NovelToon NovelToon
Menjadi Istri Ketiga Juragan

Menjadi Istri Ketiga Juragan

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:6.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Henny

ini memang cerita poligami namun bukan cerita istri yang tertindas karena menjadi yang ketiga. Melainkan kisah gadis tomboy yang cerdas, pintar dan membuat dia survive dalam kehidupannya.

Naura Kiana tak pernah menduga kalau kehidupan akan membawanya pada sesuatu yang tak ia sukai. Setelah kakeknya bangkrut dan sakit-sakitan, Naura diminta untuk menikah dengan seorang pria yang sama sekali tak dikenalnya. Bukan hanya itu saja, Naura bahkan menjadi istri ketiga dari pria itu. Naura sudah membayangkan bahwa pria itu adalah seorang tua bangka mesum yang tidak pernah puas dengan dua istrinya.
Naura ingin melarikan diri, apalagi saat tahu kalau ia akan tinggal di desa setelah menikah. Bagaimana Naura menjalani pernikahannya? Apalagi dengan kedua istri suaminya yang ingin selalu menyingkirkannya? Bagaimana perasaan Naura ketika pria yang sejak dulu disukainya akhirnya menyatakan cinta padanya justru disaat ia sudah menikah?
Ini kisah poligami yang lucu dan jauh dari kesan istri tertindas yang lemah. Yuk nyimak!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Henny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Malam Yang Menggelisahkan

Naura turun makan malam saat yang lain sudah duduk di depan meja makan.

"Bunda, ayo duduk di sebelah ku!" Ajak Lisa.

Naura mengangguk. Ia duduk di sebelah Lisa. Sedangkan Regina dan Indira, duduk di sisi yang lain.

Wisnu langsung memimpin doa setelah itu mereka pun makan bersama.

"Mas, besok ada waktu nggak? Lisa ingin jalan-jalan ke perkampungan. Sekalian aja mau melihat proyek jalan lingkarnya." ujar Regina.

"Boleh. Besok selesai sarapan rencananya aku mau ke ladang setelah itu meninjau proyek jalan."

Lisa tersenyum senang. "Terima kasih ayah."

Wisnu menatap Lisa dengan penuh sayang. "Makan yang banyak ya? Setelah ini ayah akan menemanimu menonton TV."

"Baik, ayah."

Naura diam melihat interaksi antara Wisnu, Regina dan Lisa. Indira pun sesekali berbicara untuk menanggapi apa yang Regina atau Wisnu bicarakan.

"Bunda Naura, kenapa diam saja?" Lisa menatap Naura.

"Karena kalau makan sebenarnya kita nggak boleh banyak bicara nanti tersedak." Ujar Naura. Sebenarnya ia mau menyindir Regina namun perempuan itu terlihat biasa saja.

"oh....!" Lisa mengangguk.

Naura pun menyelesaikan makannya. Ia berdiri. "Aku sudah selesai."

Wisnu hanya menatapnya seolah meminta agar istrinya itu tak boleh pergi. Namun si keras kepala kembali menunjukkan sikap pemberontakannya. Ia pergi meninggalkan meja makan sambil membawa piring makanannya sendiri.

"Nyonya, biar aku saja yang bersihkan." Saima langsung mengambil piring yang di bawa oleh Naura. Perempuan itu hanya tersenyum. Ia kemudian memandang bi Aisa.

"Bibi, aku duluan ke villa ya?" pamitnya. Ia memilih keluar dari pintu belakang. Naura memang malas jika harus berbasa-basi dengan mereka yang masih ada di depan. Langkah kakinya ringan menuruni tangga. Sebelum ia masuk ke dalam villa, ia memperhatikan sekeliling villa. Wisnu sudah memasang pagar pembatas yang membuat orang tak bisa masuk sembarangan dari arah danau. Dalam perencanaan, Wisnu akan membuat dermaga sehingga semua perahunya dapat di atur di depan dermaga. Hanya dalam beberapa minggu saja tempat ini sudah banyak perubahan. Naura merasa aman karena itu ia masuk dengan senyum di bibirnya.

Tadi siang, Naura telah meletakan beberapa tangkai bunga yang dipetiknya dari kaki bukit. Ruangan menjadi harum saat ia memasukinya.

