di tarik oleh Khalisa dengan kencang.

"Hei ada apa?" Tanya Edward namun tak ada balasan dari Khalisa.

Nafas Khalisa tiba-tiba berat. Kedua alisnya menyatu. Tubuhnya sedikit menegang.

"Sepertinya ia bermimpi buruk." ucap lirih Edward.

Genggaman Khalisa semakin terasa kuat seakan Edward tak boleh beranjak dari tempatnya. Dia kenapa? Genggaman tangan istrinya kini sedikit mengendur dan terlepas. Meskipun begitu, Edward tak beranjak dari tempatnya. Ia terus memandangi istrinya yang sepertinya telah selesai melewati fase mimpi buruknya.

Setelah cukup puas memandangi Khalisa, Edward berjalan untuk mencuci wajahnya di kamar mandi. Saat kembali, ia mendengar suara tangisan. Ia melihat istrinya yang menangis namun matanya masih terpejam.

Tampaknya belum selesai mimpi buruknya. Batin Edward.

Tangisan Khalisa yang awalnya pelan, kini semakin sedikit keras. Edward mencoba untuk acuh, tapi tangisan itu kini mengganggunya. Edward mulai membangunkan Khalisa. Namun sang istri itu tetap dengan posisinya. Ia akhirnya memberanikan diri untuk memegang tangan Khalisa.

"Tidak ada pilihan lain." ucap lirih Edward.

Edward mulai memeluk tubuh Khalisa. Dengan cepat Khalisa membalas pelukan Edward. Momen Akward itu kini sedang dialami oleh Edward. Ia berusaha menarik nafasnya dalam-dalam. Mencoba menenangkan hatinya. Bahkan ia sampai menghitung kambing dari satu ekor sampai 50 ekor.. Setelah itu barulah dirinya terlelap di dalam pelukan Khalisa.

Matahari mulai meninggi menunjukkan eksistensinya. Cahayanya mulai menembus kaca jendela kamar Edward. Khalisa mulai membuka pelan matanya.

Betapa terkejutnya ia tertidur dalam pelukan suaminya. Dengan berhati hati, ia ingin melepaskan diri dari pelukan suaminya. Namun Edward malah memeluk erat Khalisa.

"Aduh kok bisa gini sih?" batin Khalisa dengan membuang nafas kasar.

Tak berapa lama, Khalisa yang menyadari bahwa Edward akan terbangun dari tidurnya. Dengan sigap, Khalisa kembali berpura-pura masih tertidur.

Edward tersenyum melihat wajah Khalisa yang masih terlelap. Dengan kesadaran penuh, Ia mengecup kening istrinya dan membelai rambutnya. Edward tak tau bahwa istrinya sedari tadi sudah bangun dari tidurnya.

Tak dapat dipungkiri, bahwa Khalisa merasa nyaman berada didalam dekapan Edward. Begitupun sebaliknya. Mereka berdua memilih untuk melanjutkan tidurnya hingga sebuah alarm ponsel berbunyi keras.

Edward berjalan menuju kamar mandinya, sedangkan Khalisa, ia masih berpura pura masih tidur. Setelah Khalisa mendengar gemericik air dari kamar mandi, ia pun bangun dan meregangkan otot-otot tubuhnya.

"Aku harus berakting seperti tidak terjadi apa apa." Batin Khalisa.

Setelah Edward keluar dari kamar mandinya, Khalisa sudah berada tepat di depan kamar mandi. Ia pun segera masuk kedalamnya tanpa mengeluarkan sepatah kata.

"Bisa bisanya dia mengacuhkanku?" Batin Edward dengan menatap ke arah Khalisa.

" Apa dia tidak sadar? Dasar gadis aneh!" Lanjutnya.

Edward memilih tak langsung berjalan menuju walk in closet miliknya. ia memilih bermain ponselnya untuk memantau beberapa laporan harga saham perusahaannya dari ponselnya.

Khalisa yang keluar dari kamar mandi pun kaget dengan penampilan Edward. Bagaimana  tidak? Edward hanya memakai handuk. Paha kekarnya sedikit terlihat hingga membuat Khalisa menjerit.

"Aaaaaa.." teriak Khalisa kaget dengan menutup wajahnya.

"Ada apa ada apa?" Tanya Edward yang panik.

