Di saat kedua sahabatnya telah menikah, Davin masih saja setia pada status jomblonya. hingga pada suatu malam ia menghadiri perayaan adik perempuannya di sebuah hotel. perayaan atas kelulusan adik perempuannya yang resmi menyandang gelar sarjana. Tapi siapa sangka malam itu terjadi accident yang berada diluar kendali Davin, pria itu secara sadar meniduri rekan seangkatan adiknya, dan gadis itu tak lain adalah adik kandung dari sahabat baiknya, Arga Brahmana. sehingga mau tak mau Davin harus bertanggung jawab atas perbuatannya dengan menikahi, Faradila.
Akankah pernikahan yang disebabkan oleh one night stand tersebut bisa bertahan atau justru berakhir begitu saja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26.
"Ada apa ini? Kenapa ribut-ribut?." Kebetulan kamar Faras berada di samping kamar Davin. Pria itu lantas keluar kamar saat mendengar suara kegaduhan. Ya, Rani berusaha mengelak saat para rekannya mengatakan dirinya lah yang telah menyebarkan negatif tentang Dila, hingga pada akhirnya perdebatan kecil pun tak dapat dihindarkan. Nampaknya Rani ingin cuci tangan untuk menyelamatkan posisinya.
Fandi pun menjelaskan apa yang terjadi kepada Faras. Dari penyampaiannya, Fandi tak semakin memojokkan Rani namun tak juga berniat membela wanita itu. Tidak etis rasanya semakin meruntuhkan harga diri seseorang dengan terus memojokkan orang tersebut, begitu pikir Fandi. Untuk hukuman bagi Rani sendiri, biarlah Dila yang akan memutuskannya sebab wanita itulah yang menjadi sasaran fitnah Rani.
Setelah mendengar cerita Fandi, Faras tak bisa menyalahkan Rani seratus persen karena faktanya wanita itu tak tahu menahu tentang hubungan Davin dan Dila, namun untuk urusan Rani menyebarkan gosip tanpa mencari tahu kebenarannya terlebih dahulu, ia tetap akan memberikan surat peringatan pada Rani, agar kedepannya tak akan ada lagi pegawainya yang sesuka hati menyimpulkan situasi dan keadaan tanpa mencari tahu kebenarannya terlebih dahulu. Karena semua itu bisa merugikan kedua belah pihak, baik dari pihak korban maupun pelaku penyebar fitnah.
"Lain kali, jangan menyebarkan berita yang belum tentu kebenarannya! Apapun alasan kalian, sebaiknya cari tahu dulu kebenarannya sehingga kejadian seperti ini tidak terulang lagi!." Tegas Faras. "Untuk mengantisipasi hal seperti ini tidak terulang lagi, saya akan tetap mengambil tindakan untuk pendisiplinan, setelah kita kembali dari Bali nanti." Sambung Faras.
Rani hanya tertunduk lesu. Nampaknya selaku pimpinan perusahaan, Faras akan mengambil tindakan tegas untuk kasus ini. Sudahlah patah hati setelah mengetahui fakta bahwa Davin dan Dila ternyata pasangan suami-isteri, kini Rani harus bersiap menghadapi hukuman dari pimpinan perusahaan karena sudah menyebarkan berita yang tidak benar.
Mengingat semua orang telah mengetahui tentang hubungan mereka, Davin lantas meminta Dila untuk tidur di kamarnya. Dari semua pegawai SJ Group, mungkin hanya Rani yang malam ini tak dapat tidur dengan tenang. Bagaimana wanita itu bisa tidur dengan tenang, jika faktanya setelah kembali nanti ia harus menerima konsekuensi dari tindakannya.
*
Tiga hari berlalu, rombongan para pegawai telah kembali dari Bali. Liburan telah usai, dan kini saatnya kembali bergelut dengan pekerjaan di kantor.
Setelah mengetahui hubungannya dengan Davin, tidak sedikit dari rekan kerjanya yang bersikap lebih baik kepada terhadap Dila, kecuali Fandi dan Titi yang sejak awal sudah sangat baik terhadap Dila. Rupanya bukan hanya isapan jempol belaka, tragedi penjilat memang sudah lumrah terjadi. Salah satu contohnya yang terjadi pagi ini. Salah seorang pegawai dari divisi lain mendatangi meja kerja Dila.
"Selamat pagi Nona Dila...." Sapa wanita berusia akhir tiga puluhan tersebut.
"Pagi, Bu." balas Dila dengan senyum ramahnya.
"Kebetulan saya mau ke pantry, apa Nona Dila mau dibikinin secangkir teh sekalian?." Tawar wanita itu.
"Terima kasih atas tawarannya Bu, tapi saya baru saja minum teh." Dila menolak dengan halus tawaran wanita itu. Mendapat penolakan tidak membuat wanita bernama Sira tersebut langsung berlalu. Sira justru menarik sebuah kursi ke depan meja kerja Dila kemudian menempatinya.
Dila mulai awas, sepertinya wanita itu punya maksud dan tujuan lain selain menawarkan secangkir teh.