Saat ia duduk di ruang tengah dan hendak menyalahkan TV, ponselnya tiba-tiba saja berbunyi.

"Jeslin.....!" seru Naura senang karena melihat siapa yang menghubunginya.

"Begitu ya....asyik bulan madu sampai lupa menghubungi gue."

"Bulan madu apaan?"

"Memangnya elo nggak pergi bulan madu kemana gitu? Suami loe kan orang kaya."

"Gue di bawa ke desa yang sunyi dan membosankan. Nggak ada mall, bioskop apalagi diskotik. Setiap malam hanya mendengar suara jangkrik."

Jeslin tertawa sangat keras. "Apa mungkin ini karma karena loe sering melawan perintah kakek Zumi dan selalu ke diskotik?"

"Loe senang dengan penderitaan gue ya."

"Nggak kok. Eh, tapi ngomong-ngomong gimana dengan sang juragan? Loe kan yang lalu ngomong kalau sedang datang bulan. Nah sekarang gimana? Sudah merasakan malam pertama belum?"

"........"

"Naura, jawab dong. Kok diam sih?"

"Su....sudah."

"Wah....wah...., enak kan? Pasti si juragan perkasa kan? Kelihatan kok dari penampilannya. Cie...cie....pasti loe ketagihan dan bakalan bucin sama juragan."

"Biasa aja." Kata Naura sok cuek. Ia tahu kalau sahabatnya itu sudah tak perawan. Yuda adalah lelaki yang sudah merebut kegadisannya.

"Biasa saja? Loe pasti bohong kan? Memangnya juragan nggak romantis."

"Dia dingin."

"Saat di ranjang juga? Nggak percaya gue."

"Jeslin, berhentilah membicarakan dia. Kapan kita akan mulai kuliah?"

"Dua minggu lagi. Namun kemarin sudah dibuka pembayaran untuk semester baru. Loe masih diijinkan kuliah?"

"Iyalah. Tinggal sedikit lagi dan gue akan selesai. Mudah-mudahan juragan mengijinkan gue kuliah."

"Sayang......!"

Terdengar suara Yuda. "Ada Yuda ya?"

"Iya. kami sedang makan malam di tempat favorit kita. Soalnya aku kangen dengan kamu. Satria juga ada di sini." Jeslin memelankan suaranya.

"Dia menanyakan gue nggak?" Tanya Naura penuh harap.

"Tentu saja. Gue bilang kalau loe sedang ke Singapura menemani kakek Zumi berobat. Dia juga bilang kalau IG kamu sudah nggak pernah memposting sesuatu. Kelihatan sih kalau dia kangen dengan kamu."

"Gue harus mengubur mimpi gue untuk bersamanya. Gue sudah jadi bini orang."

"Ya sudah. Gue tutup dulu ya. Kalau loe diijinkan ke kota, telepon gue ya?"

"Ok, bye..." Naura meletakan ponselnya di atas meja. Ia dapat membayangkan betapa ramainya mereka di sana. Pasti setelah makan mereka akan ke diskotik.

Naura mengambil remote TV dan mencoba membuang bayangan wajah Satria yang mengusik hatinya. Untunglah tak lama kemudian bi Aisa datang sambil membawakan buah-buahan.

"Juragan mencari nona tadi. Saat bibi bilang kalau nona sudah ke villa, juragan agak kesal. Memangnya nona nggak pamit?"

"Nggak."

"Harus pamitlah, non. Suami kan harus tahu kalau kita ada di mana."

Naura menatap Aisa. "Nggak pengaruh kan, bi. Di sana juga ada dua istrinya. Aku malas harus bercanda ria dengan mereka."

"Maaf non kalau bibi lancang. Memangnya non nggak suka dengan juragan?"

"Kakek menjodohkan kami, bi. Aku justru melihat juragan di hari pernikahan kami. Aku sebenarnya nggak mau menjadi istri ketiga. Bahkan kalau mau ikut yang sebenarnya aku adalah istri keempat. Aku masih mau kuliah, kerja dan menikmati hidupku. Tapi lihatlah, aku justru terkurung di sini. Sunyi, sepi dan nggak ada hiburan sama sekali."

Aisa tersenyum. "Bibi mengerti dengan apa yang non rasakan. Bibi jadi ingat dengan nyonya. Pertama juga datang ke sini ia selalu menangis. Nggak mau tinggal di sini. Namun Alhamdulillah, setelah beberapa lama, nyonya akhirnya beta juga."