"Kenapa tidak pakai baju?" Jawab Khalisa yang masih menutupi wajahnya.

"Aku kira apa." Jawab Edward yang tanpa berdosa.

Edward pun menaruh ponselnya dan melangkahkan kaki menuju Walk in closet nya.

"Mau kemana?" Tanya Khalisa dengan penuh keraguan.

"Mau ganti baju lah!" Jawab Edward ketus.

"Aku dulu!" Ucap Khalisa yang tiba-tiba berlari lalu masuk kedalamnya.

Pintu ruang ganti Edward telah terkunci dari dalam setelah Khalisa berhasil memasukinya.

"Shiiiit!!" Teriak Edward yang merasa gemas dengan perilaku istrinya itu.

Didalam ruangan, Khalisa tersenyum penuh kemenangan. Khalisa segera mengganti baju karena ia hendak pergi melamar pekerjaan.  Khalisa tampak kaget melihat beberapa bajunya bertambah. Bukan hanya baju, namun koleksi sepatunya pun juga bertambah.

"Ini pasti ulahnya." Ucap lirih Khalisa dengan mengambil setelan kemeja dan rok span berwarna hitam.

Setelah selesai bersiap Khalisa keluar dari ruang gantinya, namun Ia tak melihat batang hidung suaminya berada di dalam kamar itu.

"Mas Edward dimana ya? Apa aku sudah keterlaluan?" Ucap lirih Khalisa sedikit merasa bersalah.

Belum lama Khalisa mempertanyakan keberadaan suaminya, Edward keluar dari kamar mandi dan memberi tatapan tajam kepada istrinya. Khalisa hanya mampu memberikan senyum manisnya saja.

Setelah beberapa lama Khalisa merias tipis wajahnya, Edward keluar dari walk in closetnya dengan menenteng sebuah paperbag besar.

"Ini untukmu. Anggap saja sebagai hadiah dariku." Ucap Edward.

"Apa ini mas?" Tanya Khalisa bingung.

"Buka saja." Jawab Edward dengan datar.

"Waah!! Makasih mas!" Ucap senang Khalisa karena melihat tas biru muda yang Edward berikan.

"Oh ya mas, hari ini aku mau melamar kerja. Doakan aku bisa diterima ya mas." Pinta Khalisa dengan penuh semangat.

"Iya. Sore nanti aku mau mengunjungi temanmu itu. Apa kamu mau ikut?" Tanya Edward yang tiba tiba.

"Boleh mas." Jawab Khalisa yang disertai senyumannya yang melebar.

Mereka berdua pun turun kebawah untuk sarapan terlebih dahulu. Seperti biasa mereka berdua berakting seperti pasangan suami istri yang saling mencintai.

"Edward, besok adikmu akan kembali ke luar negeri." Ucap Vony yang memecah keheningan di atas meja makan.

"Baiklah" ucap singkat Edward.

Kedua adik Edward pun menatap Khalisa dengan tatapan memohon. Namun Khalisa hanya memberikan respon senyuman yang membuat Megan dan Radit putus asa.

Sekertaris Fian yang baru saja tiba di rumah Edward sedang duduk di ruang tamu menunggu Edward menyarap menu sarapannya.

Setelah sarapan, Edward pun berjalan menemui sekertaris Fian di ikuti Khalisa. Seperti biasa, Sekertaris Fian akan menjelaskan jadwal kerja Edward.

"Hati hati ya mas." Ucap Khalisa kemudian mencium punggung tangan Edward.

"Iya." Jawab singkat Edward.

Setelah kepergian Edward, Vony menghampiri Khalisa dan menjambak rambutnya yang sudah tertata rapi.

"Mau kemana kamu?" Ucap Vony yang masih menjambak rambut Khalisa.

"Ma sakit ma.. Aw!" Ucap Khalisa yang kesakitan.

Vony pun melepaskan rambut Khalisa dan mendorong Khalisa hingga tersungkur di atas lantai.

"Hei orang kampung! Kamu itu tidak pantas berada disini!" Ucap sinis Vony dengan melipat kedua tangannya di dada.

"Aku istrinya mas Edward Ma! Mama jangan begitu!" Sahut Khalisa dengan sedikit menangis.

"Dengar ya! Sampai kapanpun kamu bukan menantuku!" Teriak Vony marah.

