Nirmala tak pernah menyangka jika kesuciannya akan di rampas paksa begitu saja. Sejak kejadian itu dia membenci sosok lelaki tak di kenalnya yang sudah menodainya. Namun siapa sangka, lelaki itu ternyata atasan yang baru di kantornya. Dia Alvin Sanjaya Kusuma, yang merupakan satu-satunya penerus perusahaan Sanjaya Group.
Akankah Alvin bertanggung jawab dengan perbuatannya? Atau dia akan pergi begitu saja? Sedangkan dia sangat mencintai mantan kekasihnya yang bernama Cantika.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amallia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode.26
Tak terasa tinggal menghitung hari lagi Cantika melahirkan. Selama ini juga Pak Sanjaya terus menginap disana, bahkan terlalu ketat dalam mengawasi Alvin, sehingga susah sekali untuk keluar. Alvin juga tidak bisa mencari keberadaan Nirmala. Padahal sudah dua bulan lebih setelah kepergiannya. Terkadang ada rasa rindu yang tak bisa di jelaskan. Bukan hanya merindukan orangnya saja, namun masakannya pun bikin rindu.
Pak Sanjaya melihat anaknya yang sedang duduk termenung sendirian di taman belakang. Lalu menghampirinya dan duduk di sampingnya.
''Kamu kenapa, Vin? Masa mau punya anak masih galau saja sih.''
Alvin sedikit menarik sudut bibirnya, lalu berbicara kepada ayahnya.
''Walaupun anak itu bukan anakku, papah masih menganggapnya cucu?''
''Vin, maafkanlah istrimu! Semua orang memiliki masalalu yang berbeda-beda. Namun pasti pada akhirnya memiliki penyesalan akan masalalunya itu.''
''Ini tidak semudah yang papah katakan. Karena aku yang menjalankan pernikahan ini, dan aku yang merasakan bagaimana rasanya di bohongi, Pah. Kenapa papah tidak memikirkan perasaan anak papah sendiri? Bagaimana jika papah yang berada di posisiku? Apa papah terima jika istri papah hamil anak orang lain? Pasti tidak kan, ah sudahlah. Aku malas bicara sama papah, karena pada akhirnya papah pasti tidak akan membelaku,'' Alvin sedikit menghela napasnya.
Pak Sanjaya tahu apa yang anaknya rasakan, namun bagaimana dengan perusahaan jika anaknya dan Cantika bercerai. Pak Sanjaya tidak enak kepada Pak Dirga yang akhir-akhir ini membantu perkembangan perusahaannya sehingga semakin pesat dan di kenal di berbagai negara. Bahkan sekarang banyak perusahaan dari luar negeri yang bekerja sama dengan Sanjaya Group.
''Papah pergi dulu,'' Pak Sanjaya menepuk pelan bahu anaknya, lalu pergi dari sana.
Alvin hanya tersenyum kecut melihat kepergian ayahnya.
Setelah merasa bosan berada di taman, Alvin masuk ke dalam rumah. Saat melewati ruang keluarga, dia melihat istrinya sedang meminum soda. Alvin tak peduli lagi dengan istrinya yang tidak menjaga pola makannya padahal sedang hamil. Dia sudah menyuruh pembantunya untuk menyiapkan makanan sehat untuk Cantika namun Cantika tak pernah mau memakannya. Dia lebih suka membeli makan di restoran.
Cantika menyadari jika suaminya lewat di depannya.
''Mas, sini!'' pintanya.
''Ada apa?'' Alvin mendekati istrinya, dia duduk di hadapannya.
''Aku hanya ingin mengobrol saja dengan Mas Alvin.''
''Canti, memangnya perut kamu tidak sakit, kamu minumnya itu terus?''
''Tidak,'' ucapnya.
''Tapi tidak baik jika terlalu sering minum soda.''
''Jadi Mas Alvin mengkhawatirkan anak kita?'' Cantika terlihat senang.
''Ya sedikit,'' jawabnya.
''Oke deh, demi Mas Alvin aku tidak akan meminum soda lagi sebelum anak ini lahir.''
''Harusnya bukan demi aku, tapi demi anakmu.''
''Iya deh,'' Cantika sedikit mengerucutkan bibirnya. Jujur saja dia kangen dengan perhatian Alvin. Setelah Alvin tahu bahwa dia hamil anak orang lain, Alvin tidak pernah perhatian sama dia. Hanya perhatian jika di depan Pak Sanjaya saja, itu pun hanya pura-pura. Bukan perhatian tulus dari hati.
.........
Sudah dua bulan lebih Nirlama bekerja, dan dia terlihat sangat rajin. Bahkan dia tahu apa yang dia lakukan tanpa harus diberitahu terus. Bi Sri juga memperhatikan kinerja Nirmala yang memang cukup baik.
''Bi Sri ... Bi ... ''' terdengar suara Kenzo memanggil pembantunya,.
Bi Sri yang berada di belakang, langsung saja menghampiri majikannya yang sedang duduk di ruang keluarga.
''Iya, Tuan. Ada apa?'' tanya Bi Sri.
''Duduk, Bi!'' pintanya.
''Baik, Tuan.'' Bi Sri langsung duduk di sofa depan Kenzo.
''Saya mau sedikit bertanya nih. Bagaimana kinerja Nirmala?''
''Cukup baik, Tuan. Cekatan dan cepat tanggap. Dia juga melakukan pekerjaan tanpa di suruh-suruh. Sepertinya sudah paham dengan tugas pembantu.''
Kenzo sedikit menyunggingkan senyumnya.
''Syukurlah, saya juga punya feeling jika dia itu orangnya jujur.''
''Benar, Tuan. Tadi pagi Nirmala menemukan uang seratus ribu di lantai depan kamar saya, dia langsung bertanya sama saya. Dia juga memberikan uang itu ke saya. Kalau orang lain kan bisa saja itu uang di kantongin.''
''Wah wanita yang menarik,'' Kenzo tampak menarik sudut bibirnya, sehingga memperlihatkan senyumannya.
''Tuan tertarik sama Mala?''
''Ah tidak, bibi bicara apa sih. Saya ini masih mencintai mantan istri saya.''
Setelah selesai berbicara dengan majikannya, Bi Sri kembali ke belakang.
Terlihat Nirmala yang sedang menyapu di halaman depan. Dia sedikit mengusap keningnya yang berkeringat. Karena halaman itu cukup luas, dan dia sedikit kelelahan. Dari atas balkon, Kenzo memperhatikannya.
Ika yang habis membuang sampah di depan, tak sengaja menatap ke arah balkon. Terlihat jika majikannya sedang menatap ke bawah. Ika langsung menatap ke arah pandang majiknnya, yang ternyata sedang memperhatikan Nirmala yang sedang menyapu.
'Awas saja anak baru, beraninya tebar pesona di areaku,' Ika merasa tersaingi semenjak kehadiran Nirmala di rumah itu.