Naura tersenyum kecut. "Hidup sebenarnya nggak adil sama aku, bi."

"Juragan orangnya baik, non. Semenjak ia menggantikan orang tuanya, juragan banyak memperhatikan kehidupan penduduk yang ada. Banyak orang menghormati juragan di sini bahkan menginginkan juragan untuk menjadi kepala desa berikutnya."

Naura tertawa mendengar nya. "Kepala desa dengan tiga istri? Terus yang akan menjadi ketua penggerakan PKK nya siapa? Ah, bi. Aku jadi mengantuk." Naura memang merasa badannya agak lelah. Mungkin karena aktivitas mereka tadi sore. Juragan memang menguras tenaganya dengan meminta dua ronde dalam bercinta. Dan anehnya, walaupun Naura mati-matian menolak, dia akhirnya pasrah saja. Bahkan menikmatinya. Karena itu Naura sudah berjanji pada dirinya sendiri, kalau ia tak mau dekat-dekat dengan si juragan. Bahaya!

********

Lisa nampak tenang dalam tidurnya. Wisnu mencium pipi Lisa yang tembem itu sambil tersenyum.

Lisa tertidur di kamar Regina. Pada hal ia punya kamar sendiri di samping kamar Regina. Namun tadi, karena terlalu lelah bermain, Lisa merasa mengantuk dan tak mau pindah kamar.

Regina keluar dari kamar mandi. Ia sudah mengenakan gaun tidur berwarna hitam. Kulitnya yang putih mulus nampak bersinar diantara gaun hitamnya itu. Gaun tidur yang transparan dan Wisnu dapat melihat belahan dada Regina yang tak mengenakan apa-apa lagi dibalik gaun itu.

"Apakah Lisa nggak akan dipindahkan ke kamarnya?"

"Biar saja dia di sini, mas."

"Kalau begitu, aku tidur saja di kamarku."

"Kan mas sudah janji akan tidur dengan Lisa." Regina nampak kecewa. Ia berharap bisa menggoda Wisnu malam ini.

"Iya. Tapi ada kamu kan yang jagain Lisa. Aku akan memeriksa beberapa laporan pabrik yang dikirimkan oleh sekretaris ku. Lagian, malam ini belum giliran mu, kan? Nanti Indira merajuk kalau dia tahu aku tidur di sini." Wisnu langsung meninggalkan kamar membuat Regina semakin kesal. Memang begitulah Wisnu. Dingin dan cuek. Regina sudah tahu bagaimana Wisnu selama ini padanya. Ia harus memendam kekecewaannya dan menunggu dua malam lagi untuk bisa merasakan kehangatan dari Wisnu.

Wisnu yang sudah berada di ruang kerjanya segera membuka laptopnya dan memeriksa laporan keuangan yang dikirimkan oleh sekretarisnya. Selama satu jam Wisnu tenggelam dalam membaca laporan itu. Namun saat malam semakin beranjak dingin, konsentrasi Wisnu mulai terganggu dengan bayang-bayang Naura. Ia mengingat kembali kegiatan panas mereka sore tadi. Naura yang awalnya menolak, namun dengan cepat mampu dikuasai oleh Wisnu. Lelaki itu tahu, kalau Naura memiliki gairah yang besar kepadanya. Kulit istrinya itu begitu sensitif setiap kali Wisnu menyentuhnya. Dan Wisnu pun menyadari kalau dia juga memiliki gairah yang sama besarnya bahkan mungkin lebih besar terhadap istri ketiganya itu.

Aku bahkan sudah menginginkan Naura sekarang. Ah, mengapa sulit mengontrol diriku? Apa yang membuat aku selaku mengingkan dia terus? Saat dengan Dina pun aku tak seperti ini.

Wisnu mencoba konsentrasi lagi dengan laporan itu tapi ia tak bisa. Entah mengapa hati kecilnya mendorong dia untuk pergi dan memeluk Naura. Wisnu langsung menutup laptopnya, ia mematikan lampu ruang kerjanya dan menutup pintu ruangan itu perlahan. Ruang tamu sudah sepi karena memang ini sudah hampir tengah malam. Wisnu memilih ke kamarnya yang ada di lantai dua. Ia segera ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok giginya. Setelah itu Wisnu keluar, mengganti celana jeansnya dengan celana kain rumahan dan menggunakan kaos lengan panjang. Udara malam ini memang dingin.

