Mengisahkan tentang Alvero Bramasta CEO sombong yang dikutuk oleh Dewa Agung karena sikapnya yang arogan. Kutukannya itu menyebabkan kehidupannya yang normal seketika berubah drastis. Ia tiba-tiba memiliki kekuatan mata batin yang dapat melihat mahluk tak kasat mata.
Vero lalu di pertemukan dengan Kayla Angelica salah satu pegawai baru di perusahaannya yang juga memiliki kekuatan mata batin yang dapat membantunya mengatasi rasa takutnya.
Kebersamaan mereka pun akhirnya menumbuhkan cinta, namun perjalanan cinta mereka memiliki banyak rintangan dan mereka juga dihadapi oleh kehadiran roh jahat yang mengganggu ketentraman dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arie Cybermon Susy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengacara misterius Robby
Waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore, Kayla yang telah selesai dengan urusannya di mall telah kembali sedari tadi dan tengah menyusun laporan di ruangannya.
Sebelum jam pulang ia pun telah menyelesaikan laporannya itu lalu menyerahkannya kepada Vero di ruangannya.
Saat ia hampir tiba di ruangan Vero,, ia menghentikan langkahnya seketika begitu melihat pak Herman yang baru saja keluar dari ruangan atasannya itu. "Itu kan pak Herman pemilik tanah sebelumnya,, kalau dia sudah pulang apa mungkin masalah hak milik tanah itu sudah kelar,,?" batinnya yang lalu melanjutkan kembali langkah kakinya.
Tok,,tok,,tok,,
Kayla mengetuk pintu ruangan itu lalu membukanya begitu mendengar suara atasannya yang memerintahkannya untuk masuk ke dalam ruangan tersebut.
"Pak ini hasil laporan dari acara pembukaan mall hari ini,," ucap Kayla sembari meletakkan sebuah map hitam berisikan laporan tadi ke atas meja kerja Vero.
Vero pun lalu mengecek hasil laporan yang dibuat oleh asistennya tadi kemudian membubuhkan tanda tangannya pada laporan tersebut.
"Bagus laporan mu semakin hari semakin baik,, aku tidak perlu meminta mu untuk merevisinya kali ini,," puji Vero yang puas dengan hasil pekerjaan asistennya itu hari ini.
"Terimakasih pak ini juga berkat ajaran bapak yang memberitahukan aku dimana letak kesalahanku selama ini sehingga aku tahu apa yang harus aku perbaiki." balas Kayla merendah.
Vero lalu memperhatikan waktu pada jam tangannya "Sekarang sudah hampir waktunya pulang,, apa setelah ini kamu ada acara atau kesibukan lainnya,,?" tanya Vero sembari merapikan tumpukan dokumen yang berantakan di atas meja kerjanya.
"Nggak ada pak,, emang kenapa,,?" tanya balik wanita cantik itu.
"Aku ingin kamu menemaniku ke kantor polisi setelah ini untuk mengurus permasalahan Daddy ku,, tadinya Fandi yang akan menemaniku namun aku memiliki tugas lain untuknya. Kamu tenang saja aku akan memberikanmu uang lembur nanti,, gimana apa kamu mau,,?"
Tanpa pikir panjang Kayla langsung menganggukkan kepalanya mengiyakan permintaan atasannya itu.
"Iya pak aku mau,, kebetulan aku juga tidak ada janji atau kegiatan apapun sepulang kerja nanti."
"Baiklah kalau begitu 15 menit lagi kita berangkat,, Tapi ada yang harus aku persiapkan sebelumnya mungkin agak telat jadi kamu bisa tunggu aku di mobil,," Vero memberikan kunci mobilnya pada asisten pribadinya itu. Walaupun asistennya itu tidak bisa mengemudikan mobil namun bila hanya untuk membuka pintu mobil yang terkunci tentu saja dia bisa.
"Baik pak,," Kayla menundukkan kepalanya sekilas lalu pergi meninggalkan ruangan itu.
Sepeninggal Kayla Vero pun lalu menyiapkan beberapa berkas dan laporan keuangan dari rekening Daddy nya. Ia mencoba mengumpulkan beberapa bukti untuk membuktikan bahwa Robby Daddy nya itu tidaklah bersalah.
Cukup lama ia berkutat dengan komputernya hingga tak sadar 15 menit telah lama berlalu.
"Ya ampun Kayla pasti telah menunggu ku sedari tadi. Sebaiknya aku harus bergegas agar dia tidak menunggu lebih lama lagi." gumam Vero yang lalu mengumpulkan berkas-berkas tersebut dan menempatkannya menjadi satu ke dalam sebuah map.
Ia pun lalu bergegas pergi menuju parkiran. Dilihatnya Kayla yang kini tengah duduk di sebelah bangku kemudi dengan kaca mobilnya yang setengah diturunkan.
Vero pun lalu membuka pintu mobil di bagian kursi kemudi dan berkata "Sorry ya Kay kamu menunggu lama,,"
Wanita cantik itu menggelengkan kepalanya "Nggak apa-apa kok pak,, oiya ini tadi aku membelikan bapak es americano,, awalnya aku ingin membelikan yang hangat tapi takutnya bapak turunnya lama dan takut kopinya tak hangat lagi jadi aku membelikan yang dingin saja." ucap Kayla sembari memberikan segelas cup kopi es americano pada atasannya itu.
