Eclipse, organisasi dunia bawah yang bergerak di bidang farmasi gelap. Sering kali melakukan uji coba demi mendapatkan obat atau vaksin terbaik versi mereka.
Pada awal tahun 2025, pimpinan Eclipse mulai menggila. Dia menargetkan vaksin yang bisa menolak penuaan dan kematian. Sialnya, vaksin yang ditargetkan justru gagal dan menjadi virus mematikan. Sedikit saja bisa membunuh jutaan manusia dalam sekejap.
Hubungan internal Eclipse pun makin memanas. Sebagian anggota serakah dan berniat menjual virus tersebut. Sebagian lain memilih melumpuhkan dengan alasan kemanusiaan. Waktu mereka hanya lima puluh hari sebelum virus itu berevolusi.
Reyver Brox, salah satu anggota Eclipse yang melawan keserakahan tim. Rela bertaruh nyawa demi keselamatan banyak manusia. Namun, di titik akhir perjuangan, ia justru dikhianati oleh orang yang paling dipercaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gresya Salsabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Berkali-kali Reyver meyakinkan Martha bahwa semua akan baik-baik saja. Bahkan, berkali-kali pula ia menegaskan bahwa virus yang dibawanya adalah asli. Namun, Martha yang telanjur ketakutan dengan ancaman Carlo, sedikit pun tidak ada keyakinan pada sang kekasih. Hanya keraguan yang malam ini menyelimuti diri.
Akan tetapi, Martha tidak menunjukkan secara terang-terangan. Di hadapan Reyver, dia pura-pura percaya dan menggantungkan harapan penuh pada lelaki itu. Malah dengan antusias Martha turut meyakinkan ibu dan adiknya bahwa Reyver akan segera menyelamatkan mereka.
Namun, tanpa sepengetahuan Reyver, Martha punya rencana sendiri terkait pelariannya. Sebuah rencana yang tak lain dan tak bukan untuk mendapatkan kembali kepercayaan Carlo.
"Rey ... bagaimana caramu membawa kami keluar dari Eclipse tanpa ketahuan?" tanya Martha dengan lirih, setelah mereka tiba di ujung tangga.
Keluar dari ruang bawah tanah, mungkin sedikit mudah, karena penjaga tidak seberapa dan pasti sudah dilumpuhkan oleh Reyver. Begitu halnya dengan CCTV yang menjangkau semua tempat di Eclipse, pasti Reyver sudah mengacaukannya. Mengingat kasus tempo hari, ada beberapa detik rekaman yang hilang tanpa terlacak oleh Andress.
Namun, untuk keluar dari pintu gerbang Eclipse, mereka harus melewati ratusan penjaga. Reyver yang seorang diri, apakah sanggup menghadapi mereka? Pasalnya, pelarian ini berbeda dengan saat dulu ketika Martha membawa kabur Reyver. Kala itu, semuanya memang sudah direncanakan bersama Andress dan juga Carlo sendiri, jadi mereka aman dan lolos dengan mudah.
"Jika ada yang menghalangi kita, habisi saja! Tidak akan ketahuan karena semua kamera sudah kumatikan," ucap Reyver dengan penuh percaya diri.
Martha pun melihat ekspresi Reyver yang sangat meyakinkan. Namun, ia sendiri masih belum yakin. Teringat lagi dengan pelariannya beberapa hari lalu, Martha justru makin ragu. Jangan-jangan ... malam ini Carlo juga sengaja menjebak mereka. Membiarkan kabur, kemudian menyusun rencana untuk memaksa mereka kembali dan memohon lagi.
"Tidak, aku harus melakukan sesuatu," batin Martha.
Dalam keraguannya, dia berpikir inilah kesempatan terbaik untuk membuktikan kesetiaannya pada Carlo dan Eclipse.
________
Pagi yang kelam terulang lagi di Eclipse. Bahkan, jauh lebih kelam dibanding pagi sebelumnya. Bukan hanya penjaga pintu gerbang yang ditemukan tewas, melainkan beberapa puluh orang lainnya yang berjaga di beberapa titik. Hanya ada satu-dua orang yang masih bernyawa, itu pun sudah sekarat.
"Rekaman CCTV kembali dimanipulasi! Kunci pintu gerbang dibobol lagi! Andress, bagaimana caramu menjelaskan ini?"