"Nona Dila....." Sira nampak ragu untuk mulai berkata-kata.
Dila masih diam saja seraya memandang pada Sira, menunggu wanita itu bersuara.
"Apa saya boleh meminta bantuan Nona Dila?."
"Memangnya Bu Sira butuh bantuan apa dari saya?." Dila langsung saja bertanya tanpa banyak berbasa-basi. "Jika saya sanggup, saya pasti akan membantu." Lanjut Dila.
"Kemarin pak Davin menolak rancangan yang saya ajukan, apa nona Dila bisa membantu saya membujuk pak Davin agar bersedia menerima hasil rancangan saya dan menjadikan saya sebagai asisten arsitek yang akan mendampingi dalam project pembuatan gedung perusahaan milik Tuan Marwan?."
Dila sudah menduga, wanita itu pasti banyak maunya sehingga berusaha mengakrabkan diri dengannya. Mengingat sebelumnya wanita itu terkesan cuek dan hampir tidak pernah tersenyum setiap kali berpapasan dengannya, tetapi setelah mengetahui fakta akan hubungan Davin dan Dila, sikap wanita itu pun langsung berubah drastis, jauh lebih ramah.
"Maaf Bu, bukannya tidak ingin membantu, tapi untuk urusan pekerjaan, saya tidak berani ikut campur. Meskipun pak Davin adalah suami saya, tapi pak Davin paling tidak suka jika orang lain ikut campur dalam urusan pekerjaan beliau, termasuk saya sekalipun."
"Kalau memang Bu Sira ingin dijadikan asisten arsitek oleh pak Davin, sebaiknya Bu Sira merevisi hasil rancangan Bu Sira agar pak Davin bisa mempertimbangkannya kembali!." Mimik wajah Sira perlahan berubah putus asa. Dila yakin jika saat ini wanita itu pasti sedang mengumpat dirinya yang menolak membantu. Namun begitu, Dila tak mau terlalu ambil pusing. Biarlah wanita itu kecewa bahkan kesal padanya, ketimbang Davin yang marah akibat ia ikut campur dalam urusan project yang sedang dikerjakan oleh suaminya itu.
"Baiklah, kalau begitu saya kembali ke meja kerja saya dulu, Nona Dila." Wanita itu beranjak dari duduknya.
"Nggak jadi ke pantry, Bu?." Dila mengingatkan tujuan wanita itu tadi.
"Tiba-tiba saya nggak kepengen teh lagi, Nona Dila." Dila tersenyum dalam hati mendengar jawaban Sira. Rupanya benar, menawarkan secangkir teh hanyalah dalih wanita itu. Tujuan sebenarnya adalah ingin meminta bantuan Dila merayu Davin agar menerima Rancangannya.
"Apa anda pikir bisa dengan mudah memperalat saya, Bu Sira....? Tentu saja tidak, Ferguso." Dalam hati Dila seraya menatap punggung Sira yang kini berlalu pergi.
"Nampaknya setelah mengetahui hubungan antara kamu dan pak Davin, fans kamu jadi banyak ya Dila...." Celetuk Fandi sambil tersenyum di meja kerjanya.
"Pak Fandi bisa aja." Dila tersenyum, paham dengan maksud Fandi.
"Btw, Aku jadi prihatin pada Rani." Lanjut Fandi. Bukannya ingin melontarkan pembelaan untuk Rani, hanya saja Fandi merasa prihatin pada Rani yang mulai hari ini di minta turun langsung ke lapangan, dalam rangka menjalani pendisiplinan dari pimpinan perusahaan.
"Bagaimana kalau siang nanti, kita mengajak Rani untuk makan siang bersama!." Sejujurnya, Dila pun merasa prihatin pada Rani. Ia tak bisa menyalahkan Rani sepenuhnya. Dan apa salahnya memberi maaf serta kesempatan kedua pada seseorang yang telah melakukan kesalahan terhadap kita, begitu pikir Dila.
"Kamu serius?." Fandi seperti tak percaya.
"Apa bapak lihat saya seperti sedang bercanda?." Pertanyaan itu dijawab Fandi dengan gelengan kepala.
"Baiklah." Fandi kagum dengan sikap bijak yang dimiliki oleh Dila. Dan kali ini Fandi berharap Rani bisa menggunakan kesempatan yang ada dengan sebaik mungkin, meminta maaf pada Dila. Tapi jika Rani masih saja menunjukkan sikap yang sama, maka Fandi akan lepas tangan dan membiarkan Rani melakukan apapun yang menjadi keinginannya. Ambisi yang bisa saja membuatnya menyandang status sebagai mantan pegawai SJ Group nantinya.
akibat iri,hampir hilang masa depan kan...
Davin ayo selidiki siapa yang melaporkan kalau Dila ada di dalam kamar mu??? bisa dilaporkan balik lho atas pencemaran nama baik,atau gak di kasi sanksi dikantor...
tanpa menncari fau siapa pasangan Davin
dan Dilla
tp siaapp2 yaa ujungnya kmu yg maluuu