Vony pun pergi meninggalkan Khalisa sendiri yang menangis. Sementara pak Yahya melihat dari kejauhan. Ia pun bergegas mengeluarkan ponselnya dan melaporkannya kepada Edward. Namun sebelum pak Yahya melaporkannya, terdengar suara mobil Edward tengah kembali lagi ke rumahnya.

Edward pun melihat Khalisa masih menangis dan berusaha berdiri. Khaliaa langsung menghapus air matanya dan berusaha tidak terjadi apa apa.

"Kenapa kamu?" Tanya Edward yang pura pura tidak tau.

"Ayo ikut aku, aku akan mengantarmu." Sambungnya.

Khalisa pun hanya terdiam dan menerima ajakan Edward. Di dalam mobil pun hening. Namun Khalisa berusaha untuk tak menunjukkan kesedihannya.

Sebelumnya ia telah mendengar semua percakapan istrinya bersama Vony, mamanya. Karena dia telah memasang GPS dan penyadap suara di tas milik Khalisa. Namun kali ini ia memilih untuk berpura-pura tidak tau sampai istrinya sendiri yang menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.

"Mas, kenapa kamu kembali?" Tanya Khalisa yang seakan akan tidak terjadi apa apa.

"Aku ingin sekali mengantarmu. Aku ingin tau tempatmu melamar kerja." Jawab Edward yang mengimbangi istrinya.

Khalisa hanya tersenyum tak menanggapinya.

Mobil Edward pun melaju menuju perusahaan tempat Khalisa melamar kerja. Sebelumnya Khalisa telah mengirimkan beberapa surat lamaran pekerjaan di beberapa perusahaan. Namun hanya ada satu perusahaan yang merespon.

"Mas, aku turun disini saja. Orang orang di dalam pasti akan tau siapa kamu." Ucap Khalisa.

"Baiklah." Sahut Edward.

Sebelum Khalisa turun, ia pun kembali mencium punggung tangan Edward. Edward pun membalas dengan mencium kening istrinya.

Khalisa pun berjalan menuju kantor perusahan tersebut.

"Fian, atur semuanya." Perintah Edward.

"Iya tuan." Jawab sekertaris Fian.

1
Jemiiima__
kalo Khalisa ganti baju, kau yang ketar ketir wehh 🤪
Jemiiima__
buset dikasih kelas table manner khusus lagi 😭 km calon nyonya besarrr Khalisa
Jemiiima__
itu keknya cuma ed aja deh yg begitu 😂
Oksy_K
halah ngomong di awal doang, awas aja klo kesemsem yahh
Oksy_K
banyak kali keluhanmu😂 mobil heli mobil heli kayak gmpang bgt😂
Oksy_K
belajar dri pengalaman ya, klo ada heli knpa nggk😂
CumaHalu
weh, dapat tatapan nyai lampir😂
CumaHalu
cukup "ayo turun", karena turun dan dan ke bawah artinya sama saja thor...😁
TokoFebri: hahaha. siap. otw perbaiki 🤣
total 1 replies
CumaHalu
ya kalo tidur kan ga mungkin sadar Ward, kalo kamunya yang meluk Kalisa gimana hayooo.....
Anggrek Handayani
Mungkinkah Khalisa bisa menghafal nama itu dalam satu hari?
Anggrek Handayani
Mungkin Bu Vony telah melakukan rencananya. Jadi terpaksa Edward harus menikah dengan Khalisa.
🔵 Muliana
ya sudah, suruh radit untuk menikah dengannya. karena edward udah punya khalisa
🔵 Muliana
Wah selamat Khalisa dan Edward. Jangan lupa, porotin semua uangnya ya Lisa 🤭
Irfan Sofyan
apa mungkin si gadis itu cucu si kakek ini?
Irfan Sofyan
nanti kalau ke mode teman lagi, kau jitak aja pala si edward ian 😁
Kutipan Halu
wkwkwk akal2 edward itu biar kegodaa
Kutipan Halu
yaaa si edward ngk pekaa bantuin atuhh mass
Kutipan Halu
syokkk bgt si edward🤭🤭
Kutipan Halu
ngk papa khalisa awal dari cinta ituuu
Kutipan Halu
langsungbtau jalan pikirannya 🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!