"Kamu selingkuh, Mas?"
"Vina, Mas bisa jelaskan! Ini bukan seperti apa yang kamu lihat."
"Bukan, terus apa? Kamu... kamu berciuman dengan perempuan itu, Mas. Terus itu apa namanya kalau bukan selingkuh?"
***
"Vina, bukannya kamu mencintai, Mas?"
"Maaf! Aku sudah mati rasa, Mas."
***
Vina, harus terpaksa pura-pura baik-baik saja setelah suaminya ketahuan selingkuh. Tapi, ia melakukan itu demi bisa lepas selamnya dari suaminya.
Setelah berhasil mendapatkan apa yang diinginkan, Vina tentu langsung melepaskan pria yang menjadi ayah dari anaknya.
Kejam? Tindakan Dimas yang lebih kejam karena menghianati cinta sucinya. Padahal Vina selama menjadi istri tidak pernah menuntut apa-apa, ia selalu menjadi istri yang baik dan taat. Tapi ternyata ia malah diselingkuhin dengan mantan suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iindwi_z, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pengadilan.
Tawa Vina menggema mendengar teriak Albian, apalagi saat Agam malah menertawakan, seakan tidak melakukan kesalahan apa pun. Sudut bibir Vina terangkat, merasa kebahagiaan lagi. Vina merasa sudah lama sekali tidak tertawa lepas seperti tadi. Namun, karena tingkat Albian dan Agam membuatnya kembali tertawa lebar.
Vina mengambil pembersihan wajah dan kapas. Ia terlebih dulu membersihkan wajah anaknya, berharap bisa hilang. “Memang kamu tidak baca ini tadi spidolnya permanen atau bukan, Kak?” tanya Vina, masih terkekeh melihat wajah Albian. Apalagi saat Albian membuka suaranya, bayangkan saja wajahnya hitam, namun giginya putih. Untungnya bola matanya tidak merah, mungkin Albian akan benar-benar seperti genderuwo.
Albian menggeleng pelan, karena memang ia tidak melihat ada tulisannya di spidolnya itu. Ia bahkan melupakan kalau spidol itu ada yang bisa hilang ada yang tidak.
Albian menatap Vina dengan tatapan memohon, meminta perempuan itu juga membersihkan seperti Agam tadi. Namun Vina malah memberikannya kapas dan membersihkannya. “Loh, aku juga mau seperti Agam tadi Vina. Mau juga dibersihkan sama kamu,” rengek Albian, tidak terima saat Vina menolaknya.
Mendengar itu Vina tergelak, apalagi saat bibir Alvian terlihat kesal. “Agam masih kecil, Kak. Sedang kamu sudah gede, sudah bisa membersihkan sendiri.”
Albian semakin memajukan bibirnya. “Ini ulah anak kamu loh Vin, gara-gara Agam wajahku jadi seperti ini.”
Vina menghela nafas berat, lalu mengambil kembali kapas dan pembersihnya. Tangannya dengan pelan, mulai membersihkan wajah Albian. Tiba-tiba Vina merasa gugup, wajah mereka sangat dekat, bahkan Vina bisa merasakan nafas Albian menyentuh wajahnya.
Sedang, sudut bibir Albian terangkat kecil. Ini yang ia inginkan, selalu bersama dengan Vina. Bahkan, Albian rela wajahnya hitam terus asal Vina yang membersihkan. Agar ia bisa melihat wajah Vina dari dekat.
Vina menjauh, bukan hanya gugup, tapi dekat jantung perempuan itu berdetak lebih cepat. Vina tidak ingin Albian mendengar itu, namun saat ia menjauhkan tubuhnya, tangannya di tahan Albian.
“Kak, lepaskan...” lirih Vina, ia juga meliat ke arah Agam, takut anaknya melihat apa yang mereka lakukan. Syukurlah anaknya sekarang fokus melihat kartun favoritnya.
“Kenapa?” tanya Albian, bibirnya masih membentuk semuanya, suka melihat pipi merona Vina.
“Nanti dilihat Agam,” jawabnya dengan pelan, sangat pelan, untungnya mereka masih sangat dekat, jadi Albian masih bisa mendengarkan.
“Memang kita melakukan apa? Kita tidak melakukan apa-apa Vina...” ucapan Albian menggoda.
“Tapi, aku enggak mau dia jadi berpikir yang aneh-aneh, Kak.”
Mendengar itu senyum Albian semakin lebar, apalagi saat pipi Vina semakin merah. “Aneh-aneh apa? Agam masih kecil, tidak akan punya pikiran aneh-aneh. Kecuali aku... yang mau aneh-aneh!”
Vina melotot mendengar itu, karena ucapan Albian yang sangat frontal menurutnya.
Sedang, Albian kembali terkekeh melihat itu. “Bercanda, Vina. Tapi, kalau kamu mau aneh-aneh, ya... kita harus halal dulu!”
Vina langsung menghempaskan tangan Albian pelan, lalu meninggalkan pria itu. Bisa-bisanya menggodanya seperti itu. Kalau Vina tergoda bagaimana? Apalagi, Vina sudah tidak melakukan dengan suaminya sangat lama, semenjak Vina tahu Dimas selingkuh.