Carlo berteriak penuh amarah. Sangat murka melihat kekacauan di Eclipse. Bisa-bisanya keamanan itu dibuat mainan lagi oleh seorang pecundang yang sudah dia buang.
"Maaf, Tuan, saya juga tidak tahu mengapa ini bisa terjadi. Saya—"
Ucapan Andress terpaksa berhenti di tengah jalan, karena tiba-tiba Carlo memukulnya dengan keras. Sudah muak mendengar penjelasan Andress yang sama sekali tidak bermutu, selalu saja kata maaf dan ketidaktahuan yang ia ungkapkan. Padahal, dialah penanggung jawab kemanan di sana.
"Lapor, Tuan Carlo, Nona Martha dan keluarganya kabur dari ruang tahanan!"
Salah seorang yang diberi tugas untuk melihat ruang bawah tanah, memberikan laporan yang sebenarnya sudah bisa ditebak oleh Carlo. Melihat kunci gerbang yang dirusak dari luar, ia yakin pasti Reyver yang kembali dan menyelamatkan Martha.
Rupanya lelaki itu benar-benar ingin menantang. Bahkan meski keluarganya sudah dijatuhkan, ia tetap bersikeras membangkang. Mungkin, dia masih percaya bahwa virus di tangannya adalah asli. Jadi rela mengorbankan apa pun demi menggagalkan transaksi Eclipse dengan Negara Y, terkait virus tersebut.
"Jelaskan ini atau kau akan mati di tanganku, Andress! Aku tidak sudi memelihara pengkhianat sepertimu!"
Bentakan Carlo membuat Andress tersudut. Bagaimana tidak, sebagai penanggung jawab keamanan, dia telah melakukan kesalahan fatal. Lebih gilanya lagi, dia tak bisa menjelaskan apa pun. Karena dia memang tak paham bagaimana bisa Reyver melakukan semua itu. Sehebat apa dia?
"Reyver hanya bawahan di Eclipse. Sehebat-hebatnya dia, tidak akan bisa melawan kita sendirian. Kecuali ... ada bantuan dari orang Eclipse," ucap Carlo lagi, sontak membuat Andress beringsut mundur dengan kepala yang makin tertunduk.
"Andress!"
"Maaf, Tuan, tapi saya—"
Ledakan senjata api memutus kalimat yang hendak diucapkan Andress. Tanpa rasa iba, Carlo menembak bawahan yang selama bertahun-tahun ia percaya. Andress ... detik itu mengembuskan napas terakhirnya di hadapan Carlo. Sambil memegangi dada yang bersimbah darah akibat peluru yang menembus jantung, Andress terkapar mengenaskan.
Semua mata tertuju padanya, tetapi tak ada satu pun yang berani menolong. Bahkan, Dokter Roy yang bertugas sebagai tim medis sekalipun tidak berani membantu Andress. Masing-masing dari mereka hanya menelan ludah dan menahan rasa takut yang mencekam. Reyver telah mengacaukan Eclipse, membangkitkan jiwa iblis dalam diri Carlo.
"Cepat bereskan kekacauan ini! Dan ingat, jangan sekali-kali kalian berpikir untuk berkhianat!"
"Kami mengerti, Tuan," jawab semua yang ada di sana dengan kompak. Termasuk Robert, yang kala itu turut bekerja keras mencari petunjuk yang tertinggal.
Sampai kemudian, Robert menemukan tulisan kecil di dekat mayat yang berada tepat di depan gerbang.
'Reyver'
Nama yang ada dalam tulisan tersebut. Di bawahnya terdapat tanda silang yang ukurannya sama besar dengan tulisan di atasnya. Warna merah pekat, menunjukkan bahwa tulisan itu dibuat dengan darah.
"Ada apa, Robert?"
"Ada tulisan tangan Martha, nama Reyver dan tanda silang. Sepertinya dia ingin mengatakan bahwa Reyver-lah yang membawa dia pergi."
"Martha?" Mata Carlo memicing.
"Saya rasa pengkhianatnya memang Andress, Tuan, bukan Martha. Buktinya dia masih berusaha membantu kita." Robert menatap Carlo sesaat. "Salah satu senjata milik mereka hilang. Kemungkinan besar Martha-lah yang membawanya. Mungkin dia masih akan memanfaatkan kesempatan untuk membunuh Reyver, seperti keinginan Anda, Tuan Carlo," lanjutnya.
Bersambung...