Ayunda Nafsha Azia, seorang siswi badung dan merupakan ketua Geng Srikandi.
Ia harus rela melepas status lajang di usia 18 tahun dan terpaksa menikah dengan pria yang paling menyebalkan sedunia baginya, Arjuna Tsaqif. Guru fisika sekaligus wali kelasnya sendiri.
Benci dan cinta melebur jadi satu. Mencipta kisah cinta yang penuh warna.
Kehadiran Ayu di hidup Arjuna mampu membalut luka karena jalinan cinta yang telah lalu dan menyentuhkan bahagia.
Namun rumah tangga mereka tak lepas dari badai ujian. Hingga membuat Ayu dilema.
Tetap mempertahankan hubungan, atau merelakan Arjuna kembali pada mantan kekasihnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuwidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 25 Jerat Dosa
Happy reading
Conal berusaha menghempas keraguan dan rasa takut yang bersarang di ruang pikir.
Ia terdorong untuk menjelaskan semua yang dilakukannya di apartemen bersama seorang wanita dewasa dan menceritakan kisah hidupnya yang kelam hingga memaksanya terjun ke lembah dosa.
"Malam itu, sepulang dari Sunset Cafe ... saya pergi ke Apartemen 'Indah' untuk memenuhi panggilan Tante Meri. Seperti malam-malam sebelumnya, saya berusaha memanjakannya. Meski tanpa saya jelaskan, Pak Juna pasti paham apa yang saya lakukan bersamanya."
Conal menjeda sejenak ucapannya, lalu meraup udara dalam-dalam. Mengusir rasa sesak yang hadir memenuhi rongga dada.
"Saya melakukan itu karena terpaksa, demi memperoleh uang jasa dari Tante Meri --"
Arjuna menyimak pengakuan yang diutarakan oleh Conal, tanpa mengalihkan sedikit pun perhatian.
"Sejak perusahaan papa bangkrut, saya harus berjuang mencari uang demi Dilan--adik angkat saya."
"Papa dan Mama hijrah ke Kalimantan. Katanya, mereka akan berjuang membuka usaha di sana. Tetapi sampai detik ini, mereka belum pernah memberi kabar. Bahkan, papa dan mama juga nggak memberi tau di mana mereka tinggal."
"Adik angkat saya menderita penyakit gagal ginjal. Dua Minggu sekali, dia harus cuci darah. Dan dalam waktu dekat ini, dia harus menjalani operasi transplatasi ginjal."
"Kamu sudah menemukan orang yang bersedia mendonorkan ginjalnya?" Arjuna menyela.
Conal menanggapi pertanyaan Arjuna dengan mengangguk pelan. "Sudah, Pak. Dia, ibu kandung Dilan --"
"Karena keadaan ekonominya yang teramat sulit, ibu kandung Dilan nggak bisa membantu biaya pengobatan Dilan. Apalagi, menyiapkan dana untuk operasi."
"Nggak ada cara yang bisa saya lakukan, selain memuaskan hawa naf-su Tante Meri."
Helaan napas berat keluar dari indera penciuman Arjuna seiring tatapan yang menyiratkan rasa empati.
"Andai dari dulu kamu mau terbuka pada saya atau pada teman-temanmu, kami pasti akan membantu dengan senang hati."
"Saya nggak ingin merepotkan Pak Juna dan teman-teman."
"Saya tidak merasa direpotkan. Dan saya yakin, teman-teman mu pun pasti sama."
Conal menunduk dalam. Bibirnya serasa kelu untuk membalas ucapan Arjuna.
"Berapa Tante Meri membayar mu?" Arjuna memecah hening yang sejenak tercipta.
"Satu setengah juta, setiap kali saya me-muaskannya."
"Apa uang yang kamu terima itu cukup untuk membiayai pengobatan Dilan?"
Conal menggeleng lemah dan masih setia menundukkan kepala.
"Uang sejumlah itu, hanya cukup untuk memenuhi biaya cuci darah satu kali, Pak."
Arjuna kembali menghela napas dan sejenak berpikir. Ia berniat untuk melepaskan Conal dari jerat dosa dan membantu meringankan beban hidupnya.
"Begini saja, kamu berhenti dari pekerjaanmu. Insya Allah, saya akan membantu dengan membuatkan link 'open donasi' untuk Dilan. Saya juga akan menggalang dana bersama rekan guru dan semua siswa Jaya Bangsa."
Titik-titik air mulai menganak di kedua sudut mata bersamaan rasa haru yang memenuhi relung jiwa.
"Bagaimana? Kamu bersedia 'kan berhenti dari pekerjaanmu?"
"Iya, Pak. Saya bersedia." Conal mengangguk mantap dan tak kuasa menahan air bening yang dengan lancangnya jatuh membasahi pipi.
Tak ada ungkapan rasa terima kasih yang mampu ia tuturkan dengan kata. Hanya genangan air mata dan pelukan erat yang mewakili segenap rasa.
"Mulai sekarang, benahi hidupmu. Biasakan terbuka dan jangan memikul beban hidupmu seorang diri."
"Sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan. Bersabarlah dan bersandar lah pada Tuhan Yang Maha Rahman," tutur Arjuna sambil menepuk pelan punggung Conal, seraya mentransfer energi positif dan memberinya motivasi.
🍁🍁🍁
Bersambung
Apa dia masih sempat bobok siang dgn tugas sebanyak itu.
Mas Win juga CEO..ya kali cuma suamimu aja
Dia tetap Deng Weiku.
Di tik tok aku udah banyak saingan. masa di sini juga
Ayu udah gak perawan.
Dan dia perawani oleh gurunya sendiri...😁😁
mandi berdua juga harusnya.
khilaf lagi ntar. Fix gak ke sekolah mereka hari ini