Aletta seorang gadis cantik primadona SMANSA dan periang yang berusia 18 tahun masih duduk di sekolah SMA kelas 3 terpaksa menikah paksa karena wasiat dari almarhum sang ayah.
ia menikah dengan pria tampan nan dingin bernama Lucien Bryan yang berusia 25 tahun. seorang kapten pilot yang ber kharisma dan sudah memiliki kekasih.
bagaimana kisah kehidupan rumah tangga aletta. yuk simak ceritanya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom beauty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
nasehat sang ibu.
siang ini hujan turun tipis-tipis dari langit, membasahi pekarangan rumah bu mimi.
ia menatap sendu kerumah yang selama ini jadi tempat ternyaman nya. ya... rumah nya sedari kecil saat bersama sang ayah dan ibu yang penuh kasih.
Aletta pun memberanikan diri, melangkahkan kaki mungilnya menuju pintu utama dengan gamang. ia mengangkat tangannya.
tok
tok
tok
letta mengetuk pintu dengan wajah lesu.
"assalamualaikum, bu. " letta sudah berdiri didepan pintu bu mimi. ya... ternyata ia melajukan kuda besinya menuju rumah orangtuanya.
"waalaikumsalam, " sahut bu mimi dari dalam. kemudian membuka pintu.
cek lek...
"lho...letta..., " bu mimi celingak-celinguk ke sekitar. tatapannya sedikit bingung.
"letta sendiri bu, " jawabnya cepat yang paham maksud dari gestur tubuh ibunya. mungkin sang ibu mencari suaminya, pikirnya.
"kenapa sendiri nak? kamu baik-baik saja? " tanya bu mimi dengan wajah cemas.
letta yang lagi sedih langsung menghambur ke pelukan sang ibu. mendekapnya erat. ia menyalurkan segala resah hatinya dalam pelukan sang ibu yang membuatnya nyaman.
bu mimi mengelus lembut punggung letta, " anak ibu kenapa? ayo masuk yuk. masa kita berdiri terus diluar, " ujar bu mimi yang sudah melerai pelukannya.
"he'um, " diangguki oleh letta. mereka berjalan masuk kedalam rumah.
diruang tamu, bu mimi dan letta terdiam sejenak. bu mimi berusaha memahami isi hati anaknya melalui sorot matanya yang redup.
bu mimi membuka suara, "letta... suami kamu kemana? kenapa pulang sendiri? kalian baik-baik saja, bukan? " tanya bu mimi dengan nada lembut. tapi sorot matanya menunjukkan kekhawatiran.
"suami letta lagi kerja bu. kami juga baik-baik saja kok. ibu gak usah khawatir sama letta, " sahutnya berbohong dengan senyuman palsu menutupi rasa galau hatinya. tak mungkin ia bercerita kalau suaminya ternyata masih menjalin kasih dengan Pacar lamanya. ia tak mau membuat ibunya menjadi kepikiran dan bersedih.
bu mimi yang duduk bersebelahan dengan letta mengelus punggung tangan letta dengan lembut, "letta... jangan bohongi ibu, nak. ibu tau saat kau jujur atau lagi berbohong. "
letta menarik napasnya pelan. menyenderkan tubuhnya di sofa. "beneran gak ada apa-apa bu. letta cuma kangen ibu. "kilahnya sembari meraih secangkir teh yang baru saja dibuat ibu.
bu mimi menggelengkan kepalanya pelan, "kamu masih saja berbohong sama ibu, " sahut bu mimi yang menatap serius wajah letta.
"beneran kok bu. "
bu mimi mengelus punggung kecil letta dengan sayang, "nak... ibu tahu, rumah tangga kalian masih baru. tapi ibu berharap letta bisa menjadi istri yang baik. bisa mengerti suami. berusaha lah lebih lembut, nak. ibu paham kalau suami kamu belum menerima seutuhnya pernikahan kalian. maka yang jadi pion sekarang adalah kamu. jadilah rumah buat suamimu, nak. jadilah salju disaat suamimu kepanasan. jadilah selimut nya dikala ia kedinginan, nak. jadilah istri yang sabar dan memahami suami. letta paham maksud ibu, kan? " bu mimi memberi nasehat dengan lembut.
letta hanya terdiam mendengarkan nasehat sang ibu. sementara batinnya berteriak hebat dengan kelakuan suaminya yang membuatnya emosi.
'keenakan dong dianya, bu' batinnya.
'gak ibu gak mama sonya, sama saja. semua menuntutku menjadi istri yang baik. bukan menceramahi suamiku yang dajjal itu'
'dia semaunya berbuat suka hati dan membawa kekasihnya. sementara aku harus dituntut sabar. masih waras saja udah sukur' batin letta menggerutu.
bu mimi menatap lekat wajah letta yang berekspresi berubah-ubah,"letta...., jangan menggerutu dalam hati, " tegur bu mimi.
"kok ibu tahu? " tanya letta.
"dari ekspresi wajah kamu terlihat jelas. "
"iyakah!? " ucap letta.
"ya sudah istirahat sana. kamu pasti capek, kan? tapi jangan lupa nanti malam balik ke rumah suamimu. ibu gak mau ikut campur rumah tangga kamu. kalau ada masalah coba dibicarakan dengan baik-baik. "
"iya, bu. " letta yang malas mendengarkan ceramah mama mimi pun beranjak dari sofa.
"bu.. letta ke kamar dulu, " pamitnya.
bu mimi menggangguki ucapan letta kemudian ia melanjutkan pekerjaan nya dibelakang yang sempat tertunda.
***
saat ini letta sedang berbaring di ranjang nya. ia merasa frustasi dengan rumah tangganya.
"kenapa sih semua nya menuntut aku yang harus bersabar. aku harus lembut. gak bisa apa dia yang di ceramahin juga. jangan cuma sebelah saja, " omelnya seraya menatap langit-langit kamar.
"menjengkelkan!! "
"apalagi dengan perjanjian konyol itu. membuatku rasanya ingin mencakar wajahnya yang sok kegantengan itu, walaupun emang ganteng sih, " letta mencurahkan unek-unek nya dikamar seorang diri. kalau ada yang mengintip dan tidak tahu, mungkin saja orang mengira letta perempuan yang kurang waras.
"aduh..... letta.... letta. malang bener nasib mu, pergi pun suami tak mencari, " ujarnya mengasihani dirinya sendiri.
dan dikamar inilah dia selalu mengeluarkan isi hatinya. berbicara sendiri, mengomel tak jelas.
karena bosan, letta pun mengeluarkan benda pipih dari saku celananya. memencet nomor sahabatnya untuk menyalurkan kekesalannya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...