Saat Wisnu membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Ia justru semakin mengingat Naura. Apalagi bantal yang dipakainya untuk membaringkan kepalanya adalah bantal yang biasa digunakan Naura. Harum rambut gadis itu seakan tertinggal di sini.

Wisnu bangun lagi. Ia mengusap wajahnya kasar. Keinginan nya semakin kuat untuk pergi ke villa. Aku tak boleh seperti ini. Giliran Naura sudah selesai. Jika aku ke kamarnya, ini tak adil untuk Regina dan Indira.

Namun semua rasa adil dan tak adil itu dikalahkan oleh keinginan hatinya yang kuat. Wisnu kini sudah melangkah ke luar kamar. Secara perlahan ia menuruni tangga tanpa menimbulkan suara. Ia membuka kembali pintu ruang kerjanya, mengambil kunci cadangan villa yang disimpannya di sana, lalu ia pun berjalan keluar rumah menuju ke villa.

Naura sudah terlelap dalam mimpi saat Wisnu memasuki kamar itu. Entah mengapa hatinya menjadi senang saat melihat Naura di sana. Perlahan Wisnu ikut naik ke atas tempat tidur. Ia membaringkan tubuhnya di dekat Naura, kemudian mencium pipi istrinya itu dan memeluknya erat.

Dalam tidurnya Naura merasakan kehangatan pelukan itu. Ia semakin merapatkan tubuhnya pada Wisnu. Wajah mereka menjadi semakin dekat membuat Wisnu akhirnya tak tahan dan segera mencium bibir tipis yang sudah dirindukannya itu.

********

Apakah Naura akan terbangun?

Apa yang akan terjadi selanjutnya?

Terus dukung emak ya...

1
N Wage
jangan banyak2 segi cintanya thor...pusing ntar.
Sastri Dalila
👍👍👍
bunda DF 💞
bagus banget ceritanya,, alurnya ngalir kereen Thor
pipi gemoy
👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼🙏🏼
N Wage
no komen...pokoke bagus /Good//Heart/
pipi gemoy
ternyata diriku duluan baca lapak anak para juragan😂👻
baru lapak emak n bapaknya
pipi gemoy
👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼☕🙏🏼
pipi gemoy
congrats Satria 👏🏼🌹
pipi gemoy
satria n Yuda 🥀
pipi gemoy
yey gading akhirnya laku 👻✌🏼
pipi gemoy
😂😂😂😂😂😂😂😂
Hari Saktiawan
lope lope lope sekebon bunga /Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Wilt//Wilt//Wilt//Wilt//Wilt//Wilt//Wilt//Wilt/
pipi gemoy
hobinya sama dengan Naura 🤔🤔
pipi gemoy
hadir Thor ☝🏼🙏🏼
Nur Liana
wisnu apa gak cape ya🤭🤭
Nur Liana
naur kebanyakan drama.....ingat dong pesan kakek dosa loh nanti...
Julia Juliawati
mampir
Ray Aza
kalo aq blg bkn di dunia nyata sih thor... sinetron n novel konflik sll spti ini. kl di real life cewe dgn karakter spti naura sdh dikerjain sampe 4x dan tau pelakunya ga mgkn diem aja kek dia tnp usaha apa2 buat nglindungi diri. secuek2nya dia n semandiri2nya dia ga bakal mau msk perangkap sampe 5x. ceroboh iya sok kuat juga tp dia ga akan sebodoh itu msk perangkap berulang2. tp karena ini cerita kamu, jadi bebas2 aja sih mau dibawa kemana alurnya. krn temanya mmg poligami (aq termsk yg anti) dr awal baca tdk terlalu berekspektasi tinggi jd dibawa slow aja bacanya. hehehehee... lmyn menghibur kok
Enny Olivia: terima kasih ya sudah membacanya walaupun tak suka dengan tema ceritanya
total 1 replies
Mirabel
satria kurang gercep sih jadi orang .nyesel kan jadinya
Mirabel
pusing juga sih punya istri sampe tiga .bagaimana kondisi zakarnya ya kalau tiap MLM di pake 🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!