Manisnya Pembalasanku

sampai hampir pukul sepuluh malam, baru lah dia pulang ke kompleks perumahannya.

setelah memarkir mobil dia masuk ke dalam lift, lalu menekan tombol menuju tempat tinggalnya.

kemudian, dia menerima menerima pesan whatsapp dari bastian. " istirahatlah, kita ketemu lagi besok. "

Pada saat itu pintu lift terbuka.

Dia keluar dari lift, sambil menunduk dan membalas pesan." oke, selamat malam. "

Tidak di sangka, ketika mengangkat kepala dan berjalan menuju pintu rumahnya, dia melihat seorang pria bersandar di samping pintu.pria itu seperti sesosok malaikat maut, menatapnya dengan tatapan dingin yang tajam..

Julia agak terkejut, tetapi hatinya tetap tenang..

Dia menghampiri pria itu, ddan kemudian menyindirnya." pak revan, sangat merindukan ku, ya. kita baru saja bertemu tiga hari lalu, sekarang sudah nggak sabar ingin bertemu denganku."

".. " pria itu tidak mengatakan sepatah katapun, tetapi ekspresi tenang pria itu terasa mengancam dan misterius.

Julia mendorong tubuh pria itu sambil berkata. "hei, geser dikit, aku mau membuka pintu."

dia dengan tenang menempelkan sidik jarinya dan membuka pintu,lalu memberikan kode akses sementara untuk tamu kepada pria itu. sambil mendengus dia berkata dan tertawa." mulai sekarang kamu bisa masuk rumahku kapan saja, kamu tinggal tunggu aku di ranjang lebih dulu, biar kamu nggak perlu kendinginan menunggu di luar pintu."

Pria itu sebenarnya ingin bersabar beberapa menit lagi.

Namun, hanya dengan nada bicara yang tenang saja, julia selalu bisa memancing emosi nya dengan cepat.

pria itu langsung mencengkram dagu nya dengan keras, mengimpitnya ke pintu, menatap dengan sorot mata yang gelap dan mengintimidasi.

" julia, aku sudah berapa kali memperingatkan mj untuk tidak menganggu bastian, kenapa kamu masih melawan perintah ku, apa yang sebenarnya kamu inginkan, kamu sengaja memancing emosiku."

Pria itu mengingat kembali saat julia muncul di restoran bersama bastian tadi malam, lalu memamerkan kemesraan di depan matanya, di tambah lagi gadis itu memakai kaos ketat yang menonjolkan dadanya, bermain bulu tangkis sambil melompat lompat bersama bastian selama dua jam.

Pada saat itu, tatapan pria itu begitu ganas. ada ketakutan jika emosi menguasai dirinya, dia ingin membunuh gadis ini saat ini juga.

".. "

ketika melihat kemarahan pria itu, julia bahkan tidak mengedipkan mata sedikit pun.

Bibir indah nya menyunggingkan senyuman sinis yang tidak takut pada ancaman apapun.

" pak revan, kamu membuatku kesakitan. "

Dia menatap pria itu dengan lembut dan penuh perasaan, dengan nada manja dia berkata."bisa nggak kamu tenang dulu aku dan dia nggak ada hubungan apa apa sebenarnya, kamu salah paham. "

begitu mendengar ucapan julia yang tidak terduga, emosi revan seketika mereda, dan genggamannya pun mengendur.

Julia menepuk pipinya, dan kemudian berkata dengan lembut, tetapi genit." jangan khawatir, aku bahkan nggak pernah menyentuhnya.kami hanya berteman, jangan marah, ya.. "

Sambil berbicara, julia tiba tiba berjinjit dan secara sukarela mencium bibirnya..

Awalnya revan geram, dan ingin mendorong julia. namun, di bawah serangan ciuman paksa yang intens dan tanpa jeda dari gadis itu, di tambah dengan desakan amarah dan hasrat, pria itu tiba tiba menjadi agresif, pria itu menarik rambutnya hingga wajah gadis itu menengadah lalu membalas ciuman itu dengan liar. Seolah ingin menujukkan siapa yang lebih kuat, sampai sampai gadis itu nyaris kehabisan napas.

Mereka berpindah dari ruang tamu ke kamar tidur. Sambil terus berciuman dan menanggalkan pakaian satu sama lain, tenggelam dalam. kemesraan tanpa merasa canggung sama sekali..