***
Berbanding terbalik dengan kehidupan Vina, yang tetap bahagia meskipun tidak ada Dimas. Namun tidak dengan Dimas, pria itu sudah seperti orang gila saat tidak ada Vina di rumah.
Cucian piring menumpuk, rumah kotor dan berantakan. Belum lagi baju Dimas, menumpuk di tempat setrikaan. Mana besok tidak ada baju untuknya berkerja.
Dimas mengusap wajahnya dengan kasar, tidak tahu ke mana lagi harus mencari istrinya itu. Dari mana Vina mendapatkan uang?
“Aku harus cari dia sampai dapat, dia enggak boleh hidup bahagia tanpa aku!” ucapannya dengan yakin, besok adalah sidang mereka, Dimas harus datang. Dimas tidak akan pernah melepaskan Vina sampai kapan pun.
***
Pagi harinya Agam sudah semangat, pagi ini anak itu akan daftar ke sekolah barunya. Agam berharap sekolah baru ini teman-temannya baik-baik seperti teman lamanya.
“Kak,” panggil Vina pelan, ia menoleh melihat Agam yang masih sarapan dengan lahap.
Albian menoleh, tadi pria itu datang pagi-pagi, katanya di rumahnya tidak ada yang masak. Padahal, pelayan di rumah Albian sangat banyak, memang dasar kang modus itu. Ada saja alasannya untuk bisa dekat dengan Vina dan Agam.
“Kenapa?” jawabnya pelan.
“Hari ini sidang pertamanya, benar aku enggak perlu datang?” bisik Vina, meskipun Agam masih belum tahu apa yang dibicarakan, namun anak itu sangat cerdas. Vina takut Agam mencari tahu lewat bertanya dengan gurunya.
“Kata Dion enggak apa-apa kan? Serahkan saja sama dia, kamu cukup fokus dengan kamu dan Agam saja. Aku yakin suami kamu itu datang untuk mencari kamu. Kamu masih mau bertemu dengannya?”
Vina menggeleng pelan, pertemuan terakhir dengan Dimas membuatnya takut. Vina tidak mau bertemu dengan pria itu lagi. Bahkan, Vina juga menjelaskan apa yang dialami kemarin dengan Dion. Vina menganggap itu termasuk kekerasan.
Vina berharap, tidak lama lagi mereka bercerai. Agar tidak ada bayang-bayang Dimas lagi.
***
Dimas kembali mengambil libur dengan alasan sakit. Ia tidak mau sampai teman kantornya tahu apa yang terjadi pada rumah tangganya. Teman-teman Dimas banyak yang iri dengannya. Memiliki istri yang cantik, pintar masak, masih muda pula. Namun, bagaimana kalau teman-teman tahu? Dimas tidak ingin dari mereka ada yang mendekati Vina.
Dimas meremas tangannya saat semua bukti dibicarakan. Dimas tidak menyangka kalau Vina menyiapkan semuanya sematang itu. Perasaan Dimas semakin gusar saat tidak melihat kehadiran Vina. Di mana istrinya itu berada?
“Saya tahu saya salah, tapi saya ingin memperbaiki hubungan kita Pak Hakim. Apalagi ada anak di tengah-tengah kita. Saya tidak mau anak saya sedih saat melihat orang tuanya berpisah.” Dimas bersuara dengan memperlihatkan wajah sedihnya, berharap hakim menyetujui ucapannya. Memberi mereka waktu untuk bertemu, untuk melakukan mediasi.
Mendengar itu Dion tersenyum sinis, karena ia tahu ini pasti akan terjadi. “Klien saya tidak mau bertemu lagi Pak Hakim. Ibu Vina mengalami ketakutan sekarang,” Dion melangkah, memberikan keterangan dokter yang sudah ia siapkan. “Pak Dimas sempat melakukan pemaksaan untuk berhubungan badan di saat ibu Vina tidak mau. Benar mereka masih suami istri, Pak Dimas masih berhak untuk meminta itu. Namun, istrinya itu tidak mau karena suaminya sudah berhubungan badan dengan perempuan lain.”
Rahang Dimas mengeras, ingin sekali ia menghajar pria yang menjadi pengacara istrinya itu. Namun Dimas tahan, karena ia tidak boleh terlihat jelek di mata hakim.
“Baik, pengadilan ditunda minggu depan, siapa tahu ibu Vina sudah berubah pikiran,” ujar hakim sambil menutup sidangnya.
Dimas tersenyum lega, ia tahu Vina itu memiliki hati yang lembut. Istrinya itu pasti akan luluh kalau dirinya benar-benar minta maaf.
***
Note: maaf ya telat up
busettt pindah lobang sana sini moga moga tuh burung cepat pensiun dini biar nyaho
bahaya loh kalau kena tetangga ku dah mati dia pipis darah ma nanah terus melendung gede kasihan lihatnya tapi kalau ingat kelakuan nya ga jadi kasihan
aihhh suami mu vin lempar ke Amazon
semoga ntar karmanya persis seperti nama pelakornya "LARA", yang hidupnya penuh penderitaan apalagi dia punya anak perempuan
orang udah mati sekarang