Istrimu Ingin Bercerai

Rio lantas mencibir, "Sekarang dia memang pergi, tapi bukan berarti dia tidak bisa kembali lagi. Kita lihat saja nanti, pasti tidak butuh waktu lama, Nenek keluarga Angga pasti akan membantunya kembali."

Farel terdiam tak membalas sedikitpun ucapan Rio.

Meski tidak percaya, tapi sikap Clara belakangan ini membuat Farel merasa kalau wanita itu benar-benar serius meninggalkan perusahaan.

Setelah meninggalkan perusahaan, Clara langsung pulang ke rumahnya.

Selama 2 hari berikutnya, dia tidak mendapatkan telepon dari Elsa.

Mungkin saja putrinya itu sedang fokus pada Vanessa.

Keesokan harinya saat tengah malam, Raisa demam.

Clara menutup buku yang dia baca dan segera mengambil kunci mobil pergi ke kediaman Raisa.

 Setelah beberapa saat, Clara akhirnya tiba di rumah Raisa.

Begitu Raisa minum obat dan memakan habis buburnya dia akhirnya merasa lebih baik.

Keesokan harinya.

Setelah demam Raisa benar-benar reda, barulah Clara pulang.

Sore harinya, cara menyempatkan diri ke luar rumah.

Clara pergi ke sebuah butik.

Sesampainya di butik, terlihat beberapa pegawai termasuk manajer butik sedang sibuk mengurus sebuah gaun.

Sampai-sampai saat Clara melangkah masuk mereka tidak menyadarinya.

"Permisi aku mau lihat-lihat gaun."

Saat Clara berkata mereka baru menyadari kedatangannya.

"Baiklah, silakan lihat kak."

Meskipun jadi menantu keluarga Angga, Clara selama ini sangat jarang menghadiri jamuan mewah.

Sementara nenek keluarga Angga, setelah bertahun-tahun pensiun, nenek Kak lagi peduli pada lingkaran sosial semacam itu.

Setiap kali menghadiri acara formal, Erwin dan Sinta tak pernah mengajaknya.

Clara tidak terlalu paham soal gaun mewah.

Hanya saja, sahabat dekatnya, Raisa, adalah seorang desainer busana kelas atas.

Karena sering bersama, dia pun memiliki selera yang cukup baik.

Namun, gaun cantik di butik terlalu banyak.

Hal itu membuatnya sedikit kebingungan.

Pada akhirnya, Clara memiliki gaun panjang berwarna putih Gading dengan motif bordir bunga yang tampak sederhana namun berkelas.

Selesai membayar gaun itu dan memilih untuk dibungkus dengan baik, dia memilih segera pulang.

Sesampainya di rumah, Raisa menelponnya dengan maksud ingin mentraktirnya makan malam besok.

Namun, saat tahu besok Clara hendak menghadiri jamuan malam, dia langsung bergegas datang pada keesokan sorenya untuk membantu sahabatnya itu bersiap-siap.

Clara memiliki selera yang bagus.

Gaun pilihannya sungguh menawan.

Apalagi dipadu dengan sentuhan riasan tangan Raisa, kecantikan alami Clara semakin terpancar.

Dia tampak anggun, lembut dan juga elegan.

Saat Dilan menjemputnya malam itu, pria itu sampai tertegun melihat kecantikan Clara.

"Kamu cantik sekali, sangat cocok dengan gaun yang kamu pakai itu," Kata Dilan.

"Terima kasih."

Mereka pun segera pergi.

"Jadi, besok kamu mulai kembali ke perusahaan?" Tanya Dilan.

"Ya."

"Kebetulan juga, ada karyawan baru jenius dalam alogaritma yang akan mulai masuk kerja besok aku akan perkenalkan kalian berdua nanti."

"Siapa namanya?" Tanya Clara penasaran.

"Vanessa."

Clara tampak tertegun saat mendengar nama Vanessa.

"Vanessa? Kamu bilang namanya Vanessa? maksudnya Vanessa gori? Vanessa yang baru kembali dari negara Lavin?" Tanya Clara beruntun.

Dilan menganggukkan kepalanya, "Iya, apa kamu kenal?"

"Dia adik tiri ku," Jawab Clara.

Dilan langsung terdiam.

Dia tau tentang cerita keluarga Hermosa.

Tatapan Clara berubah dingin, "dia juga selingkuhan Erwin."

Dilan tiba-tiba menginjak rem.

"Kamu...." Mata Dilan terbelalak menatap ke arah Clara.