Joi, siswa SMA kelas 2 yang cuek dan pendiam, memiliki kemampuan indigo sejak kecil. Kemampuannya melihat hantu membuatnya terbiasa dengan dunia gaib, hingga ia bersikap acuh tak acuh terhadap makhluk halus. Namun, pertemuan tak terduga dengan Anya, hantu cantik yang dikejar hantu lain, mengubah kehidupannya. Anya yang ceria dan usil, terus mengikuti Arka meskipun diusir. Pertikaian dan pertengkaran mereka yang sering terjadi, perlahan-lahan mencairkan sikap cuek Joi dan menciptakan ikatan persahabatan yang tak terduga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Joi momo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bayangan di balik senja
Mentari mulai tenggelam, menorehkan warna jingga dan merah pekat di langit. Namun, suasana senja kali ini terasa berbeda, lebih mencekam. Sebuah bayangan hitam mulai menyelimuti rumah Joi, menciptakan aura yang menakutkan. Anya merasakannya, sebuah firasat buruk yang menusuk kalbu. Ia merasakan kehadiran sesuatu yang jahat, sesuatu yang mengancam.
Joi sedang asyik membaca buku di kamarnya, tidak menyadari bahaya yang mengintai. Anya mencoba memperingatkan Joi, namun suaranya tidak terdengar. Ia hanya bisa melihat dari kejauhan, merasakan kepanikan yang semakin membesar. Bayangan hitam itu semakin dekat, menyerbu masuk ke dalam rumah. Udara terasa dingin, menciptakan suasana yang mencekam.
Bayangan hitam itu berbentuk seperti manusia, tetapi dengan aura yang sangat gelap dan menyeramkan. Matanya menyala merah, mengeluarkan sinar yang menusuk. Ia bergerak dengan cepat, mencari keberadaan Joi. Anya mencoba menghalangi, namun kekuatannya tidak sebanding dengan kekuatan bayangan hitam itu. Ia hanya bisa melihat Joi yang semakin terpojok.
Bayangan hitam itu menyerang Joi. Joi mencoba melawan, namun ia tidak mampu. Kekuatan bayangan hitam itu sangat besar, jauh melebihi kekuatan Joi. Joi terluka, tubuhnya terkapar di lantai. Anya berteriak, namun suaranya tetap tidak terdengar. Ia merasa putus asa, tak berdaya. Ia hanya bisa melihat Joi yang semakin lemah.
Bayangan hitam itu mendekati Joi, mengangkat tangannya. Anya tahu, bayangan hitam itu akan membunuh Joi. Ia tidak bisa membiarkan itu terjadi. Ia harus melakukan sesuatu, meskipun ia tahu bahwa kemungkinan berhasil sangat kecil. Dengan sisa kekuatannya, ia mencoba untuk menyerang bayangan hitam itu. Ia menggunakan semua kemampuannya, semua kekuatannya. Ia berjuang dengan sekuat tenaga, untuk melindungi Joi.
Pertempuran antara Anya dan bayangan hitam itu berlangsung sengit dan menegangkan. Anya melawan dengan nekat, tanpa kenal menyerah. Ia menggunakan semua kemampuannya, semua kekuatannya, untuk mengalahkan bayangan hitam itu. Ia tidak mau kehilangan Joi. Ia tidak mau Joi meninggalkannya. Ia tidak mau sendirian. Ia harus melindungi Joi. Ia harus menyelamatkan Joi. Ia harus menang.
Namun, kekuatan bayangan hitam itu terlalu besar. Anya mulai kelelahan, tubuhnya semakin lemah. Ia terluka, tubuhnya berdarah. Namun, ia tetap berjuang, terus berjuang, sampai titik darah penghabisan. Ia tidak akan menyerah. Ia akan terus berjuang, untuk melindungi Joi, untuk menyelamatkan Joi, untuk bersama Joi. Ia akan terus berjuang, meskipun nyawanya menjadi taruhannya.
**
Setelah pingsan, Joi terbangun dengan tubuh yang terasa nyeri. Bayangan hitam itu telah lenyap.
Dan Joi pun berubah bentuk, menjadi mahluk lain.
mahluk yang sebenarnya, itu bukan lah Joi melainkan mahluk bawahan Sang bahu reksa.
Bayangan hitam itu bukanlah musuh, melainkan Sang Bu Reksa yang menyamar untuk menguji kesetiaan Anya kepadanya.
Sang Bu Reksa muncul, menatap bawahan nya dengan tatapan yang sulit diartikan. "Anak ini punya ketulusan yang baik," ujarnya, suaranya bergema, "Kita harus membantunya."
Sang Bu Reksa kemudian memerintahkan semua anak buahnya untuk mencari jasad Anya. Mereka harus menemukan di mana jasad Anya tersimpan, apakah di kota ini atau di kota lain. Di kota lain, sebuah pasukan hantu yang dipimpin oleh seorang prajurit bernama Alexa memperkuat pencarian mereka. Mereka meningkatkan jumlah pasukan, memperluas area pencarian, semuanya demi mempersatukan Anya dengan tubuh aslinya.
Sementara itu, Joi sama sekali tidak mengetahui apa yang sedang terjadi. Ia masih berada di sekolah, berbincang dengan Bella. Ia menasehati Bella untuk tidak mengejarnya lagi. "Aku telah menyimpan perasaan pada seseorang," kata Joi, "Seseorang yang sulit untuk ku gapai, bukan karena aku tidak mencintainya, namun karena keadaan."
Setelah pulang sekolah, Joi dihadang oleh banyak hantu. Mereka menggoda Joi, menakut-nakuti Joi. Namun, Joi tetap tenang, ia hanya menatap mereka dengan dingin. Ternyata, hantu-hantu itu hanya mencegah Joi untuk pulang lebih awal. Mereka ingin memberikan waktu bagi Sang Bu Reksa dan pasukannya untuk menemukan jasad Anya.
karena Joi merasa curiga, ia langsung pulang menggunakan kekuatan teleportasinya. Sesampainya di rumah, ia melihat Anya tergeletak lemah. Joi pun mulai marah, ia mencari sumber penyebab Anya sampai seperti ini. Akhirnya, ia mengetahui bahwa itu adalah ulah Sang Bu Reksa.
Joi dan Sang Bu Reksa pun berselisih paham. Joi marah besar kepada Sang Bu Reksa, menyalahkannya atas apa yang telah terjadi pada Anya. Namun, Sang Bu Reksa hanya tertawa geli. Joi tidak bisa menyerang Sang Bu Reksa karena ia merasa memiliki hutang budi yang besar kepada Sang Bu Reksa. Berulang kali, Sang Bu Reksa telah membantunya. Meskipun marah, Joi merasa terikat oleh rasa terima kasihnya kepada Sang Bu Reksa. Ia terjebak dalam dilema, antara amarah dan rasa terima kasih. Ia merasa frustasi, tak berdaya menghadapi situasi yang rumit ini. Ia ingin sekali melampiaskan amarahnya kepada Sang Bu Reksa, namun ia tidak bisa.