"Makasih ya,, kebetulan aku juga lagi ingin minum minuman dingin,," Vero pun lalu meminum es americano pemberian Kayla tadi.
"Baiklah ayo kita jalan sekarang,," Vero meletakkan minumannya yang belum habis diminumnya tadi di sebelah tempat duduknya dan lalu mulai melajukan mobilnya.
Setelah menempuh perjalanan selama 30 menit mereka berdua pun akhirnya tiba di sebuah kantor polisi yang merupakan kantor polisi pusat negara itu.
"Kamu bawa berkas-berkas ini dulu, nanti aku akan berbicara terlebih dahulu dengan mereka setelah aku memberikan kode barulah kamu berikan berkas-berkas ini pada mereka,, mengerti,,?" tanya Vero memastikan lalu dibalas anggukan kepala oleh asistennya itu.
Mereka pun lalu keluar dari mobil dan kemudian melangkah masuk ke dalam kantor polisi.
"Maaf pak apa ada yang bisa saya bantu,,?" tanya salah seorang petugas polisi yang bertugas di bagian pelayanan masyarakat.
"Aku ingin bertemu dengan Robby Bramasta,, aku dengar dia dibawa ke kantor polisi pagi ini karena terlibat kasus korupsi,," jelas Vero.
"Maaf kalau boleh tahu anda ini siapanya,,? Sebab pengacaranya pak Robby tadi sudah datang berkunjung menemuinya." tanya polisi tersebut yang tidak bisa mengijinkan sembarang orang untuk menemui Robby.
"Aku Vero Bramasta putra sulung dari Robby Bramasta,, maaf tadi bapak mengatakan bahwa pengacaranya telah datang menemuinya, kalau boleh tahu siapa nama pengacaranya itu.?" tanya Vero penasaran.
Sebab setahu nya keluarganya hanya memiliki satu pengacara yaitu pak Gunawan. Namun saat ini pak Gunawan tengah melakukan perjalanan dinas ke luar negeri dan akan tiba ditanah air besok siang.
"Kalau tidak salah namanya pak Rangga,, katanya dia adalah pengacara pak Robby dan akan mengurus semua permasalahan pak Robby sampai tuntas." terang polisi tersebut.
Vero menautkan kedua alisnya "pak Rangga,,? Baru kali ini aku mendengar namanya,, setahuku kami tak pernah memiliki pengacara bernama Rangga,, apakah yang menghubungi pengacara itu adalah Daddy ku sendiri,,?" tanya Vero lagi penuh selidik.
"Tidak pak, pak Robby sampai saat ini tidak ada menghubungi siapapun,, bahkan handphonenya pun masih dengan kami. Apa mungkin keluarga pak Robby yang lain yang; telah menghubungi pengacara itu,," balas polisi tersebut menduga-duga.
"Tidak mungkin,, mommy dan adikku tidak mungkin menghubungi pengacara lain selain pak Gunawan,, tapi untuk lebih jelasnya sebaiknya aku menghubungi mereka terlebih dahulu,," gumamnya yang lalu mengambil handphone nya di dalam saku jasnya.
Setelah berbincang dengan adiknya beberapa menit di telpon Vero pun lalu mematikan sambungan telponnya kemudian meletakkan kembali handphone nya ke dalam saku jasnya.
"Kata adikku dia tidak ada menghubungi siapapun kecuali aku,, sedangkan mommy ku saat Daddy ku ditangkap dia langsung tak sadarkan diri dan sekarang tengah terbaring di atas kasur. Jadi bukan mereka yang mengirimkan pengacara itu kesini." terang Vero yang semakin curiga dengan pengacara yang bernama Rangga itu.
"Apa aku boleh berbicara dengan Daddy ku sebentar,,?" Imbuhnya meminta lalu diiyakan oleh petugas polisi tersebut.
Vero pun lalu dibiarkan memasuki sebuah ruangan interogasi sendirian sedangkan Kayla diminta menunggunya di luar ruangan.
"Mau apa kamu datang kemari,,? Apa kamu ingin menertawakan aku,,? Kamu pasti sangat senang melihat aku mendekam di tempat ini bukan,,?" Ucap Robby dengan nada dingin.
"Terserah Daddy mau berpikiran apapun tentangku,, tapi niat ku datang kesini untuk membantu Daddy,, aku tahu Daddy tidak akan mungkin melakukan tindak korupsi,, sebab dari kecil Daddy selalu mengajarkan aku agar aku tidak tergoda dengan uang yang banyak. Daddy juga selalu mengajarkan aku untuk selalu jujur dan terbuka terutama dengan masalah keuangan. Jadi aku yakin tidak mungkin Daddy akan berbuat hal seperti itu,," balas Vero penuh keyakinan.
"Itu dulu,, tapi Daddy yang sekarang tidak seperti Daddy yang dulu lagi,, Daddy sudah tua dan ingin menimbun harta sebanyak-banyaknya untuk anak istri Daddy sebelum Daddy mati. Jadi Daddy akan menghalalkan segala cara agar kalian bisa tetap hidup enak walaupun dengan melakukan korupsi sekalipun,," terang Robby hingga membuat putranya itu terbelalak tak menyangka kalau Daddy nya itu memang telah melakukan korupsi.